Kumpulan Podcast Wirausahanesia,com Bahas All About Entrepreneur with Achmad Munandar

Kumpulan Podcast Wirausahanesia,com Bahas All About Entrepreneur with Achmad Munandar

 


Wirausahanesia.com - Kami hadir dalam bentuk Podcast membahas banyak hal seputar dunia Wirausaha dipandu Achmad Munandar semoga bermanfaat selamat menyimak.


1. Siaran Radio Campus Episode 1: Kerja vs Usaha?

Sinopsis: Membahas kontrovesi dan dilema yang sering ada di masyarakat, baik mana antara Kerja dibanding Buka Usaha dan sebaliknya, Nandar akan memberi jawaban yang tak terduga, langsung play saja videonya.



2. Siaran Radio Campus Episode 2: Agar PMW dan PKM-K Sukses


Sinopsis: Nandar berbagi tips bagaimana agar proposal PMW dan PKM-K bisa lolos, kemudian bagaimana agar usahanya bisa jalan dan berkembang karena angka keberhasilan bisnis dari PKM-K dan PMW di bawah 10%.



3. Siaran Radio Campus Episode 4: Sukses Story Loetju


Sinopsis: Podcast ini merupakan rekaman saat Loetju diundang untuk siaran di Radio Pas FM Semarang. Membahas tentang Loetju, peluang dan tantangan bisnis percetakan di masa akan datang. Seru deh.


4. Siaran Radio Campus Episode 5: Ide Bisnis dari Dunia Tulis Menulis


Sinopsis: Hobi menulis juga bisa mengasilkan pundi-pundi, dalam podcast ini Nandar berbagi setidaknya 8 ide dan peluang bisnis dari dunia tulis menulis, apa saja? simak videonya.



5. Siaran Radio Campus Episode 7: Kerja tidak Sesuai Jurusan?




Semoga Bermanfaat, jangan lupa Like, Komen, Share dan Subscribe.


***
Ingin apresiasi langsung ke kreator? 
bisa lewat QRIS lho, yuk support dengan saweran 
melalui scan kode QRIS di bawah ini 
(Mobile Banking dan E-Wallet)

Peluang Penghasilan dari Podcast, Cocok untuk Generasi Millenial

Peluang Penghasilan dari Podcast, Cocok untuk Generasi Millenial

 


Wirausahanesia.com - Banyak yang bertanya, apa pekerjaan yang bisa dilakukan oleh millenial dengan kriteria Nir-effort tapi hasilnya maksimal, khas generasi millenial sekali ya.

Referensi dari kami kali ini adalah cobalah jadi Podcaster, dengan membuat rekaman audio yang bisa sobat share melalui platform audio sepeerti Spotify, Noice, Anchor dll yang disebut Podcast.

Semenjak kemunculan media sosial berbasis visual seperti Instagram, Youtube dll disebut-sebut sebagai penanda sunset untuk industri Audio macam radio.

Hingga muncul tren baru bernama Podcast dan streaming audio yang diawali lahirnya iTune dari apple, joox, dan spotify.

Era digital memberi peluang untuk semua orang punya kesempatan yang sama dalam berkreasi dan menghasilkan uang, walau tentu saja beda hasilnya tegantung perjuangan personalnya.

advertisement


Buat sobat yang suka cuap-cuap, podcast bisa jadi sarana yang tepat untuk beraktualisasi, apalagi yang merasa tidak percaya diri tampil dalam bentuk visual.

Urusan tema gak usah pusing dan minder, banyak pilihannya, yang suka olahraga bisa bahas bola misalnya, yang suka politik komentari aja healine koran tiap pagi, yang gemar dengar horor bahas aja misteri, yang suka ngobrol gak jelas juga ada pasarnya, berkaca pada kesuksesan podcast GJLS di spotify.

So gak usah minder, tampil saja apa adanya dengan apa yang sobat sukai dan gemari.

Potensi penghasilannya? jika sudah mendapat pendengar setia bisa dengan mulai menawarkan slot ad lip atau konten bertema khusus sesuai pesanan sponsor.

