Sironjang Bebas Bencana Tanah Longsor: Undip Petakan Landslide Potential Index

Sironjang Bebas Bencana Tanah Longsor: Undip Petakan Landslide Potential Index

  



wirausahanesia.com - Dusun Sironjang RW 01 merupakan salah satu wilayah yang terletak di Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungapati, Kota Semarang yang memiliki topografi wilayah cukup curam seperti berada terletak pada barisan bukit. Kombinasi antara kondisi fisik wilayah yang rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar tentu akan meningkatkan risiko terjadinya bencana dan keterpaparan manusia terhadap bencana di Dusun Sironjang. 

Hal tersebut membuat Dusun Sironjang sangat berpotensi mengalami bencana tanah longsor mengingat topografi wilayah Dusun Sironjang yang cukup curam tersebut. Bencana merupakan suatu rangkaian peristiwa yang terjadi secara mendadak dan tidak terduga, sehingga seringkali menimbulkan kerugian material, fisik, psikologis ataupun jiwa manusia. 

Seiring dengan meningkatnya populasi global, kemungkinan manusia untuk terpapar bencana juga turut meningkat. Sebagai salah satu negara dengan tatanan geologi dan topografi yang kompleks, Indonesia selalu dibayangi oleh berbagaipotensi bencana alam, hal ini turut diperparah oleh fakta bahwa Indonesia di huni oleh 270 jutajiwa penduduk yang menjadikannya negara dengan populasi manusia terbesar ke-4 di dunia (BPS, 2021) hal tersebut tentunya juga berdampak pada tatanan geologi dan topografi Dusun Sironjang yang kompleks juga. 

Bencana tanah longsor merupakan salah satu bentuk bencana yang endemik terjadi di kawasan pegunungan dan seiring dengan perluasan ruang untuk pembangunan di berbagai wilayah. Salah satu wilayah yang rawan dilanda bencana tanah longsor adalah wilayah yang memiliki topografi seperti di pegunungan termasuk Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati. Selain karena lintasan yang meniti secara tegak lurus Gunungpati, jalan Dusun Sironjang ini juga ramai dilewati oleh berbagai kendaraan sehingga rawan terjadi bencana tanah longsor di sepanjang jalan lintas tersebut. Mengingat fungsinya sebagai tempat tinggal penduduk sekitar dan juga sebagai mobilitas, penduduk maka penting dilakukan penilaian wilayah atau segmen jalan yang rentan dan berpotensi untuk terjadinya bencana tanah

longsor agar dapat dilakukan tindakan mitigasi bencana yang tepat. Oleh karena itu, melalui program IDBU, dibutatlah peta mitigasi Landslide Potential Index wilayah Dusun Sironjang dan juga alur mitigasi penanganan bencana tanah longsor secara dini.
 

 

Salah satu langkah awal dalam mengkarakterisasi dampak potensial dari tanah longsor adalah dengan mengidentifikasi wilayah kerawanan tanah longsor dan dimana peristiwa tersebut telah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, dilakukanlan analisis kerawanan tanah longsor wilayah Dusun Sironjang agar dapat diketahui wilayah mana saja yang memiliki kerawanan bencana tanah longsor yang rendah, sedang, maupun tinggi berdasarkan permasalahan yang kemungkinana akan terjadi di Dusun Sironjang dan dengan adanya peluang untuk mengaplikasikan dan mengoptimalkan kemampuan teknologi geospasial dalam mengidentifikasi wilayah rawan longsor.

Hasil perhitungan variabel pendukung penyebab bencana tanah longsor, yaitu Kelerengan, Land Use, Jarak terhadap Sungai, Curah Hujan, dan Struktur Geologi, didapatkan peta Landslide Potential Index yang menunjukkan, wilayah Dusun Sironjang memiliki kerawanan terhadap bencana tanah longsor.

Tim pelaksana berharap, dengan adanya peta tersebut dapat membantu segenap tokoh masyarakat dan masyarakat Dusun Sironjang agar lebih waspada terhadap bencana tanah longsor yang akan kemungkinan besar akan terjadi di wilayah Dusun Sironjang tersebut serta para stakeholder dalam merencanakan pengembangan kewilayahan yang lebih terarah.

Peta Landslide Potential Index memberikan informasi penting bagi pengelola kewilayahan Dusun Sironjang secara continue guna kesejahteraan masyarakat lokal, serta keberlanjutan ekonomi wilayah Dusun Sironjang, sehingga dapat memenuhi tujuannya menjadi Desa Wisata Agroekokultural yang aman terhadap bencana.




Penulis :
Farah Nur Amalina, Mahasiswi Teknik Geodesi, Program IDBU (Iptek Desa Binaan Undip) Universitas Diponegoro, Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang


Dosen Pembimbing :
Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., Ph.D., IPU.