Politeknik Manufaktur Bandung Kembangkan Alat Bantu Ajar IoT dan Mikrokontroler STM32: Mendukung Pembelajaran Vokasi Berbasis Produksi

Politeknik Manufaktur Bandung Kembangkan Alat Bantu Ajar IoT dan Mikrokontroler STM32: Mendukung Pembelajaran Vokasi Berbasis Produksi



wirausahanesia.comPoliteknik Manufaktur (POLMAN) Bandung kembali menunjukkan komitmennya dalam inovasi pendidikan dengan meluncurkan proyek penelitian internal yang bertujuan mengembangkan alat bantu ajar berbasis teknologi modern. Di bawah skema Program Penerapan IPTEK Pengembangan Alat Bantu Ajar (PIPABA), tim peneliti yang diketuai oleh Sarosa Castrena Abadi, S.Pd., M.T. bersama anggota Dr. Aris Budiyarto, S.T., M.T., Hadi Supriyanto, S.T., M.T., dan Muhammad Giri Suhada, S.T. serta mahasiswa Roid Azhar Ramadhan, Darryl Muhammad Hilmi, R. Hasbi Fajrul Hakim, dan Iyyaka Dzalfa PAR, tengah mengembangkan alat bantu ajar dengan judul “Rancang Bangun Alat Bantu Ajar Komunikasi Data IIoT dan Mikrokontroler STM32.”

Proyek ini difokuskan pada pengembangan perangkat praktikum yang dapat memfasilitasi pembelajaran terkait Komunikasi Data, Mikrokontroler, Akuisisi Data, dan Internet of Things (IoT) di lingkungan Program Studi Teknik Rekayasa Informatika Industri. Hingga saat ini, materi praktikum terkait bidang tersebut belum memiliki alat bantu ajar yang terintegrasi dengan baik. Alat-alat praktikum yang ada masih bersifat parsial, tersebar di berbagai laboratorium, sehingga menghambat integrasi yang dibutuhkan dalam pendekatan Project Based Learning (PBL).

Solusi Inovatif untuk Tantangan Pembelajaran Praktis
Tim peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang menghambat efektivitas kegiatan praktikum, seperti keterbatasan alat bantu ajar yang terpisah, kesulitan dalam inventarisasi alat, serta kurangnya portabilitas kit praktikum. Untuk itu, pengembangan alat bantu ajar Komunikasi Data IIoT dan Mikrokontroler STM32 yang portable ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Alat bantu ajar ini dirancang untuk mendukung kegiatan praktikum dengan menyediakan perangkat terintegrasi yang memudahkan proses persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Penggunaannya juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mempraktikkan konsep-konsep yang berhubungan dengan komunikasi data, mikrokontroler, sensor, akuisisi data, dan IoT. Selain itu, alat ini juga akan menjadi sumber belajar relevan yang mendukung pengajaran, baik bagi mahasiswa maupun pengajar.


Selaras dengan Visi Politeknik Manufaktur Bandung
Pengembangan alat bantu ajar ini sejalan dengan Rencana Strategis (RENSTRA) Politeknik Manufaktur Bandung, khususnya pada poin peningkatan program pendidikan berbasis produksi. Dalam pengembangan alat ini, mahasiswa turut dilibatkan melalui pendekatan PBL, di mana mereka berperan langsung dalam proses rancang bangun. Hal ini memberikan nilai tambah bagi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan teknis sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia industri.

Selain itu, proyek ini juga mendukung program POLMAN dalam pengembangan teknologi tepat guna yang ditujukan untuk masyarakat pendidikan. Alat bantu ajar ini diharapkan dapat menjadi produk unggulan yang dapat digunakan dalam pendidikan vokasi, tidak hanya di POLMAN Bandung, tetapi juga di lembaga pendidikan lainnya.

Dengan inovasi ini, POLMAN Bandung terus berkomitmen dalam menghadirkan teknologi pendidikan yang relevan dan bermanfaat untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang teknologi dan manufaktur.