Jika beruntung bisa mendapat kontrak ekslusif dari platform misal Spotify atau Noice yang nilainya besar lho.

Jadi yang sering nanya cara menghasilkan uang untuk Millenial, Podcast bisa jadi pilihan, jangan lagi banyak alasan, ambil hp mu dan mulailah merekam. Semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis:
Achmad Munandar
Jangan Remehkan Jualan Pop Ice dan Sosis Bakar di Rumah, Potensi Hasilkan Banyak Cuan

Jangan Remehkan Jualan Pop Ice dan Sosis Bakar di Rumah, Potensi Hasilkan Banyak Cuan

 


Wirausahanesia.com - Banyak yang nyinyir kepada mereka yang setelah nikah muda lalu jualan pop ice dan sosis bakar di teras rumah.

Semua orang yang nyinyir lalu menghubungkan dengan dampak negatif nikah muda dan kesiapan finansial pasangan millenial terhadap masa depan.

Penulis tegas tidak setuju dengan pendapat di atas, bagaimanapun nikah yang dilakukan atas kesadaran dua pasangan yang berkomitmen adalah baik.

Nikah di usia yang tepat akan memberi kesempatan untuk membangun bahtera rumah tangga bersama, punya kesempatan saling memahami dan bekerjasama dan hal baik lainnya.

Terkait jualan pasca nikah ya gak apa-apa, tidak ada salahnya membuat usaha di rumah sembari melakukan aktifitas dan membantu ekonomi keluarga, setidaknya untuk kebutuhan bunda.

Ngomong-ngomong soal jualan minuman instan dan aneka sosis bakar atau goreng potesi hasilnya lumayan lho.

Dari biaya modal bisa mengambil margin hingga 100% misal sosil dengan harga 500-1.000 rupiah bisa dijual dengan harga 1.000-2.000 per pcs.

Demikia juga dengan minuman instan, sebut saja coffeemix harga 1.500 per sachet bisa dijual 3.500-4.000 dengan tambahan air dan es, belum lagi pop ice dan merk minuman instan lainnya.

Sebagai usaha sambilan gak ada salahnya mencoba usaha ini di rumah, apalagi di masa pandemi, anak-anak usia sekolah yang jadi segmen utama produk jajanan ini ada di rumah karena sekolah online.

Gak perlu malu, gak usah dengerin orang-orang yang nyinyir, daripada ghibah mending usaha di rumah.

Itu tadi sobat wirausahanesia, demikian artikel kita tentang Jangan Remehkan Jualan Pop Ice dan Sosis Bakar di Rumah, Potensi Hasilkan Banyak Cuan, semoga bermanfaat sampai jumpa.



penulis:
Achmad Munandar


Yuk Kenalan dengan Generasi Millennial

Yuk Kenalan dengan Generasi Millennial

 


Wirausahanesia.com - Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. 
 
Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. 
 
Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. Awal 2016 Ericsson mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan konsumen. 
 
Laporan Ericsson lahir berdasarkan wawancara kepada 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia. Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap  perilaku generasi millennial. 
 
Dalam laporan tersebut Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. "Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi," ujar Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul.
 
Sepanjang tahun ini, beberapa prediksi yang disampaikan Ericsson berhasil terbukti. Salah satunya, perilaku Streaming Native yang kini kian populer. 
 
Jumlah remaja yang mengonsumsi layanan streaming video kian tak terbendung. Ericsson mencatat, hingga 2011 silam hanya ada sekitar tujuh persen remaja berusia 16 - 19 tahun yang menonton video melalui Youtube. 
 
Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari. Angka tersebut melambung empat tahun kemudian menjadi 20 persen.
 
Waktu yang dialokasikan untuk menonton streaming juga meningkat tiga kali lipat. Fakta tersebut membuktikan, perilaku generasi millennial sudah tak bisa dilepaskan dari menonton video secara daring. 
 
Teknologi juga membuat para generasi internet tersebut mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat. 
 
Tren tersebut sudah terbukti disepanjang 2016 melalui beberapa peristiwa penting, seperti aksi teror bom. Masyarakat benar-benar mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi terkini dari sebuah peristiwa. 
 
