Mahasiswa KKN Undip Berdayakan Warga Rusunawa dengan Pelatihan Pembuatan Teh Telang

Mahasiswa KKN Undip Berdayakan Warga Rusunawa dengan Pelatihan Pembuatan Teh Telang



wirausahanesia.com - Semarang, 5 Oktober 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro kembali berinovasi. Kali ini, Sari Naomi Esterina Manullang, mahasiswa Kesehatan Masyarakat, menginisiasi pelatihan pembuatan teh telang di Rusunawa Undip. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan warga dan membuka peluang usaha baru.

Pelatihan yang digelar pada hari Kamis (4/10) di corner gedung A Rusunawa Undip ini diikuti oleh warga rusunawa, baik mahasiswa ataupun staff. Naomi, sapaan akrabnya, secara detail memandu peserta mulai dari persiapan bahan hingga proses pembuatan teh telang. Selain praktik pembuatan, peserta juga diberikan pemahaman mengenai kandungan gizi dan manfaat teh telang bagi kesehatan.

"Teh telang kaya akan antioksidan yang baik untuk tubuh. Selain itu, warna biru keunguannya yang cantik memiliki nilai jual. Tanaman telang juga mudah tumbuh di daerah Semarang. Dengan pelatihan ini, saya berharap warga rusunawa bisa memanfaatkan potensi tanaman telang untuk meningkatkan kesehatan dan menjadikan hal ini menjadi peluang usaha," ujar Naomi.





Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan program ini, Mas Didin, pengelola angkringan rusunawa Undip, diberikan tanaman telang. Harapannya, warga rusunawa dapat membudidayakan tanaman telang di sekitar tempat tinggal mereka dan memanfaatkannya untuk membuat teh telang yang nantinya dapat dijual di angkringan Rusunawa Undip.

Bapak Triyono, S.H., M.Kn., selaku dosen pembimbing KKN-T mengapresiasi inisiatif mahasiswa karena Kegiatan positif ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga rusunawa.






Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan warga Rusunawa Undip semakin peduli terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar. Selain itu, budidaya tanaman telang juga dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Tematik TPST UNDIP Berinovasi Membuat POC (Pupuk Organik Cair) dari Sampah Daun Kering

Mahasiswa KKN Tematik TPST UNDIP Berinovasi Membuat POC (Pupuk Organik Cair) dari Sampah Daun Kering




wirausahanesia.comSemarang (12/11/2024) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro Tahun 2024 telah melaksanakan program kerja berjudul BISA POC (Bijak Sampah untuk Pupuk Organik Cair) di UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) UNDIP pada tanggal 20 November 2024. Di tengah semangat keberlanjutan dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah, program kerja ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah daun kering, tetapi juga untuk memberdayakan pengelola sampah melalui pembuatan pupuk organik cair yang ramah lingkungan. 

Saat ini, limbah daun kering masih diolah menjadi produk pupuk kompos saja di TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) Undip. Padahal limbah daun kering memiliki potensi lain untuk di transformasi  menjadi pupuk organik cair. Sehingga dengan adanya penambahan produk ini dapat lebih meminimalisir sampah organik yang dibuang ke TPA dan menambah nilai pemasukan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN-T UNDIP memutuskan untuk memulai program kerja pembuatan pupuk organik cair sebagai langkah awal menuju pengelolaan limbah yang lebih efisien.

Proses pembuatan POC ini pun cukup sederhana, dan untuk peralatan dan bahan yang digunakan juga sangat mudah untuk ditemukan. Adapun peralatan yang dibutuhkan yaitu ember, gelas, pengaduk, dan gunting. Sedangkan untuk bahan yang diperlukan hanya daun kering, EM4, gula, dan 5 liter air. Proses pembuatan POC diawali dengan menggunting daun kering menjadi bagian yang lebih kecil. Kemudian dengan menggunakan ember larutkan 60 mL EM4 (setara dengan 6 tutup botol EM4) dengan 5 L air kemudian aduk hingga tercampur. Setelah itu larutkan gula menggunakan gelas, dan campurkan larutan gula kedalam ember yang berisi larutan EM4. Setelah larutan tercampur semua, masukkan daun kering sedikit demi sedikit dan aduk hingga rata. Dan setelah semua bahan tercampur, tutup ember selama 2 minggu untuk proses fermentasi pupuk. 

 



Tanda bahwa POC sudah jadi adalah dari bau yang berubah menjadi asam dan cairan yang telah menyatu tanpa ada cacahan daun di dalam nya. Untuk cara penggunaan POC adalah dengan mengencerkan POC dengan perbandingan 1 : 10 atau dapat diartikan dengan 1 mL POC diencerkan dengan 10 mL air dan baru bisa disemprotkan ke tanaman dalam waktu 2 – 3 kali seminggu.




Penulis : 
Shinta Nur Zahra 
(Program Studi S1 Peternakan) 

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Dessy Ariyanti S.T., M.T., Ph.D.

Lokasi : 
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Universitas Diponegoro, Kota Semarang

Editor :
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Tematik TPST UNDIP Ajak Siswa-Siswi SD Mengubah Sampah Daun Kering Menjadi Pupuk Kompos

Mahasiswa KKN Tematik TPST UNDIP Ajak Siswa-Siswi SD Mengubah Sampah Daun Kering Menjadi Pupuk Kompos




wirausahanesia.comSemarang (12/11/2024) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro Tahun 2024 telah melaksanakan program kerja berjudul GENIUS: SI KOMPI (Gerakan Anak Indonesia Peduli Sampah: Si Kecil Kompos Inspiratif) di UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) UNDIP, dengan menerima kunjungan sebanyak 113 Siswa kelas 5 dan 10 Guru pendamping dari SD IT Bina Amal Semarang pada tanggal 12 November 2024 dalam rangka mengedukasi tentang pemilahan, pengelolaan, pengolahan serta pemanfaatan sampah. 