Editor:
Achmad Munandar
Petani Bahagia, Mahasiswa KKN POLMAN Bandung Kembangkan Alat Pengendali Aliran Pupuk Cair Otomatis dengan Pemanfaatan Internet

Petani Bahagia, Mahasiswa KKN POLMAN Bandung Kembangkan Alat Pengendali Aliran Pupuk Cair Otomatis dengan Pemanfaatan Internet



wirausahanesia.comDesa Cibodas, yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dikenal dengan alamnya yang subur dan memiliki potensi besar di sektor pertanian. Sebagian besar masyarakat Desa Cibodas bermata penceharian sebagai petani. Namun, tantangan seperti keterbatasan lahan, efisiensi sumber daya, dan perubahan iklim menjadi kendala utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam rangka mendukung perkembangan desa sekaligus memberdayakan masyarakat, sekelompok mahasiswa Politeknik Manufaktur Bandung melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) membangun proyek pembuatan sistem pengendalian aliran pupuk cair aquaponik otomatis berbasis IoT sebagai solusi inovatif untuk pertanian di desa tersebut.

Aquaponik adalah sebuah sistem yang menggabungkan budidaya ikan lele dan tanaman dalam satu ekosistem terpadu. Sistem Aquaponik ini juga memanfaatkan teknologi internet sehingga pemberian pupuk dapat dimonitoring dari jarak jauh. Mengembangkan alat ini dipilih sebagai solusi karena sistem ini tidak memerlukan lahan yang luas. Selain itu, petani dapat menggunakan kembali air dari kolam ikan lele untuk menyuburkan tanaman. Aquaponik juga dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan petani dengan meminimalkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Dengan teknologi internet dan otomatisasi petani juga dapat menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu pergi ke lahan tani.

Mahasiswa terlibat penuh dalam mengembangkan alat Aquaponik ini. Mulai dari merencanakan sistem, membuat alat sirkulasi air dan pupuk dengan menggunakan pompa, serta membuat kolam dan membudidayakan ikan lele sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Setelah selesai dibuat, alat Aquaponik diujicobakan dengan menanam sayuran seperti pakcoy, bayam, dan kangkung. Mahasiswa juga melakukan pemeliharaan harian, seperti memberi makan ikan, memantau pertumbuhan tanaman, dan memastikan sistem sirkulasi berjalan lancar.

Selain menciptakan alat, mahasiswa juga mengadakan sosialisasi mengenai alat Aquaponik kepada kelompok tani yang terdapat di Desa Cibodas. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang teknologi Aquaponik. Melalui kegiatan sosialisasi ini juga diharapkan masyarakat menjadi lebih peduli terhadap pentingnya teknologi ramah lingkungan.

Program KKN pembuatan sistem pengendalian aliran pupuk cair aquaponik otomatis berbasis IoT di Desa Cibodas ini berhasil memberikan solusi inovatif bagi masyarakat dalam menghadapi keterbatasan lahan dan sumber daya. Kolaborasi antara mahasiswa dan warga desa tidak hanya memperkenalkan teknologi baru tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mengadopsi pertanian berkelanjutan. Diharapkan, sistem aquaponik ini dapat terus dikembangkan dan menjadi model untuk desa lain di sekitar Lembang.



Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Undip Berdayakan Warga Rusunawa dengan Pelatihan Pembuatan Teh Telang

Mahasiswa KKN Undip Berdayakan Warga Rusunawa dengan Pelatihan Pembuatan Teh Telang



wirausahanesia.com - Semarang, 5 Oktober 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro kembali berinovasi. Kali ini, Sari Naomi Esterina Manullang, mahasiswa Kesehatan Masyarakat, menginisiasi pelatihan pembuatan teh telang di Rusunawa Undip. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan warga dan membuka peluang usaha baru.

Pelatihan yang digelar pada hari Kamis (4/10) di corner gedung A Rusunawa Undip ini diikuti oleh warga rusunawa, baik mahasiswa ataupun staff. Naomi, sapaan akrabnya, secara detail memandu peserta mulai dari persiapan bahan hingga proses pembuatan teh telang. Selain praktik pembuatan, peserta juga diberikan pemahaman mengenai kandungan gizi dan manfaat teh telang bagi kesehatan.