The Nielsen Global Survey of E-commerce juga melakukan penelitian terhadap pergeseran perilaku belanja para generasi internet. Penelitian dilakukan berdasar penetrasi internet di beberapa negara. 
 
Nielsen melakukan riset terhadap 30 ribu responden yang memiliki akses internet memadai. Responden tersebut berasal dari 60 negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Utara, serta Timur Tengah.
 
Studi tersebut menggambarkan perilaku generasi akrab internet ini memilih jalur daring untuk meneliti dan membeli beragam produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nielsen mencatat, pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di kota-kota besar Indonesia mencapai 88 persen. 
 
Kepemilikan perangkat mobile menjadi salah satu faktor paling signifikan terhadap perilaku belanja daring. Berdasarkan riset Nielsen tersebut, Indonesia memiliki peringkat teratas secara global dalam hal penggunaan ponsel pintar untuk belanja daring.  
 
Sebanyak 61 persen konsumen memilih berbelanja menggunakan ponsel pintar, dan 38 persen lainnya memilih tablet atau perangkat mobile lain. Sementara, 58 persen konsumen lebih memilih menggunakan komputer. 
 
Gaya hidup yang berbahaya 
Lekat dengan dunia maya, memiliki pengetahuan tinggi dalam menggunakan platform dan perangkat mobile, ternyata melahirkan titik lemah bagi para generasi internet. Titik lemah tersebut berdampak buruk terhadap keamanan generasi millennial di dunia maya. 
 
Salah satunya ancaman siber yang siap menerkam para pengguna. Norton Cyber Security mengeluarkan Insight Report November 2016. Penelitian yang dilakukan secara daring tersebut melibatkan 20.907 responden dari 21 negara dunia. 
 
Tiga negara Asia Tenggara, di antaranya Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Penelitian berlangsung pada 14 September sampai 6 Oktober 2016. Sampel di Indonesia melibatkan lebih dari seribu pengguna berusia 18 tahun ke atas yang dipilih secara random. "Generasi millennial secara mengejutkan menunjukkan kebiasaan keamanan daring yang mengendur," ujar Director Asia Consumer Business Norton by Symantec Chee Choon Hong. 
 
Data menyebutkan, 20 persen generasi millennial dengan senang hati berbagi kata sandi yang berpotensi mengorbankam keamanan daring mereka. Kemudian sebagian besar konsumen Indonesia atau sekitar 90 persen menggunakan koneksi Wi-Fi publik. 
 
Namun, hanya 51 persen dari mereka yang mengetahui cara mengamankan jaringan tersebut. Hanya 36 persen dari responden yang menghubungkan perangkat mobile dengan jaringan Wi-Fi dengan menggunakan VPN secara reguler. 
 
Sementara, 28 persen pengguna tidak mampu mengenali jenis email terinfeksi malware. Choon Hong menjelaskan, penelitian tersebut tidak berfokus pada jenis serangan siber. 
 
Riset Norton ini lebih menjelaskan mengenai perilaku generasi millennial dalam mengamankan perangkat mobile pribadinya. Sebenarnya, penelitian menyebutkan, pengguna makin menyadari kebutuhan perlindungan perangkat, terutama dalam melindungi informasi pribadi. 
 
Akan tetapi, pengguna tidak termotivasi mengambil langkah pencegahan. Sebanyak 76 persen pemilik perangkat mobile mengetahui kepentingan perlindungan informasi daring pribadinya. 
 
Hanya 22 persen yang melindungi perangkatnya. Hal tersebut menyebabkan 39 persen pengguna mengalami peretasan kata sandi, 28 persen pembobolan akun email, dan 26 persen peretasan data, dan akun media sosial.     rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera
 

Tips Gaya Hidup Daring yang Aman untuk Generasi Millennial
 
1. Hindari Pengulangan Kata Sandi
Lindungi akun pribadi dengan sebuah kata sandi kuat, dengan menggabungkan huruf besar dan kecil ditambah karakter angka atau simbol. Ubahlah kata sandi seluruh akun daring minimal tiga bulan sekali.
 