Mahasiswa KKN-T UNDIP telah mengidentifikasi bahwa edukasi pengelolaan sampah menjadi kompos masih kurang untuk generasi muda. Mengajarkan anak SD tentang pembuatan kompos sederhana sejak dini dapat menanamkan pemahaman yang kuat tentang pengelolaan sampah organik, pentingnya menjaga lingkungan, dan memiliki keterampilan dasar dalam mendaur ulang sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat.

Sebelum praktik dilaksanakan, mahasiswa KKN terlebih dahulu melakukan sosialisasi atau pemaparan tentang apa saja alat dan bahan yang akan digunakan, langkah-langkah cara membuat pupuk kompos serta manfaat dari kompos dengan menggunakan media berupa leaflet. Program dilanjutkan dengan melakukan demonstrasi cara membuat pupuk kompos dari sampah daun kering bersama dengan siswa-siswi SD IT Bina Amal Semarang. 

Langkah pertama, letakkan karung sebagai alas agar tidak tercecer di lantai. Kemudian, letakkan daun kering yang telah dicacah di atas alas untuk disemprot dengan larutan yang berisi campuran bakteri EM4, air, dan gula. Settelah semua bagian daun basah atau lembab, daun tersebut dimasukkan ke dalam komposter dan dibiarkan dengan kondisi wadah tertutup. Ulangi proses pengadukan 3 kali selama 1 minggu dan tunggu hasil kompos selama kurang lebih 1 bulan. Melalui program ini, diharapkan siswa-siswi SD IT Bina Amal Semarang dapat lebih memanfaatkan sampah daun kering menjadi barang yang memiliki nilai fungsi dan ekonomi lebih tinggi.

 




Penulis : 
Shinta Nur Zahra 
(Program Studi S1 Peternakan) 

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Dessy Ariyanti S.T., M.T., Ph.D.

Lokasi : 
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Universitas Diponegoro, Kota Semarang

Editor :
Achmad Munandar
Peluang Usaha Ternak Kambing Rumahan Ala-ala Farm Yang Menguntungkan

Peluang Usaha Ternak Kambing Rumahan Ala-ala Farm Yang Menguntungkan




wirausahanesia.com - Kemajuan teknologi informasi dan terjangkaunya harga internet serta akses yang sudah masuk ke desa-desa membuat banyak kesempatan lahir. Salah satunya di bidang ternak dan jual-beli kambing di desa.

Dahulu beternak kambing identik dilakukan oleh generasi tua dengan sistem sederhana dan dilakukan dalam jumlah satuan, hari ini dunia peternakan kambing rumahan dijalani oleh generasi muda dengan banyak inovasinya.

Dimulai dari sistem kandang, jika dahulu kambing hanya di taruh di kandang tanah kini sudah lebih maju dengan sistem kandang panggung. Sistem kandang ini selain lebih mudah dalam hal perawatan, hewan juga lebih nyaman, tempat lebih bersih dan secara estetika lebih enak dipandang mata.

Berikutnya dalam hal pakan, dahulu beternak kambing hanya mengandalkan mencari hijauan atau rumput di pinggir jalan atau sawah, seiring bertambahnya pengetahuan para peternak rumahan sudah bisa membuat pakan dari hijauan, konsentrat bahkan memberikan pakan hasil ivovasi pongkol telo selep dan gentho atau kacang tanah muda sisa hasil panen.

Dari sisi penjualan tak kalah menarik, dahulu para peternak hanya mengandalkan pedagang kambing, namun kini dengan bantuan sosial media seperti facebook, TikTok dan whatsapp para peternak tinggal posting kambingnya dan para pembeli bisa datang darimana saja. Pengiriman tak masalah bahkan tidak jarang pembeli datang dari luar kecamatan dan kabupaten.

Tren terakhir adalah kepercayaan diri generasi muda menamai peternakannya dengan nama-nama yang unik dengan imbuhan "farm". Misal nama anak plus farm dan lain sebagainya. Tak sampai di situ, mereka bahkan mencetak banner dan stiker sebagai salah satu cara membranding dan mengenalkan usahanya.

Di desa ada beberapa jenis peternak, yang paling umum adalah membeli indukan dan melakukan breeding, selanjutnya anak kambing yang lahir dijual baik di usia cempe atau menunggu dewasa.

Berikutnya ada yang fokus pada penggemukan yaitu membeli kambing dari pasar hewa atau peternakan lain, diberi perawatan dan pakan intensif dalam kurung waktu beberapa bulan, setelah bobot naik kemudian dijual.

Terkahir adalah jenis yang beli langsung jual, biasanya peternak jenis ini sengaja mencari kambing-kambing dengan kualitas yang sudah bagus baik dari peternak maupun di pasar hewan, jika dapat barang bagus dibeli kemudian diposting di sosial media dan terjual ke pembeli yang berminat. Mungkin jenis ini untungnya lebih sediikit namun secara intensitas penjualan lebih sering.

