Pupuk Kompos Padat: Inovasi Berkelanjutan dalam Pertanian di Gempol, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten

Pupuk Kompos Padat: Inovasi Berkelanjutan dalam Pertanian di Gempol, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten




wirausahanesia.comGempol, sebuah desa yang subur di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, merupakan pusat pertanian yang penuh potensi. Petani di wilayah ini telah lama mengandalkan tradisi pertanian sebagai mata pencaharian utama. Namun, dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga lingkungan, inovasi seperti pupuk kompos padat telah menjadi bagian penting dari pertanian berkelanjutan. Artikel ini akan membahas proses pembuatan dan penggunaan pupuk kompos padat dalam pertanian padi dan holtikultura di Gempol.


Sebuah kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah sapi telah dilakukan di Desa Gempol, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini dilakukan untuk mengatasi ketersediaan pupuk yang terbatas dan mengurangi pencemaran akibat limbah yang dihasilkan dari sektor peternakan. Selain memang menjadi program kami, pelatihan ini penting digelar, karena sangat dibutuhkan. Apalagi hampir semua petani di sini memelihara sapi. 

Kegiatan dilakukan di rumah Bapak Sumiyani Desa Brajan pada tanggal 21 Oktober 2023. Proses pembuatan pupuk kompos terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu menyiapkan bahan utama berupa kotoran sapi yang telah melalui proses dikeringanginkan, bahan pengkaya berupa serasah kering, EM4, molase, dan air. Setelah semua bahan siap, dilakukan pencacahan terhadap bahan padat yaitu kotoran sapi dan serasah kering kemudian mencampurkan bahan padat dan bahan cair. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pengurusan sertifikasi jaminan halal kepada pelaku usaha, khususnya UMKM. 

Bahan yang diperlukan: 
1. Pupuk kandang matang non fementasi / masih murni : (30kg), 
2. Media organik hijauan atau coklatan 2 sak (20kg) (pilih salah satu) : • Hijauan : Dedaunan segar, Daun Kipait, Rumput Gajah, Batang Jagung basah • Coklatan :serbuk kayu, sekam padi, limbah kulit kopi, cocopiet 
3. 1 debog pisang ukuran 2 meter 
4. 0,5 sak akar sumber PGPR seperti kacang kacangan, akar tanaman jagung, akar rumputgajah, akar rumput putri malu (tanah sekitaran akar jangan dibersihkan) 
5. EM4 sebanyak 1 Liter

Alat yang dibutuhkan:
1. Terpal / Plastik mulsa 
2. Gombor 
3. Cangkul 
4. Plastik Kemasan 
5. Label Produk

Manfaat Kompos
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. 

Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk manusiayerap unsur hara dari tanah. Aktivitasmikroba tanah juga iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. 

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi:
1. Menghemat biaya transportasi danpenimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggidari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan:
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampahorganik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas penyerapan udara oleh tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi,dan jumlah panen)

Ciri-ciri kompos sudah jadi dan baik adalah:
1. Warna kompos coklat kehitaman
2. Aroma kompos yang baik tidak menyengat, tetapi mengeluarkan aroma seperti bau tanah atau bau humus hutan
3. Apabila dipegang dan dikepal, kompos akan menggumpal. Apabila ditekan dengan lunak, gumpalan kompos akan hancur dengan mudah.


HASIL ANALISA KANDUNGAN
Nomor:007/CMP/10/2023
Laboratorium Pengujian: Laboratorium Chem-Mix Pratama 
Tanggal Pengujian: 07 Oktober 2023



Melalui pelatihan ini, mahasiswa ingin petani di Desa Gempol, Kecamatan Jatinom itu bisa mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk kimia. Selain memberikan pelatihan teknik membuat pupuk kompos, mahasiswa juga memaparkan tentang teknik mengukur suhu dan keasaman tanah. 

Ketua Kelompok Tani Desa Gempol Bapak Sumiyani mengaku senang dengan kehadiran mahasiswa dari Universitas Diponegoro itu.

"Ilmu dan wawasan baru di bidang pertanian memang sangat dibutuhkan, terutama terkait pemanfaatan potensi yang ada di sekitar desa ini, termasuk dalam upaya menekan biaya produksi pertanian dan meningkatkan hasil panen," katanya.





Tim KKN Tematik UNDIP 2023/2024
Penulis: Dhea Seftian Sabila. 
Fakultas/Program Studi: Fakultas Ekonomika dan Bisnis/Ekonomi Islam
Dosen Pembimbing Lapangan: Drs, Sunarno , S.Si, M.Si.