2. Kenali Sumber Wi-Fi Publik
Mengakses informasi pribadi saat terkoneksi dengan Wi-Fi publik yang tidak terlindungi akan menjadi pintu peretasan lebar. Sebaiknya hindari melakukan transaksi daring atau masuk ke akun media sosial dengan menggunakan jaringan Wi-Fi publik. 
 

 Generasi Millennial di Gerbang Awal Era Digital
 
Sepanjang 2016, dinamika masyarakat Indonesia diramaikan dengan berbagai disrupsi teknologi yang terjadi di berbagai industri. Disrupsi di sektor transportasi dengan hadirnya ride sharing, bahkan sempat membuahkan persaingan tajam dengan penyedia layanan transportasi konvensional.
 
Dinamika yang sempat begitu menyedot perhatian publik tersebut, hanya sebagian kecil perubahan yang timbul akibat dimulainya era 4G secara nasional. Republika berusaha mencatat berbagai hal menarik yang timbul sejak era digital dimulai di Tanah Air.
 
Menjelang datangnya tahun yang baru, berbagai tantangan besar pun sudah menanti bangsa ini. Berbagai tren, regulasi, dan lanskap industri pada tahun mendatang, juga coba kami sajikan dalam edisi-edisi mendatang.
 
Semoga dapat memberi gambaran seperti apa Indonesia pada era teknologi yang makin kencang berlari seperti saat ini. 
 

Infografis seputar  Generasi Millennial
 
1. 80 juta millennials lahir pada 1976 - 2001

2. Millennials rata-rata mengalihkan perhatiannya dari berbagai gawai, seperti PC, smartphone, tablet, dan televisi  27 kali setiap jamnya. Angka ini meningkat dari 17 kali per jam di generasi sebelumnya.

3. Dalam urusan bekerja, millennial lebih tertarik memiliki pekerjaan yang bermakna ketimbang sekadar bayaran yang besar.

4. Dalam urusan konsumsi hiburan, millennial menghabiskan 18 jam perhari untuk menikmati layanan tontonan on demand, bermain gim, atau sekadar menonton televisi konvensional.
 
(Sumber: Pusat Data Republika)

Milenial versi Wikipedia 

Milenial juga dikenal sebagai Generasi Y atau Generasi Langgas adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.

Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers. Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming' (peningkatan besar), tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an. 

Untungnya di abad ke 20 tren menuju keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berkembang, sehingga dampak relatif dari "baby boom echo" umumnya tidak sebesar dari masa ledakan populasi pasca Perang Dunia II.

Karakteristik Generasi Millennial

Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. 

Di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan. 

Masa Resesi Besar (The Great Recession) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang yang merusak generasi ini.

Pewresearch
Tentang karakteristik generasi milenial ini, pada tahun 2015, Pewresearch (pewresearch.org) pernah melansir sebuah laporan tentang generasi milenial atau gen Y ini.

1. Biro sensus di Amerika Serikat menyebutkan populasi generasi millenial pada tahun 2014 sudah mencapai 74,8 juta jiwa. Diperkirakan pada 2015 ini jumlah populasinya akan meningkat sampai 75,3 juta jiwa dan menjadi kelompok generasi terbesar.

2. Tingkat imigrasi generasi millenial lebih tinggi dibandingkan generasi yang lain. Diperkirakan tinggi tingkat transmigrasi akan mencapai puncaknya pada tahun 2036, yaitu sebesar 81,1 juta jiwa.

Livescience
Karakteristik generasi millenial Ada beberapa hal yang dapat mengarakteristikkan generasi millenial, dari livescience.com.

Pada tahun 2012, seperti dikutip livescience.com dari USA Today, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa generasi millenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan masalah politik, fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu sesama jika dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia yang sama. Studi ini sendiri berdasarkan analisis terhadap dua database dari 9 juta orang yang duduk di bangku SMA atau yang baru masuk kuliah.

Generasi ini bila dilihat dari sisi negatifnya, merupakan pribadi yang pemalas, narsis, dan suka sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.