Baik sobat wirausahanesia demikian tadi postingan kita kali ini tentang Peluang Usaha Ternak Kambing Rumahan Ala-ala Farm Yang Menguntungkan, semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis
Achmad Munandar
Kenalkan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini: Mahasiswa Tim KKN-T Universitas Diponegoro Ajak Siswa SDN Tlogorejo Bermain Mitos VS Fakta Seputar Pubertas

Kenalkan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini: Mahasiswa Tim KKN-T Universitas Diponegoro Ajak Siswa SDN Tlogorejo Bermain Mitos VS Fakta Seputar Pubertas



wirausahanesia.comHingga saat ini, kesehatan reproduksi masih menjadi topik tabu di masyarakat, tidak terkecuali bagi masyarakat Desa Tlogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Hal ini menyebabkan munculnya banyak mitos yang beredar di masyarakat terkait kesehatan reproduksi, terutama mengenai perubahan bentuk dan fungsi tubuh saat pubertas. 

Arumdaum Mahanani, mahasiswa pelaksana program edukasi ini menjelaskan bahwa pemberian edukasi terkait kesehatan reproduksi seharusnya diberikan sebelum anak mulai memasuki fase pubertas. Oleh karenanya, usia remaja awal mulai dari 11-13 tahun menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan topik kesehatan reproduksi. 

“Kesehatan reproduksi bukanlah hal yang tabu. Justru seharusnya pemberian informasi terkait kesehatan reproduksi diberikan sejak dini guna mencegah penyakit atau gangguan reproduksi,” ujarnya.

Selain keluarga, sekolah merupakan tempat yang berpengaruh bagi pembentukan cara berpikir anak. SDN Tlogorejo merupakan salah satu tujuan utama bagi warga Desa Tlogorejo untuk menyekolahkan putra/putrinya. Melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Universitas Diponegoro, SDN Tlogorejo memperkenalkan kesehatan reproduksi kepada siswa-siswinya. 

Kegiatan pengabdian ini mencakup pemberian materi kepada siswa/i kelas V-VI SDN Tlogorejo seputar kesehatan reproduksi, mulai dari mengenal pubertas dan penyebabnya, perubahan yang terjadi saat pubertas, dampak pubertas, dilanjut dengan permainan edukatif melalui kartu “Mitos VS Fakta”.

Tri Pawesti Utami, S.Pd. SD., Kepala SDN Tlogorejo, mengungkapkan bahwa kegiatan edukasi terkait kesehatan reproduksi belum pernah diberikan oleh pihak sekolah kepada siswa/i sehingga kegiatan ini menjadi langkah awal untuk mengatasi maraknya mitos yang beredar di masyarakat terkait kesehatan reproduksi. “Untuk edukasi kesehatan reproduksi belum pernah diberikan dari sekolah, Mbak. Saya berterimakasih sekali dengan adanya program ini anak-anak bisa mempelajari kesehatan reproduksi dengan cara yang menyenangkan,” tuturnya.

Program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi bagi remaja di wilayah Desa Tlogorejo. 



Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Lakukan Sosialisasi Label dan Klaim Pangan di Koperasi Beras: Membangun Atensi dengan Integritas Merek

Mahasiswa KKN Lakukan Sosialisasi Label dan Klaim Pangan di Koperasi Beras: Membangun Atensi dengan Integritas Merek



wirausahanesia.comMahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik dari Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan sosialisasi mengenai pentingnya label dan klaim pangan di Koperasi Gabungan Petani Organik (Gupon) Sekarlangit, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, pada Rabu (13/11/2024). Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman regulasi label pangan di mitra KKN, yaitu Gupon Sekarlangit, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran mengenai peluang mendapatkan atensi konsumen terhadap produk berklaim pangan.

Mahasiswa dari disiplin ilmu Teknologi Pangan, Ghina Husna Nasution, memimpin kegiatan ini untuk membantu pihak koperasi merekognisi pentingnya label yang sesuai dengan standar yang ada, baik skala nasional, maupun internasional. Materi yang disajikan merupakan hasil diskusi dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang juga merupakan pengajar di program studi Teknologi Pangan Undip, yaitu Dr. Rafli Zulfa Kamil, S.T.P. Adanya label dan klaim pangan yang jelas diharapkan dapat membuat konsumen memperoleh informasi transparan mengenai kualitas, asal usul, dan kandungan gizi dari produk yang mereka konsumsi. 

Ghina juga menyoroti beberapa regulasi di Indonesia terkait pangan, label, klaim, dan keamanan pangan, salah satunya yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa informasi wajib yang harus dicantumkan dalam label pangan meliputi nama produk, komposisi bahan baku, tanggal kadaluarsa, informasi produsen atau pengimpor, serta nomor izin edar. Penjabaran ini bertujuan agar pihak koperasi lebih mudah memperhitungkan tata letak informasi pada kemasan pangan yang diproduksinya serta menghindari kesalahan yang dapat mengakibatkan denda atau penarikan produk dari pasaran yang dapat menurunkan citra merek.

Tidak hanya memberikan teori, mahasiswa KKN juga menampilkan studi kasus dari beberapa contoh produk yang beredar di pasaran. Dalam sesi ini, Ghina melakukan simulasi untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan label dan klaim dari berbagai merek. “Suatu produk dapat mencuri atensi konsumen hanya dari visualnya, baik dari warna, ilustrasi, hingga klaim yang dicatut. Konsumen cenderung memilih produk dengan identitas yang jelas karena memberikan kesan terpercaya yang kuat.” jelas Ghina dalam sesi pemaparan.

