Tingkatkan Produktivitas Kerja, Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Budaya Kerja 5S

Tingkatkan Produktivitas Kerja, Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Budaya Kerja 5S

 Kegiatan Sosialisasi Pengenalan Budaya Kerja 5S di UMKM Sale Pisang


wirausahanesia.com - Banjarsari (21/07/2023) – Salah satu usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Talun adalah UMKM sale pisang milik Ibu Tri yang masih bersifat home industry. Produk yang dihasilkan oleh UMKM tersebut yaitu sale pisang, rengginang, dan terkadang memproduksi basreng. 

Meskipun sudah memiliki peluang bisnis yang menguntungkan, namun UMKM ini masih kurang memperhatikan aspek-aspek keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan saat bekerja. Minimnya pemahaman dari pelaku UMKM mengenai manfaat dan cara menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman, mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap kebersihan lingkungan kerja. 

Kecenderungan pelaku UMKM yang tidak segera membersihkan dan merapihkan area kerja setelah selesai melakukan kegiatan produksi membuat area produksi tampak kotor akibat banyak barang yang berserakan dan tidak ditempatkan sesuai tempatnya.

Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNDIP mengadakan program kerja terkait bagaimana cara menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman menggunakan prinsip budaya kerja Jepang yaitu 5S. Konsep 5S dalam Bahasa Indonesia juga dikenal sebagai 5R. Konsep 5S terdiri atas Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin). Penerapan 5S bagi UMKM bermanfaat untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan kerja, meningkatkan kualitas, menekan pemborosan waktu, menekan biaya produksi, serta meningkatkan produktivitas.

Pelaksanaan program kerja ini dilakukan dengan metode sosialisasi yang terdiri atas pemaparan materi kepada pelaku UMKM menggunakan poster berjudul “Budayakan Selalu 5S di Tempat Kerja” dan dilanjutkan dengan demonstrasi penerapan 5S. Pada kegiatan pemaparan materi, mahasiswa KKN menjelaskan mengenai pengertian konsep budaya kerja 5S, penjelasan masing-masing poin 5S, pentingnya implementasi 5S, dan contoh-contoh penerapan 5S di tempat kerja. 

Setelah itu, dilakukan demonstrasi penerapan 5S yaitu dengan memberi label pada tempat-tempat penyimpanan produk jadi sale pisang dan rengginang, lalu menempatkannya dengan rapi pada rak yang tersedia. Poster “Budayakan Selalu 5S di Tempat Kerja” juga ditempelkan di area kerja yaitu di dapur, sebagai pengingat agar para pekerja senantiasa menerapkan 5S saat bekerja. Tujuan dilakukannya demonstrasi ini yaitu agar pelaku UMKM paham betul cara mengimplementasikan 5S dan mengerti bahwa budaya kerja ini sangat mudah untuk dilakukan. 

Setelah program kerja pengenalan budaya kerja 5S ini terlaksana, pelaku UMKM memberikan feedback positif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan penerapan 5S. Pelaku UMKM mengaku merasa senang karena mendapat ilmu baru mengenai budaya kerja Jepang 5S yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dan kenyamanan saat bekerja. 

Setelah adanya kegiatan ini, diharapkan pelaku UMKM dapat lebih peduli dengan kondisi lingkungan kerjanya. Lebih jauh lagi, pengenalan budaya kerja 5S ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat sekitar untuk senantiasa disiplin dalam menjaga kebersihan ketika bekerja agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan produktif. 



Penulis: 
Endah Anggini Putri
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro 

DPL: 
Muhammad Iqbal Fauzan S.P., M.Si.

Lokasi: 
Rumah Ibu Tri (Pemilik UMKM Sale Pisang Risky)
Desa Banjarsari, Kec. Talun, Kab. Pekalongan