Definisi Generasi Millennial Jangkauan Tanggal dan Umur
Kaum Millennial adalah mereka mereka generasi muda yang terlahir antara tahun 1980an sampai 2000. Kaum Millennial terlahir dimana dunia modern dan teknologi canggih diperkenalkan publik (contoh : gawai)

Millennial datang usia dalam waktu dimana industri hiburan mulai terpengaruh oleh internet dan perangkat seluler. selain Milenium yang paling etnis dan ras yang beragam dibandingkan dengan generasi yang lebih tua dari mereka, mereka juga pada kecepatan yang paling berpendidikan. 

Hingga 2008, 39.6% dari Millennials antara usia 18 dan 24 yang terdaftar di perguruan tinggi, yang merupakan rekaman Amerika. Bersama dengan menjadi terdidik, generasi muda juga sangat optimis. 

Seperti yang dinyatakan di atas dalam prospek ekonomi bagian, sekitar 9 dari 10 Pemuda yang merasa seolah-olah mereka memiliki cukup uang atau bahwa mereka akan mencapai tujuan finansial jangka panjang, bahkan selama ekonomi sulit kali, dan mereka lebih optimis tentang masa depan AS. 

Selain itu, generasi muda juga lebih terbuka untuk perubahan dari generasi yang lebih tua. Menurut Pew Research Center, yang melakukan survei pada tahun 2008, generasi muda adalah yang paling mungkin dari setiap generasi untuk mengidentifikasi diri sebagai liberal dan juga lebih mendukung progresif dalam negeri agenda sosial dari generasi yang lebih tua. 

Akhirnya, generasi muda kurang terang-terangan agama dari generasi yang lebih tua. Sekitar satu dari empat Milenium yang tidak terafiliasi dengan agama apapun, yang jauh lebih dari generasi yang lebih tua ketika mereka masih usia Milenium.

Bukan hanya itu saja, Generasi Milenial, memandang pekerjaan tidak hanya sebatas datang, bekerja, pulang, menerima gaji, dan tunjangan yang lebih baik. Tidak seperti generasi orang tua mereka yang memandang pekerjaan sebagai keharusan utama dalam penghidupan dan akan melakukan pekerjaan walau mereka tidak menyukai pekerjaan mereka. Sehingga banyak perusahaan merasa kesulitan untuk merekrut kaum milenial sebagai sumber daya manusia. (wikipedia.org)






Blogger, Potensi Pekerjaan Sambilan yang Menghasilkan untuk Ibu-ibu Millenial

Blogger, Potensi Pekerjaan Sambilan yang Menghasilkan untuk Ibu-ibu Millenial

 


Wirausahanesia.com - Pilihan menjadi ibu rumah tangga, mendedikasikan waktu untuk mengasuh dan mendidik anak bagi sebagian orang mungkin pilihan yang disayangkan, tapi bagi sebagian lagi adalah pilihan tepat.

Bagaimanapun tumbuh kembang anak sangat penting apa lagi di usia emas, kebutuhan akan sosok ibu sangat dibutuhkan, untuk sobat pembaca yang mengambil pilihan tersebut penulis acungi dua jempol.

Tapi sebagai ibu rumah tangga bukan berarti tidak bisa produktif, di sela-sela mengasuh dan mendampingi anak serta mengerjakan pekerjaan rumah lainnya bunda bisa lho tetap menghasilkan uang walau di rumah saja.

Salah satunya dengan jualan online seperti pernah kita bahas di artikel berjudul Tips Jualan Lewat Story WA Cocok untuk Ibu-ibu Millenial, baca di sini.

Apakah ada alternatif lain? jawabannya ada yaitu menjadi blogger atau penulis blog. Tapi sekarang kan jamannya jadi Youtuber, Selebgram dan Seleb TikTok, apakah jadi Blogge masih menjanjikan?

Jawaban saya masih, sebagai contoh kami di Campusnesia.co.id dalam sebulan tidak kurang bisa dapat penghasilan antara 1,5-4,5 juta dengan menulis artikel seputar pendidikan dan hiburan.