Pihak koperasi Gupon Sekarlangit menyambut baik program ini. Salah satu anggota, Bapak Farid, menegaskan bahwa label kemasan merupakan poin penting dalam menarik perhatian konsumen. "Materi yang dijelaskan memang sederhana, tetapi dari sisi produsen banyak pasal yang harus diperhatikan sebelum menyantumkan klaim pangan pada label produk." jelasnya. 

Setelah sesi pemaparan, mahasiswa KKN juga menerima banyak masukan mengenai tantangan yang dihadapi pengelola koperasi terkait penerapan label pangan. Berbagai kendala muncul seperti panjangnya durasi waktu untuk verifikasi klaim pangan ke pihak yang berwenang dan biaya tambahan untuk uji laboratorium komponen gizi produk sebelum dapat diklaim pada label. 

“Ada proses panjang sebelum dua atau tiga kata klaim pangan dapat dicantumkan pada label. Pihak produsen harus menunggu verifikasi dari pihak yang berwenang sebelum memasarkan produk. Apabila pihak yang berwenang menolak, kita harus evaluasi lagi dan menghambat rilis produk.” Ujar Pak Arif, selaku bagian dari Gupon Sekarlangit. 

Pernyataan tersebut menggambarkan adanya integritas kuat dari Gupon Sekarlangit terhadap kepatuhan regulasi. Ke depan, mahasiswa KKN berharap koperasi-koperasi lain di Indonesia juga dapat menerapkan integritas serupa demi meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan lokal.




Editor:
Achmad Munandar

UMKM GO-DIGITAL: Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan QRIS pada UMKM di Dusun Sironjang

UMKM GO-DIGITAL: Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan QRIS pada UMKM di Dusun Sironjang




wirausahanesia.comDusun Sironjang, Semarang (01/11/2024) – Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari Universitas Diponegoro menyelenggarakan Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS pada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunung Pati, Semarang, pada Jumat, 1 November 2024. Sosialisasi ini dilaksanakan oleh Mahasiswa Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Ghassani Nur Amalina Santosa, yang merasa perlu untuk memperkenalkan manfaat dan kemudahan transaksi digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang digagas oleh Bank Indonesia sebagai upaya modernisasi sistem pembayaran nasional.

Program ini diadakan untuk mendukung perkembangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa tersebut dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan sistem pembayaran yang lebih efisien. Program penyuluhan ini dihadiri oleh 13 pelaku UMKM yang antusias untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan QRIS sebagai alat pembayaran berbasis kode QR yang bisa memudahkan transaksi digital bagi para pelaku UMKM. Dalam sesi penyuluhan, mahasiswa memberikan pemahaman mengenai manfaat QRIS, seperti kemudahan transaksi, keamanan, serta jangkauan pasar yang lebih luas.

Sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi digital, mahasiswa memberikan pemahaman mengenai QRIS dan mengajak para pelaku UMKM untuk beralih ke sistem pembayaran non-tunai. Dengan menggunakan QRIS, para pelaku usaha dapat mengurangi ketergantungan pada transaksi tunai dan memperluas akses pembelian, terutama dari kalangan masyarakat yang telah terbiasa menggunakan pembayaran digital.

Selaku penyelenggara dan pemateri dalam acara tersebut, Ghassani menjelaskan bahwa pemanfaatan QRIS dapat membantu UMKM setempat untuk bersaing di era digitalisasi, meningkatkan efisiensi transaksi, serta membuka peluang pasar yang lebih luas. “QRIS ini menjadi satu langkah untuk memajukan bisnis masyarakat, agar mereka bisa mengenal digitalisasi berupa adanya alat alternatif selain uang tunai yaitu QRIS yang bisa membantu para UMKM ini untuk meluaskan pasar mereka,” tuturnya.

Program sosialisasi QRIS ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Dusun Sironjang menuju transformasi digital yang lebih menyeluruh, serta mendorong peningkatan daya saing UMKM lokal di era ekonomi digital.
 





Editor:
Achmad Munandar
KKN Tematik Undip Bantu Warga Sukorejo Melalui Pelatihan Pembuatan Pakan Pelet Ayam Kampung

KKN Tematik Undip Bantu Warga Sukorejo Melalui Pelatihan Pembuatan Pakan Pelet Ayam Kampung

 

Foto praktik pembuatan pelet

wirausahanesia.com - Universitas Diponegoro melalui kegiatan KKN Tematik “Zero Waste Farming System” melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sukorejo, Kabupaten Sragen yang merupakan salah satu Desa kolaborasi program Iptek Bagi Desa Binaan Undip (IDBU) Tahun 2024.

Pada hari Selasa (22/10/2024), Tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Kelompok Ternak Desa Sukorejo mengadakan pelatihan pembuatan pakan pelet ayam kampung di kediaman Kepala Desa Sukorejo. 

Kegiatan pelatihan dilaksanakan oleh salah satu anggota KKN Tematik Undip, Bilqis Nur Fadilah, pada hari Kamis (22/10/2024) pukul 20.00 WIB. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Desa Sukorejo, Kelompok Ternak Sukorejo dan mahasiswa KKN Tematik Undip. 

“Pembuatan pelet diawali dengan membuat formulasi ransum yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dari ayam kampung. Bahan pakan yang digunakan meliputi jagung giling, dedak padi, bungkil kedelai, pollard, molasses, CaCO3, dan premix. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga merata, kemudian dimasukkan kedalam mesin pelet. Pelet yang terbentuk selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air sehingga pelet lebih awet dan tahan lama” ujarnya. 