"Teh telang kaya akan antioksidan yang baik untuk tubuh. Selain itu, warna biru keunguannya yang cantik memiliki nilai jual. Tanaman telang juga mudah tumbuh di daerah Semarang. Dengan pelatihan ini, saya berharap warga rusunawa bisa memanfaatkan potensi tanaman telang untuk meningkatkan kesehatan dan menjadikan hal ini menjadi peluang usaha," ujar Naomi.





Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan program ini, Mas Didin, pengelola angkringan rusunawa Undip, diberikan tanaman telang. Harapannya, warga rusunawa dapat membudidayakan tanaman telang di sekitar tempat tinggal mereka dan memanfaatkannya untuk membuat teh telang yang nantinya dapat dijual di angkringan Rusunawa Undip.

Bapak Triyono, S.H., M.Kn., selaku dosen pembimbing KKN-T mengapresiasi inisiatif mahasiswa karena Kegiatan positif ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga rusunawa.






Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan warga Rusunawa Undip semakin peduli terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar. Selain itu, budidaya tanaman telang juga dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Tematik TPST UNDIP Berinovasi Membuat POC (Pupuk Organik Cair) dari Sampah Daun Kering

Mahasiswa KKN Tematik TPST UNDIP Berinovasi Membuat POC (Pupuk Organik Cair) dari Sampah Daun Kering




wirausahanesia.comSemarang (12/11/2024) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro Tahun 2024 telah melaksanakan program kerja berjudul BISA POC (Bijak Sampah untuk Pupuk Organik Cair) di UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) UNDIP pada tanggal 20 November 2024. Di tengah semangat keberlanjutan dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah, program kerja ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah daun kering, tetapi juga untuk memberdayakan pengelola sampah melalui pembuatan pupuk organik cair yang ramah lingkungan. 

Saat ini, limbah daun kering masih diolah menjadi produk pupuk kompos saja di TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) Undip. Padahal limbah daun kering memiliki potensi lain untuk di transformasi  menjadi pupuk organik cair. Sehingga dengan adanya penambahan produk ini dapat lebih meminimalisir sampah organik yang dibuang ke TPA dan menambah nilai pemasukan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN-T UNDIP memutuskan untuk memulai program kerja pembuatan pupuk organik cair sebagai langkah awal menuju pengelolaan limbah yang lebih efisien.

Proses pembuatan POC ini pun cukup sederhana, dan untuk peralatan dan bahan yang digunakan juga sangat mudah untuk ditemukan. Adapun peralatan yang dibutuhkan yaitu ember, gelas, pengaduk, dan gunting. Sedangkan untuk bahan yang diperlukan hanya daun kering, EM4, gula, dan 5 liter air. Proses pembuatan POC diawali dengan menggunting daun kering menjadi bagian yang lebih kecil. Kemudian dengan menggunakan ember larutkan 60 mL EM4 (setara dengan 6 tutup botol EM4) dengan 5 L air kemudian aduk hingga tercampur. Setelah itu larutkan gula menggunakan gelas, dan campurkan larutan gula kedalam ember yang berisi larutan EM4. Setelah larutan tercampur semua, masukkan daun kering sedikit demi sedikit dan aduk hingga rata. Dan setelah semua bahan tercampur, tutup ember selama 2 minggu untuk proses fermentasi pupuk. 

 



Tanda bahwa POC sudah jadi adalah dari bau yang berubah menjadi asam dan cairan yang telah menyatu tanpa ada cacahan daun di dalam nya. Untuk cara penggunaan POC adalah dengan mengencerkan POC dengan perbandingan 1 : 10 atau dapat diartikan dengan 1 mL POC diencerkan dengan 10 mL air dan baru bisa disemprotkan ke tanaman dalam waktu 2 – 3 kali seminggu.




Penulis : 
Shinta Nur Zahra 
(Program Studi S1 Peternakan) 

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Dessy Ariyanti S.T., M.T., Ph.D.

