KKN TIM I UNDIP Modifikasi PMT Modern Sebagai Upaya Penanganan Stunting

KKN TIM I UNDIP Modifikasi PMT Modern Sebagai Upaya Penanganan Stunting

Foto bersama dengan Kader TP PKK 
Desa Jangglengan, Kec. Nguter, Kab. Sukoharjo


wirausahanesia.comSukoharjo 16 Januari 2024 - Stunting merupakan masalah yang sering dijumpai dan menjadi prioritas di indonesia salah satunya di Desa Jangglengan, Kec Nguter, Kab Sukoharjo. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu upaya pencegahan stunting dengan memanfaatkan bahan makanan yang berkualitas dan bernilai gizi tinggi. Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro memodifikasi PMT yang berbahan dasar tempe karena tempe merupakan bahan makanan yang ekonomis, mudah didapat, dan memiliki nilai gizi yang tinggi.

Tempe sebagai bahan dasar merupakan lauk nabati yang sering dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Zat gizi dalam tempe mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan oleh tubuh. Kapang yang ada di kedelai membantu hidrolisis senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna. Zat gizi yang ada di tempe yaitu protein, lemak, serat, vitamin, senyawa antibakteri dan antioksidan (genestein, daidzein, fitosterol, asam fenolat, lesitin). Tempe juga mengandung isoflavon yang bermanfaat untuk mencegah aktivitas sel kanker, memperbaiki metabolisme hormon steroid, menurunkan kolesterol, melindungi sel hati dari senyawa beracun, memperlancar sirkulasi darah, dan lainnya.

Dengan adanya schotel tempe dapat membatu kader sebagai variasi dalam pemberian PMT dan dapat digunakan sebagai menu cemilan untuk si kecil di rumah. Schotel tempe memiliki kandungan gizi diantaranya energi sebesar 128 kkal dan protein sebesar 8,2 gr. Jumlah tersebut sudah cukup dan sesuai untuk kebutuhan makanan tambahan untuk si kecil. Dengan begitu kemungkinan stunting lebih kecil terjadi dengan schotel tempe yang lezat, padat gizi, kekinian dan harga ekonomis.

Dari segi ekonomi, setelah dilakukan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan shcotel tempe, didapatkan harga Rp. 2000 untuk satu pcs. Harga tersebut lebih murah jika dibandingkan dengan dengan PMT lainnya yang rata-rata dibandrol harga Rp. 2.500. 
Pembuatan schotel tempe juga lebih mudah dan tidak memakan waktu yang cukup lama. 

Alat dan bahan yang dibutuhkan diantaranya,tatakan, piring, pisau, sendok, mangkok, baskom, talenan, steamer, sarung tangan plastik, parutan keju, timbangan, 500 gr tempe, 3 butir telur, 125 ml susu UHT, 1 buah wortel, 4 helai daun bawang, 25 gr keju parut, 7 siung bawang putih, ¼ bawang bombay, merica, kaldu jamur dan minyak goreng. 

Cara pembuatan meliputi tempe dipotong dadu kemudian dikukus selama 30 menit, siapkan cincang bawang putih dan bawang bombay. Setelqh 30 menit, tempe ditumbuk hingga halus. Potong dadu pada wortel dan daun bawang. 

Goreng bawang putih dan bawang bombay dengan menggunakan minyak goreng hingga harum dan masukan tempe yang telah ditumbuk selama 3 menit. Setelah ditumis, diuleni hingga tercampur rata. Selanjutnya tambahkan 125 ml susu UHT kemudian uleni kembali hingga rata. 

Tambahkan wortel dan daun bawang. Siapkan tatakan dan baluri dengan mentega secukupnya. Timbang adonan masing-masing menjadi 50 gr dan bentuk sesuai keinginan. Masukan kedalam steamer selama 20 menit. Platting schotel dengan menarik sehingga schotel siap dihidangkan. 

Schotel tempe

Schotel tempe memiliki tampilan yang menarik dengan warna kekuningan, tekstur yang lembut karena telah ditumbuk, rasa yang lebih kekinian dengan penambahan keju diatasnya, aroma yang harum dan rasa yang banyak diminati. 



Editor:
Achmad Munandar