Foto pakan pelet ayam kampung


Kepala Desa Sukorejo memberikan apresiasi dan tanggapan kepada mahasiswa yang telah memberikan edukasi bagi masyarakat. “Dengan adanya pelatihan pembuatan pelet ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada kelompok ternak mengenai tata cara dan bahan-bahan yang diperlukan  dalam pembuatan pelet” ujar pak Sukrisno. 

Kegiatan pelatihan pembuatan pelet ayam kampung ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peternak dalam pembuatan pakan ternak berkualitas dan mendorong peternak di Desa Sukorejo untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi melalui produksi pakan sendiri dan peningkatan hasil ternak.



Editor:
Achmad Munandar
Membedah 8 Sumber Penghasilan Para Konten Kreator

Membedah 8 Sumber Penghasilan Para Konten Kreator

 



wirausahanesia.com - Jika jaman dahulu orang masuk kategori kaya jika punya rumah bagus, banyak sawang atau ladang dan punya banyak hewan ternak. Agaknya definisi tersebut kini sudah bergeser, orang bisa disebut kaya jika punya banyak followers di sosial media seperti TikTok, Instagram, X atau subscriber di Youtube.

Maka wajar jika generasi sekarang kalau ditanya cita-citanya mau jadi apa, bukan lagi profesi seperti dokter, pilot atau guru jawabannya, namun sudah bergeser ingin jadi TikToker atau Youtuber.

Tidak heran karena mereka terinfluence dengan apa yang bisa dicapai para TikToker, Selebgram hingga Youtuber yang sukses mendapatkan pundi-pundi sehingga taraf kehidupannya menjadi lebih baik. Walau yang perlu dicatat proses mencapai semua itu tidaklah mudah dan bisa digapai dengan cara instan.

Nah seperti judul di atas, lewat postingan kami kali ini yuk coba kita bedah dari mana saja para Konten Kreator ini bisa mendapatkan penghasilan dan bagaimana caranya, yuk langsung saja ini dia pembahasannya.



1. Adsense
Adsense adalah hal umum yang menjadi penghasilan para content creator khusus di platform Youtube. Video yang ditayangkan bisa domenetasi dan ditayangkan iklan oleh youtube, hasilnya akan dibagi antara pemilik channel dan google. Namun sebuah channel baru bisa dimonetise jika sudah mencapai batas tertentu yaitu minimal 1000 subcriber dan 4000 jam tayang.



2. Endorse
Para konten kreator bisa mendapat penghasilan dari endorse, yaitu pihak yang membayarkan sejumlah uang agar produk atau usaha jasanya dipromosikan di sosial media konten kreator tersebut. Nilainya sangat variatif dari ratusan ribu hingga puluhan juta tergantung seberapa banyak followers, engadgement, eksposur dan matrik-matrik lain yang jadi indikator penilaian.



3. Undangan pembicara
Selain dua sumber di atas, dengan popularitas yang didapat di sosial media memungkinkan konten kretaor mendapatkan undangan dari acara seminar, garthering, promosi dan lain sebagainya dan akan mendapatkan bayaran.



4. Brand Ambasador
Brand Ambasador atau BA juga biasanya jadi salah satu sumber penghasilan konten kreator, misal TikToker dengan konten beauty bisa jadi BA produk skin care dan lain sebagainya.



5. Menjual Produk dan Merchandise
Selain memprosikan dan menjualkan produk orang lain, banyak juga para konten kreator yang akhirnya membuat produk dengan brand sendiri dan menjualnya. Produk yang sering dijual misalnya skin care, fashion atau merchandise.



6. Membuat bisnis kuliner
Bisnis kuliner juga sangat sering jadi pilihan para konten kreator, hasil dari adsense atau endorse mereka gunakan sebagai modal usaha yang justru memang berbeda dari keahlihan mereka, ibarat kata pepatah menaruh telur dikeranjang yang berbeda.



7. Subscription
Subcription atau berlangganan disebut-sebut bakal menjadi masa depan sumber pengasilan konten kreator, pemilik media dan sosial media.

Hal ini sudah lebih dulu dilakukan dalam industri palrform streaming seperti Netflix dan media berita di luar negeri seperti The New York Times hingga sosial media seperti Yootube dan Spotify. 

Pengguna gratisan akan mendapatkan iklan dan untuk mendapatkan pengalaman tanpa iklan pengguna harus berlangganan dengan sejumlah uang. 

Penerapan konsep subcription di channel youtube memungkinkan subcriber mendapatkan konten eksklusif atau duluan bisa menikmati konten baru.



8. Donasi gift
Selain tujuh sumber penghasilan di atas, para konten kretor juga bisa mendapatkan penghasilan dari donasi para penikmat karya mereka. Saat ini sudah banyak cara mendapatkan dukungan misalnya lewat aplikasi Saweria, KaryaKarsa, Patreon dan masih banyak lagi yang lainnya.




Baik demikian tadi sobat wirausahanesia, postingan kita kali ini tentang Membedah 8 Sumber Penghasilan Para Konten Kreator, semoga bermanfaat untuk sobat yang mau jadi konten kreator, ingat jika sudah berhasil mendapatkan penghasilan gunanakan uangnya dengan bijak ya, sampai jumpa.




Penulis
Nandar
Peluang Usaha Jual Sembako Keliling Dengan Pickup Potensinya Bikin Merinding

Peluang Usaha Jual Sembako Keliling Dengan Pickup Potensinya Bikin Merinding

 



wirausahanesia.com - Jika sebelumnya jualan keliling identik dengan saur mayur, jajanan seperti bakso, mie ayam, pentol ojek, perabotan rumah tangga dll kini apapun nyaris bisa dijual dengan cara keliling, termasuk sembako.