Lokasi : 
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Universitas Diponegoro, Kota Semarang

Editor :
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Tematik TPST UNDIP Ajak Siswa-Siswi SD Mengubah Sampah Daun Kering Menjadi Pupuk Kompos

Mahasiswa KKN Tematik TPST UNDIP Ajak Siswa-Siswi SD Mengubah Sampah Daun Kering Menjadi Pupuk Kompos




wirausahanesia.comSemarang (12/11/2024) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro Tahun 2024 telah melaksanakan program kerja berjudul GENIUS: SI KOMPI (Gerakan Anak Indonesia Peduli Sampah: Si Kecil Kompos Inspiratif) di UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) UNDIP, dengan menerima kunjungan sebanyak 113 Siswa kelas 5 dan 10 Guru pendamping dari SD IT Bina Amal Semarang pada tanggal 12 November 2024 dalam rangka mengedukasi tentang pemilahan, pengelolaan, pengolahan serta pemanfaatan sampah. 

Mahasiswa KKN-T UNDIP telah mengidentifikasi bahwa edukasi pengelolaan sampah menjadi kompos masih kurang untuk generasi muda. Mengajarkan anak SD tentang pembuatan kompos sederhana sejak dini dapat menanamkan pemahaman yang kuat tentang pengelolaan sampah organik, pentingnya menjaga lingkungan, dan memiliki keterampilan dasar dalam mendaur ulang sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat.

Sebelum praktik dilaksanakan, mahasiswa KKN terlebih dahulu melakukan sosialisasi atau pemaparan tentang apa saja alat dan bahan yang akan digunakan, langkah-langkah cara membuat pupuk kompos serta manfaat dari kompos dengan menggunakan media berupa leaflet. Program dilanjutkan dengan melakukan demonstrasi cara membuat pupuk kompos dari sampah daun kering bersama dengan siswa-siswi SD IT Bina Amal Semarang. 

Langkah pertama, letakkan karung sebagai alas agar tidak tercecer di lantai. Kemudian, letakkan daun kering yang telah dicacah di atas alas untuk disemprot dengan larutan yang berisi campuran bakteri EM4, air, dan gula. Settelah semua bagian daun basah atau lembab, daun tersebut dimasukkan ke dalam komposter dan dibiarkan dengan kondisi wadah tertutup. Ulangi proses pengadukan 3 kali selama 1 minggu dan tunggu hasil kompos selama kurang lebih 1 bulan. Melalui program ini, diharapkan siswa-siswi SD IT Bina Amal Semarang dapat lebih memanfaatkan sampah daun kering menjadi barang yang memiliki nilai fungsi dan ekonomi lebih tinggi.

 




Penulis : 
Shinta Nur Zahra 
(Program Studi S1 Peternakan) 

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Dessy Ariyanti S.T., M.T., Ph.D.

Lokasi : 
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Universitas Diponegoro, Kota Semarang

Editor :
Achmad Munandar
Kenalkan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini: Mahasiswa Tim KKN-T Universitas Diponegoro Ajak Siswa SDN Tlogorejo Bermain Mitos VS Fakta Seputar Pubertas

Kenalkan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini: Mahasiswa Tim KKN-T Universitas Diponegoro Ajak Siswa SDN Tlogorejo Bermain Mitos VS Fakta Seputar Pubertas



wirausahanesia.comHingga saat ini, kesehatan reproduksi masih menjadi topik tabu di masyarakat, tidak terkecuali bagi masyarakat Desa Tlogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Hal ini menyebabkan munculnya banyak mitos yang beredar di masyarakat terkait kesehatan reproduksi, terutama mengenai perubahan bentuk dan fungsi tubuh saat pubertas. 

Arumdaum Mahanani, mahasiswa pelaksana program edukasi ini menjelaskan bahwa pemberian edukasi terkait kesehatan reproduksi seharusnya diberikan sebelum anak mulai memasuki fase pubertas. Oleh karenanya, usia remaja awal mulai dari 11-13 tahun menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan topik kesehatan reproduksi. 

“Kesehatan reproduksi bukanlah hal yang tabu. Justru seharusnya pemberian informasi terkait kesehatan reproduksi diberikan sejak dini guna mencegah penyakit atau gangguan reproduksi,” ujarnya.