Tema yang dipilih bisa beragam, yang paling sederhana cobalah menulis sesuatu yang dekat dengan keseharian bunda, resep memasak, tips merawat dan mengasuh anak, atau peristiwa-peristiwa unik yang dialami.

Gunakan bahasa yang santai saja, tidak perlu baku agar mudah dipahami dan enak dibaca, jangan lupa share tulisan bunda ke sosial media dan grup wa untuk mendapatkan pembaca.

Jika jumlah pengunjung dan pembaca sudah naik signifikan, saatnya untuk memonetise blog milik bunda, bisa menawarkan space iklan banner atau yang paling umum adalah mamasang Google Adsense.

Itu tadi bunda, artikel kita tentang Blogger, Potensi Pekerjaan Sambilan yang Menghasilkan untuk Ibu-ibu Millenial, semoga bermanfaat sampai jumpa.



penulis: 
Achmad Munandar


Tips Jualan Lewat Story WA Cocok untuk Ibu-ibu Millenial

Tips Jualan Lewat Story WA Cocok untuk Ibu-ibu Millenial

 



Wirausahanesia.com - Hari ini kita telah sampai pada suatu masa di mana untuk mulai sebuah usaha tidak lagi butuh modal capital yang besar sekali.

Cukup handphone di genggaman, kuota internet dan aplikasi Whatsapp sudah bisa menyebut diri punya Olshop, segitu mudahnya.

Cocok sekali untuk ibu-ibu generasi millenial yang kesehariannya tak lepas dengan handphone. Sambil momong anak atau nonton sinetron Ikatan Cinta pundi-pundi yang sudah pasti datang dengan sendirinya.

Berikut Tips Jualan Lewat Story WA Cocok untuk Ibu-ibu Millenial

1. Cari suplier barang yang hendak di jual
Pastikan penyuplai barangnya terperaya baik yang sistem beli dulu (kulakan) atau yang boleh dropship.

2. Minta foto produk yang menarik
Foto ini nantinya untuk promosi, sebaiknya sebelum dishare bubuhkan nama toko sobat dan nomer kontak yang bisa dihubungi.

3. Share promosi dengan elegan
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah cara promosinya, harus main cantik dan elegan agar teman kontak di WA tidak eneg lihat promosi kita, bisa dikombinasikan per hari adakalanya promosi jualan, adakalanya sharing bebas.

4. Share di Story WA
Umumnya dari total kontak yang kita simpan, 10 % akan melihat story yang kita buat, dalam kasus lain bisa lebih banyak, 1 % saja beli sudah banyak banget.

5. Share di WAG
Selain story whatsapp, grup whatsapp juga bisa jadi tempat promosi, sekali lagi harus elegan jangan spam setiap hari, bisa-bisa sobat bakal di kick dari grup wa.

Itu tadi Tips Jualan Lewat Story WA Cocok untuk Ibu-ibu Millenial semoga bermanfaat.




Penulis: 
Achmad Munandar
Tips Bisnis Thrifting, Cocok untuk Generasi Millenial yang Mau Mulai Wirausaha

Tips Bisnis Thrifting, Cocok untuk Generasi Millenial yang Mau Mulai Wirausaha

 



Wirausahanesia.com - Belakangan ini istilah Thrifting sedang naik daun, baik sebagai fashion maupun jenis bisnis baru yang digemari Millenial.

Sebanarnya apa itu Thrifting? Istilah thrifting mungkin terdengar tidak asing bagi para pecinta barang vintage. Bagi sebagian kalangan, thrifting adalah budaya populer yang mengesampingkan faktor higienitas. Namun, di Indonesia sendiri, thrifting kini telah memiliki kalangan penggemarnya tersendiri.

Konsep thrifting yang mendukung kampanye zero waste disambut baik oleh banyak kalangan, terutama anak muda. Namun, walaupun istilah ini sudah sering didengar, masih banyak anak muda yang salah mengartikan apa itu thrifting. 