Umumnya sembako dari beras, minyak, gula, bumbu dapur, detergen, sabun, pasta gigi, pewangi dll dijual oleh toko sembako terdekat kini pada hari-hari tertentu sudah ada penjual berkeliling menawarkan kebutuhan tersebut.

Penjual keliling ini berani menawarkan harga yang kompetitif, sedikit lebih murah dari harga toko kelontong atau sama dengan harga di pasar kecamatan karena mereka memperoleh produk sembako langsung dari distributor dengan harga grosir, bahkan untuk jenis beras misalnya pemilik penggilingan yang berjualan keliling sehingga harga mampu bersaing.

Penjual kebutuhan sehari-hari ini berkeliling pada hari tertentu dan dijuluki sesuai hari berjualannya, misal "Bakul Beras Minggu" datang setiap hari minggu berkeliling menjual beras dengan mobil pickup, "Bakul Seloso" berjualan pada hari Selasa menjual aneka kebutuhan dapur dari bumbu, sabun, detergen, shampo, pasta gigi, pewangi dll. Biasanya mumpung ada penjual datang masyarakat membeli dalam jumlah banyak, sebut saja shampo dan pewangi sachet kalau biasanya beli satu-dua saja kini beli langsung satu renteng untuk kebutuhan seminggu kedepan.

Fenomena ini sedikit banyak sebenarnya mengurangi penjualan toko kelontong, namun di sisi yang lain juga bisa dimanfaatkan oleh penjual setempat untuk jadi kesempatan kulakan harga grosir, mungkin sedikit lebih mahal dari distributor langganan tapi setidaknya hemat biaya transport untuk ke pasar.

Selain itu karena penjual keliling ini datang seminggu sekali, jeda antar waktunya juga masih menjadi milik toko kelontong setempat sehingga tidak saling merugikan.

Jadi untuk sobat yang sekarang sedang mencari ide usaha, jualan sembako dengan cara berkeliling dengan mobil pickup bisa jadi sebuah alternatif untuk dicoba. 

Kunci keberhasilan usaha ini adalah mendapatkan produk langsung dari istributor, grosir atau rajin mencari promo di media online sehingga bisa dijual kembali dengan harga grosir namun masih untung. Tentu saja marginya akan sangat kecil mungkin tidak hanya ribuan tapi juga beberapa ratus rupiah saja, tipsnya adalah tingkatkan volume penjualan sehingga hasil akhirnya akan tetap banyak.

Tips berikutnya berjualanlah di daerah yang jauh dari pasar kecamatan, makin pelosok makin besar peluangnya mendapatkan banyak pembeli karena akses ke penjual grosir jauh dari rumah warga.

Kami sarankan juga untuk mau dan berani menerima pesanan, biasanya di desa warga sering punya hajatan dan banyak sekali kebutuhan sembako baik bagi yang punya hajatan atau warga yang mau menyumbang. Bulan-bulan seperti Syawal, Dzulhijah atau Besar akan banyak warga yang menggelar hajatan dari pernikahan hingga sunatan jadikan ini sebagai salah satu kesempatan untuk mendapatkan penjualan yang besar.

Baik sobat pembaca, demikian tadi postingan kita kali ini tentang Peluang Usaha Jual Sembako Keliling Dengan Pickup Potensinya Bikin Merinding semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis
Nandar
Modul Matematika: Solusi Baru untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa SD Negeri Gilirejo 3

Modul Matematika: Solusi Baru untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa SD Negeri Gilirejo 3



wirausahanesia.comSragen (09/08) - Mahasiswa KKN Tim II UNDIP membuat modul pembelajaran matematika untuk siswa kelas 4 sekolah dasar, yang diserahkan kepada guru SD Negeri Gilirejo 3 pada Jumat, 9 Agustus 2024. Selama ini, matematika sering kali dianggap sulit dan menakutkan oleh banyak siswa karena mereka merasa kesulitan memahami konsep-konsep yang diajarkan. Hal ini mungkin karena kurangnya buku modul tambahan untuk latihan di luar jam sekolah sehingga membuat siswa kesulitan dalam menguasai materi matematika dengan baik. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa KKN menyusun modul yang berisi materi, rumus-rumus singkat, dan latihan soal yang dirancang untuk membantu siswa memahami matematika dengan lebih mudah.

Dengan adanya modul ini, diharapkan siswa SD Negeri Gilirejo 3 dapat merasa lebih percaya diri dalam belajar matematika dan dapat mengatasi kesulitan yang mereka hadapi selama ini. Modul ini bertujuan untuk memberikan dukungan tambahan yang dibutuhkan siswa untuk menguasai konsep-konsep matematika secara efektif. Selain itu, diharapkan modul ini juga akan membantu para guru dalam mengajarkan matematika dengan cara yang lebih menarik dan terstruktur, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Modul yang telah dibuat, diberikan kepada guru di SD Negeri Gilirejo 3 dalam bentuk hardfile yaitu modul cetak.