Selain keluarga, sekolah merupakan tempat yang berpengaruh bagi pembentukan cara berpikir anak. SDN Tlogorejo merupakan salah satu tujuan utama bagi warga Desa Tlogorejo untuk menyekolahkan putra/putrinya. Melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Universitas Diponegoro, SDN Tlogorejo memperkenalkan kesehatan reproduksi kepada siswa-siswinya. 

Kegiatan pengabdian ini mencakup pemberian materi kepada siswa/i kelas V-VI SDN Tlogorejo seputar kesehatan reproduksi, mulai dari mengenal pubertas dan penyebabnya, perubahan yang terjadi saat pubertas, dampak pubertas, dilanjut dengan permainan edukatif melalui kartu “Mitos VS Fakta”.

Tri Pawesti Utami, S.Pd. SD., Kepala SDN Tlogorejo, mengungkapkan bahwa kegiatan edukasi terkait kesehatan reproduksi belum pernah diberikan oleh pihak sekolah kepada siswa/i sehingga kegiatan ini menjadi langkah awal untuk mengatasi maraknya mitos yang beredar di masyarakat terkait kesehatan reproduksi. “Untuk edukasi kesehatan reproduksi belum pernah diberikan dari sekolah, Mbak. Saya berterimakasih sekali dengan adanya program ini anak-anak bisa mempelajari kesehatan reproduksi dengan cara yang menyenangkan,” tuturnya.

Program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi bagi remaja di wilayah Desa Tlogorejo. 



Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Lakukan Sosialisasi Label dan Klaim Pangan di Koperasi Beras: Membangun Atensi dengan Integritas Merek

Mahasiswa KKN Lakukan Sosialisasi Label dan Klaim Pangan di Koperasi Beras: Membangun Atensi dengan Integritas Merek



wirausahanesia.comMahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik dari Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan sosialisasi mengenai pentingnya label dan klaim pangan di Koperasi Gabungan Petani Organik (Gupon) Sekarlangit, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, pada Rabu (13/11/2024). Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman regulasi label pangan di mitra KKN, yaitu Gupon Sekarlangit, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran mengenai peluang mendapatkan atensi konsumen terhadap produk berklaim pangan.

Mahasiswa dari disiplin ilmu Teknologi Pangan, Ghina Husna Nasution, memimpin kegiatan ini untuk membantu pihak koperasi merekognisi pentingnya label yang sesuai dengan standar yang ada, baik skala nasional, maupun internasional. Materi yang disajikan merupakan hasil diskusi dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang juga merupakan pengajar di program studi Teknologi Pangan Undip, yaitu Dr. Rafli Zulfa Kamil, S.T.P. Adanya label dan klaim pangan yang jelas diharapkan dapat membuat konsumen memperoleh informasi transparan mengenai kualitas, asal usul, dan kandungan gizi dari produk yang mereka konsumsi. 

Ghina juga menyoroti beberapa regulasi di Indonesia terkait pangan, label, klaim, dan keamanan pangan, salah satunya yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa informasi wajib yang harus dicantumkan dalam label pangan meliputi nama produk, komposisi bahan baku, tanggal kadaluarsa, informasi produsen atau pengimpor, serta nomor izin edar. Penjabaran ini bertujuan agar pihak koperasi lebih mudah memperhitungkan tata letak informasi pada kemasan pangan yang diproduksinya serta menghindari kesalahan yang dapat mengakibatkan denda atau penarikan produk dari pasaran yang dapat menurunkan citra merek.

Tidak hanya memberikan teori, mahasiswa KKN juga menampilkan studi kasus dari beberapa contoh produk yang beredar di pasaran. Dalam sesi ini, Ghina melakukan simulasi untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan label dan klaim dari berbagai merek. “Suatu produk dapat mencuri atensi konsumen hanya dari visualnya, baik dari warna, ilustrasi, hingga klaim yang dicatut. Konsumen cenderung memilih produk dengan identitas yang jelas karena memberikan kesan terpercaya yang kuat.” jelas Ghina dalam sesi pemaparan.

