Paralon Bekas Tidak Bermanfaat? Yang bener aja! Menyulap Paralon Bekas Menjadi Biopori untuk Peningkatan Daerah Resapan Air dan Media Kompos Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah

Paralon Bekas Tidak Bermanfaat? Yang bener aja! Menyulap Paralon Bekas Menjadi Biopori untuk Peningkatan Daerah Resapan Air dan Media Kompos Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah

 


wirausahanesia.comLingkungan yang sehat dan berkelanjutan menjadi fokus utama dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bendo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten.  Atas dasar hal tersebut, mahasiswa KKN berkolaborasi dengan masyarakat dalam menerapkan biopori untuk meningkatkan daerah resapan air dan media pembuatan kompos sebagai solusi efektif untuk mengelola sampah organik.

Pemaparan materi dilakukan pada tanggal 21 Januari 2024 di Balai Desa, melibatkan perwakilan RT/RW, perangkat desa, dan pengurus TPS3R. Mahasiswa KKN memberikan informasi mendalam tentang manfaat biopori sebagai sarana peningkatan daya resap tanah, serta metode pembuatan kompos sebagai langkah efektif dalam mengelola sampah organik. Tidak hanya itu, tim mahasiswa KKN juga mengajak masyarakat desa untuk sadar dalam pengelolaan dan pemilahan sampah sedari rumah. 
   

Pemasangan biopori telah dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2024 di Tempat Pengelolaan Sampah 3R (TPS3R). Diawali dengan penjelasan metode pembuatan biopori dilanjutkan dengan tips dan trik pemasangan biopori. Keterlibatan langsung masyarakat dalam pemasangan biopori memberikan pemahaman praktis mengenai implementasi konsep tersebut. 

Acara yang berlangsung 2 hari ini dihadiri oleh perwakilan RT/RW, perangkat desa, dan pengurus TPS3R. Kolaborasi ini memastikan partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat dalam pelaksanaan proyek. Diskusi antara mahasiswa KKN dan peserta acara menciptakan sinergi positif untuk keberlanjutan program ini.

   
Hasil dari kegiatan ini mencakup pemasangan tiga lubang biopori di TPS3R. Lubang-lubang tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya resap tanah, mengurangi genangan air, dan mendukung keberlanjutan lingkungan di sekitar area tersebut. Nantinya lubang biopori tersebut akan diisi dengan sampah organik seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan sebagainya. 

Makhluk hidup di dalam tanah seperti cacing berperan dalam proses pembusukan bahan organik tersebut dan proses pengomposan dapat berjalan. Upaya pembuatan kompos juga memberikan dampak positif terhadap pengelolaan sampah organik. Masyarakat diajak untuk terlibat aktif dalam proses ini, membuka potensi kreatifitas dalam mengelola sumber daya alam yang ada di sekitar mereka.

Proyek Biopori menjadi langkah nyata menuju lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Kedepannya penerapan biopori ini diharapkan dapat dilaksanakan oleh masyarakat di rumah masing-masing. Melalui kolaborasi antara mahasiswa KKN dan masyarakat, harapannya dapat menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa sekitarnya untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan.




Editor:
Achmad Munandar