Penulis : 
Hanum Wifani Khasanah 
(Matematika - FSM)

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Mochammad Rizki Fitrianto, S.AP., M.AP

Editor:
Achmad Munandar
Lebih Untung dan Terjamin! Mahasiswa Tim 2 KKN Undip Memberikan Penyuluhan Hukum dan Pendampingan Pentingnya Kontrak dalam Kegiatan UMKM Emping Garut

Lebih Untung dan Terjamin! Mahasiswa Tim 2 KKN Undip Memberikan Penyuluhan Hukum dan Pendampingan Pentingnya Kontrak dalam Kegiatan UMKM Emping Garut

 


Pelaksanaan Program Monodisiplin terkait Emping Garut

wirausahanesia.comSragen (19/07) - Di Desa Gilirejo yang berada di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ditemukan suatu penemuan menarik, terdapat beberapa UMKM lokal telah menjadi produsen Emping Garut potensial. Proses produksinya terbatas pada musim, karena Garut hanya bisa tumbuh subur saat musim hujan. Meskipun demikian, Emping Garut dari Desa Gilirejo dikenal memiliki kualitas yang bersaing dengan produk dari daerah lain di Kabupaten Sragen. Ini karena bahan baku mereka berasal dari tanaman yang ditanam oleh warga sendiri. Meskipun masih dihadapkan pada tantangan musiman, semangat untuk mempertahankan tradisi dan kualitas tetap kuat di antara para produsen UMKM ini.

Pemasaran yang hanya dilakukan ke tengkulak saja sebenarnya menimbulkan suatu kerugian besar bagi produsen, sebab harga yang diberikan tidak diketahui nantinya diberikan berapa atau masih belum pasti dimana hal ini juga termasuk besaran jumlah produk yang akan dijual. Tengkulak yang nakal dapat mematok harga rendah agar mendapat keuntungan lebih tinggi ketika akan dipasarkan. Besaran jumlah yang akan dipasarkan juga tentunya tidak diketahui oleh produsen. Sebagai contoh, tengkulak membeli 50 kg Emping Garut dari produsen dengan harga Rp 1.500.000,- yang mana per kg dihargai Rp 30.000,- ternyata kemudian dijual ke luar dengan harga per kg Rp 50.000,-. Keuntungan ini yang sebenarnya dapat diperoleh sendiri oleh produsen tanpa perlu melibatkan tengkulak, atau pun jika dengan adanya tengkulak maka diharapkan tidak terjadi hal demikian.

Berangkat dari hal ini, mahasiswa Tim II KKN Undip ingin memberikan Penyuluhan Hukum dan Pendampingan Pentingnya Pembuatan Kontrak dalam Kegiatan UMKM Emping Garut, dimana kontrak disini berfungsi sebagai hukum atau undang-undang bagi para pihak (Pasal 1338 KUHPerdata) yakni yang mengikat antara produsen dan tengkulak untuk melakukan jual beli yang menguntungkan kedua belah pihak. Diluar hal itu, dapat pula sebagai alat atau instrumen untuk memantau dan mengontrol, dan penentu cara penyelesaian suatu masalah jika nantinya di tengah proses terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Hal-hal semacam ini nantinya akan disepakati kedua belah pihak dimana tidak diperlukan suatu Akta Otentik yang dibuat oleh Pejabat Berwenang, melainkan dapat juga melalui Akta Dibawah Tangan saja. Akta ini dapat dibuat oleh pihak-pihak berkepentingan saja, yakni produsen dan tengkulak dengan menyepakati hal-hal seperti hak dan kewajiban baik dari produsen dan pengepul, spesifikasi produk yang akan dibuat seperti misal ukurannya besar atau kecil, masa kontrak, harga jual, penyelesaian jika terjadi permasalahan, dan seterusnya.
 
Program Monodisiplin ini dilaksanakan berbarengan dengan Program Monodisiplin Penyuluhan Hukum terkait Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM, sehingga memiliki sasaran yang sama dari hasil survei yakni 4 produsen UMKM Emping Garut yang ingin untuk mengembangkan produk Emping Garut ini yakni di antaranya adalah Ibu Semi, Ibu Tuminem, Ibu Waginem, dan Ibu Sugimin. Pengambilan sasaran dari survei ini didasarkan pada adanya kesamaan keinginan antara produsen-produsen ini untuk memasarkan produknya lebih luas lagi dan meminimalisir adanya kerugian, dengan cara di luar melalui pendaftaran hak merek yang berbayar.

Program Monodisiplin ini juga bekerja sama dengan Proker Mono lain terkait Emping Garut dimana pelaksanaannya dengan mengunjungi rumah per rumah (door-to-door) pelaku UMKM Produksi Emping Garut di Desa Gilirejo. Pertama, dilakukan penyuluhan hukum pentingnya kontrak dalam kegiatan UMKM Produksi Emping Garut di Desa Gilirejo kepada para produsen potensial Emping Garut ini. Kemudian diberikan pula pendampingan contoh pembuatan kontrak dalam kegiatan UMKM Produksi Emping Garut di Desa Gilirejo. Kepada para produsen ini diberikan luaran yakni leaflet terkait fungsi, jenis, manfaat kontrak sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.



 
Penyuluhan Hukum dan Pendampingan 
Pentingnya Pembuatan Kontrak dalam Kegiatan UMKM


4 produsen UMKM Emping Garut ini menyatakan bahwa kontrak ini dapat dijadikan sebagai solusi kuat untuk mengatasi kemungkinan kerugian karena adanya ketidakstabilan harga dan jumlah produksi barang. Hal lainnya juga kontrak ini diharapkan dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling percaya antara produsen dan tengkulak. Nantinya juga mereka berharap kontrak ini bisa bermanfaat untuk membuka pintu global melalui dijalinnya kemitraan dengan perusahaan besar dengan jaringan pemasaran internasional.