Pihak koperasi Gupon Sekarlangit menyambut baik program ini. Salah satu anggota, Bapak Farid, menegaskan bahwa label kemasan merupakan poin penting dalam menarik perhatian konsumen. "Materi yang dijelaskan memang sederhana, tetapi dari sisi produsen banyak pasal yang harus diperhatikan sebelum menyantumkan klaim pangan pada label produk." jelasnya. 

Setelah sesi pemaparan, mahasiswa KKN juga menerima banyak masukan mengenai tantangan yang dihadapi pengelola koperasi terkait penerapan label pangan. Berbagai kendala muncul seperti panjangnya durasi waktu untuk verifikasi klaim pangan ke pihak yang berwenang dan biaya tambahan untuk uji laboratorium komponen gizi produk sebelum dapat diklaim pada label. 

“Ada proses panjang sebelum dua atau tiga kata klaim pangan dapat dicantumkan pada label. Pihak produsen harus menunggu verifikasi dari pihak yang berwenang sebelum memasarkan produk. Apabila pihak yang berwenang menolak, kita harus evaluasi lagi dan menghambat rilis produk.” Ujar Pak Arif, selaku bagian dari Gupon Sekarlangit. 

Pernyataan tersebut menggambarkan adanya integritas kuat dari Gupon Sekarlangit terhadap kepatuhan regulasi. Ke depan, mahasiswa KKN berharap koperasi-koperasi lain di Indonesia juga dapat menerapkan integritas serupa demi meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan lokal.




Editor:
Achmad Munandar

UMKM GO-DIGITAL: Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan QRIS pada UMKM di Dusun Sironjang

UMKM GO-DIGITAL: Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan QRIS pada UMKM di Dusun Sironjang




wirausahanesia.comDusun Sironjang, Semarang (01/11/2024) – Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari Universitas Diponegoro menyelenggarakan Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS pada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunung Pati, Semarang, pada Jumat, 1 November 2024. Sosialisasi ini dilaksanakan oleh Mahasiswa Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Ghassani Nur Amalina Santosa, yang merasa perlu untuk memperkenalkan manfaat dan kemudahan transaksi digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang digagas oleh Bank Indonesia sebagai upaya modernisasi sistem pembayaran nasional.

Program ini diadakan untuk mendukung perkembangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa tersebut dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan sistem pembayaran yang lebih efisien. Program penyuluhan ini dihadiri oleh 13 pelaku UMKM yang antusias untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan QRIS sebagai alat pembayaran berbasis kode QR yang bisa memudahkan transaksi digital bagi para pelaku UMKM. Dalam sesi penyuluhan, mahasiswa memberikan pemahaman mengenai manfaat QRIS, seperti kemudahan transaksi, keamanan, serta jangkauan pasar yang lebih luas.

Sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi digital, mahasiswa memberikan pemahaman mengenai QRIS dan mengajak para pelaku UMKM untuk beralih ke sistem pembayaran non-tunai. Dengan menggunakan QRIS, para pelaku usaha dapat mengurangi ketergantungan pada transaksi tunai dan memperluas akses pembelian, terutama dari kalangan masyarakat yang telah terbiasa menggunakan pembayaran digital.

Selaku penyelenggara dan pemateri dalam acara tersebut, Ghassani menjelaskan bahwa pemanfaatan QRIS dapat membantu UMKM setempat untuk bersaing di era digitalisasi, meningkatkan efisiensi transaksi, serta membuka peluang pasar yang lebih luas. “QRIS ini menjadi satu langkah untuk memajukan bisnis masyarakat, agar mereka bisa mengenal digitalisasi berupa adanya alat alternatif selain uang tunai yaitu QRIS yang bisa membantu para UMKM ini untuk meluaskan pasar mereka,” tuturnya.

Program sosialisasi QRIS ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Dusun Sironjang menuju transformasi digital yang lebih menyeluruh, serta mendorong peningkatan daya saing UMKM lokal di era ekonomi digital.
 