Penulis: 
Ghina Sonia Utaminingtyas 
(Ilmu Hukum - FH)

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Mochamad Rizki Fitrianto, S.AP., M.AP

Editor:
Achmad Munandar
Menjadi Lebih Mudah untuk Ditemui! Mahasiswa Tim 2 KKN Undip Memberikan Penyuluhan Hukum terkait Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM Lokal Emping Garut

Menjadi Lebih Mudah untuk Ditemui! Mahasiswa Tim 2 KKN Undip Memberikan Penyuluhan Hukum terkait Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM Lokal Emping Garut

 

wirausahanesia.com Sragen (19/07) - Berkaca dari temuan di masyarakat Desa Gilirejo, terdapat lebih dari satu produsen Emping Garut sebagai UMKM potensial desa yang proses produksi dilakukan musiman. Hal ini dikarenakan ketersediaan dari Garut sendiri yang proses penanamannya hanya dapat dilakukan dengan baik di musim penghujan, sehingga Emping Garut ini baru bisa dibuat pada musim kemarau. Meskipun begitu Emping Garut dari Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ini memiliki kualitas yang tidak kalah saing dari Emping Garut dari wilayah lain di Kabupaten Sragen, karena bahan dasarnya memang merupakan hasil tanam warga sendiri.

Namun, produk potensial ini menjadi kurang diminati masyarakat di pasaran karena belum adanya merek yang pasti terkait mana Emping Garut yang memang berkualitas baik dan enak dengan yang tidak. Banyaknya Emping Garut di pasaran berasal dari penjualan tengkulak yang membeli dari produsen-produsen yang memberikan harga murah karena proses produksi yang dilakukan asal-asalan atau tidak memperhatikan kualitas dari produknya. Hal ini berdampak pada turunnya minat masyarakat terhadap Emping Garut karena ternyata yang ada di pasaran itu bukanlah Emping Garut yang berkualitas baik, sedangkan Emping Garut yang berkualitas baik ini belum bisa turut bersaing karena tidak memiliki merek.

Tentunya ini sangat merugikan produsen Emping Garut yang telah menjaga kualitasnya karena produknya menjadi kurang diminati karena ada labelling kurang baik sebagai dampak dari produk lain yang telah beredar di pasaran. Berangkat dari hal itu, mahasiswa Tim II KKN Undip berniat untuk melaksanakan Program Monodisiplin yakni memberikan Penyuluhan Hukum terkait Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM, dengan harapan melalui adanya merek maka produk Emping Garut dari Desa Gilirejo dapat lebih bersaing di pasaran. Selain itu, dari segi harga akan lebih pasti jika akan di pasarkan dimana pemasarannya sendiri dapat dilakukan di toko-toko baik yang masih di Kabupaten Sragen, tempat oleh-oleh di wilayah lain maupun secara online karena telah legal. Dengan begitu pula tentunya di pasaran nantinya akan lebih diketahui bahwa Emping Garut yang enak adalah Emping Garut bermerek tersebut yang berasal atau diproduksi oleh masyarakat potensial Desa Gilirejo.

Dalam keberjalanan Program Monodisiplin ini telah dilaksanakan survei terkait produsen-produsen potensial di Desa Gilirejo yang memang ingin untuk mengembangkan produknya di pasaran. Sudah ada 1 inisiator UMKM Emping Garut ini yakni Pak Parmin yang produknya telah memiliki merek, sertifikasi halal, pengemasan baik, dan kualitasnya tidak main-main. Dari hasil survei akhirnya ditemukan 4 orang lainnya yang ingin untuk mengembangkan produk Emping Garut ini, di antaranya adalah Ibu Semi, Ibu Tuminem, Ibu Waginem, dan Ibu Sugimin.

 
 


Penyuluhan Hukum terkait 
Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM


Program Monodisiplin ini kemudian dilaksanakan secara door-to-door mengunjungi satu rumah ke rumah lain 4 produsen potensial ini, yakni pada hari Jumat, 19 Juli 2024 dengan jadwal yang telah ditentukan. Penyuluhan hukum terkait pentingnya pendaftaran merek ini dilaksanakan berbarengan dengan Program Monodisiplin lain yang bersangkutan juga dengan UMKM Emping Garut, yakni terkait Pendampingan UMKM Emping Garut mengenai Pelabelan Produk dan Pendampingan Digitalisasi Pemasaran pada UMKM Emping Garut.

Penyuluhan ini memaparkan hal-hal yang terdiri dari pentingnya pendaftaran merek, apa saja syarat yang diperlukan untuk pendaftaran merek, dan tata cara pendaftaran merek. Luaran dari Program Monodisiplin ini berbentuk poster yang mencakup hal-hal yang dipaparkan tersebut dimana diberikan pada 4 produsen potensial UMKM Emping Garut yang menjadi sasaran. 

4 produsen potensial UMKM Emping Garut ini sangat antusias pada proses diskusi yang dilakukan terkait pendaftaran merek ini. Melalui diberikan poster yang telah mencakup bagaimana tata cara pendaftaran merek yang dapat dilakukan secara online saja ini, muncul harapan ketika nantinya ada biaya ingin untuk segera mendaftarkan merek dari produk Emping Garutnya sehingga dapat lebih luas lagi untuk dipasarkan.



Penulis: 
Ghina Sonia Utaminingtyas 
(Ilmu Hukum - FH)

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Mochamad Rizki Fitrianto, S.AP., M.AP

Editor:
Achmad Munandar