Editor:
Achmad Munandar
KKN Tematik Undip Bantu Warga Sukorejo Melalui Pelatihan Pembuatan Pakan Pelet Ayam Kampung

KKN Tematik Undip Bantu Warga Sukorejo Melalui Pelatihan Pembuatan Pakan Pelet Ayam Kampung

 

Foto praktik pembuatan pelet

wirausahanesia.com - Universitas Diponegoro melalui kegiatan KKN Tematik “Zero Waste Farming System” melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sukorejo, Kabupaten Sragen yang merupakan salah satu Desa kolaborasi program Iptek Bagi Desa Binaan Undip (IDBU) Tahun 2024.

Pada hari Selasa (22/10/2024), Tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Kelompok Ternak Desa Sukorejo mengadakan pelatihan pembuatan pakan pelet ayam kampung di kediaman Kepala Desa Sukorejo. 

Kegiatan pelatihan dilaksanakan oleh salah satu anggota KKN Tematik Undip, Bilqis Nur Fadilah, pada hari Kamis (22/10/2024) pukul 20.00 WIB. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Desa Sukorejo, Kelompok Ternak Sukorejo dan mahasiswa KKN Tematik Undip. 

“Pembuatan pelet diawali dengan membuat formulasi ransum yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dari ayam kampung. Bahan pakan yang digunakan meliputi jagung giling, dedak padi, bungkil kedelai, pollard, molasses, CaCO3, dan premix. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga merata, kemudian dimasukkan kedalam mesin pelet. Pelet yang terbentuk selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air sehingga pelet lebih awet dan tahan lama” ujarnya. 



Foto pakan pelet ayam kampung


Kepala Desa Sukorejo memberikan apresiasi dan tanggapan kepada mahasiswa yang telah memberikan edukasi bagi masyarakat. “Dengan adanya pelatihan pembuatan pelet ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada kelompok ternak mengenai tata cara dan bahan-bahan yang diperlukan  dalam pembuatan pelet” ujar pak Sukrisno. 

Kegiatan pelatihan pembuatan pelet ayam kampung ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peternak dalam pembuatan pakan ternak berkualitas dan mendorong peternak di Desa Sukorejo untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi melalui produksi pakan sendiri dan peningkatan hasil ternak.



Editor:
Achmad Munandar
Modul Matematika: Solusi Baru untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa SD Negeri Gilirejo 3

Modul Matematika: Solusi Baru untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa SD Negeri Gilirejo 3



wirausahanesia.comSragen (09/08) - Mahasiswa KKN Tim II UNDIP membuat modul pembelajaran matematika untuk siswa kelas 4 sekolah dasar, yang diserahkan kepada guru SD Negeri Gilirejo 3 pada Jumat, 9 Agustus 2024. Selama ini, matematika sering kali dianggap sulit dan menakutkan oleh banyak siswa karena mereka merasa kesulitan memahami konsep-konsep yang diajarkan. Hal ini mungkin karena kurangnya buku modul tambahan untuk latihan di luar jam sekolah sehingga membuat siswa kesulitan dalam menguasai materi matematika dengan baik. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa KKN menyusun modul yang berisi materi, rumus-rumus singkat, dan latihan soal yang dirancang untuk membantu siswa memahami matematika dengan lebih mudah.

Dengan adanya modul ini, diharapkan siswa SD Negeri Gilirejo 3 dapat merasa lebih percaya diri dalam belajar matematika dan dapat mengatasi kesulitan yang mereka hadapi selama ini. Modul ini bertujuan untuk memberikan dukungan tambahan yang dibutuhkan siswa untuk menguasai konsep-konsep matematika secara efektif. Selain itu, diharapkan modul ini juga akan membantu para guru dalam mengajarkan matematika dengan cara yang lebih menarik dan terstruktur, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Modul yang telah dibuat, diberikan kepada guru di SD Negeri Gilirejo 3 dalam bentuk hardfile yaitu modul cetak.



Penulis : 
Hanum Wifani Khasanah 
(Matematika - FSM)

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Mochammad Rizki Fitrianto, S.AP., M.AP

Editor:
Achmad Munandar