Banyak kalangan yang mengartikan thrift sebagai barang-barang bekas. Namun, pengertian tersebut nampaknya kurang tepat. Merujuk pada kamus urban, thrifting merupakan kegiatan berbelanja demi mendapatkan harga barang yang lebih murah dan barang yang tidak biasa seperti selera pasar saat ini.

Selain itu, arti thrifting juga dapat disebut sebagai kegiatan membeli barang bekas pakai, dengan catatan bukan berarti kualitas barang yang dijual tidak begitu bagus. Sebaliknya, barang yang dijual di toko thrift biasanya masih dalam keadaan baik dan berkualitas. Nah, barang-barang yang dijual di toko thrift lebih sering disebut dengan istilah preloved.


Tips dan Trik untuk Calon Pengusaha

Buat sobat yang mau mulai bisnis Thrifting pertama carilah suplier yang baik dan jelas, harganya cocok dan bukan tipu-tipu. Jangan tergoda harga yang miring bisa jadi penipuan.

Pastikan asal usul barangnya, jangan beli barang yang tidak jelas, bisa saja hasil curian atau palsu.

Kualitas barang juga harus diperiksa, bagaimanapun barang yang akan sobat jual hendak dikenakan oleh pembeli, kalau kualitas jelek akan merugikan customer.

Jual dengan harga yang wajar, jangan tergiur untung besar namun pembeli kapok tidak repeat order, lebih baik ambil margin sewajarnya namun pembeli puas dan datang kembali.

Pelayanan yang ramah juga penting, tidak kalah penting dari poin kualitas produk dan harga.


Tips dan Trik untuk Calon Pembeli 

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum thrifting adalah melakukan riset thrift store yang akan dikunjungi. Pembeli bisa mencari rekomendasi thrift store dari internet maupun dari kerabat. Melakukan riset harga juga sangat penting. 

Bandingkan harga suatu barang di salah satu toko dengan toko lainnya. Jangan lupa untuk selalu melihat kualitas barang sebelum membelinya. Periksa dengan teliti agar tidak menyesal setelah membelinya jika ada kerusakan.

Setelah pembeli membeli barang yang ditemukan, alangkah baiknya jika barang tersebut dibersihkan terlebih dahulu.Usahakan membersihkannya dengan cairan antiseptik mengingat barang yang dibeli adalah barang bekas. 
5 Ide dan Peluang Bisnis dari Hobi Fotografi untuk Millenial

5 Ide dan Peluang Bisnis dari Hobi Fotografi untuk Millenial

 



Wirausahanesia.com - Untuk sobat yang hobi fotografi, jangan cuman buat hobi, bisa jadi sumber penghasilan lho, berikut kami hadirkan 5 ide dan peluang bisnis dari hobi fotografi untuk Millenial.

1. Studio Foto
Walau semua orang sudah memiliki hp dengan kamera terbaik sekalipun, percayalah bisnis studio foto masih akan laku. Dari yang paling sederhana pas foto, foto wisuda, foto keluarga serta foto bersama. Ditambah lagi dengan peluang jasa cetak atau print foto kualitas bagus beserta frame atau piguranya.

2. Foto pre wedding dan wedding
Hampir tiap hari ada orang menikah disaat yang sama pasti butuh jasa foto. Itulah peluangnya mulai dari lamaran, pre wedding hingga hari H pernikahan. Jangan lupa tawarlan juga jasa video shooting dan dekorasi.

3. Dokumentasi Event
Hari ini masyarakat mulai sadar betapa pentingnya dokumentasi acara, baik instansi, korparat maupun komunitas dan perorangan. Jasa foto dokumentasi peluangnya bagus. Salah satu keahlian yang dibutuhkan adalah memotret momen san ekspesi spesial.

4. Photobooth
Makkin banyak acara yang memggunakan photobooth sebagai bagian dari upaya memberi pengalaman yang tak terlupakan pada customer atau pengunjung acara. Selain jasa foto jangan lupa tawarkan dekor dan aksesori yang lucu-lucu juga.

5. Foto Kehamilan dan Bayi
Seorang teman yang terjun di jasa fotografi mengambil segmen ini, bagi saya itu lilihan yang cerdas dan segmented sekali. Maksudnya semakin spesifik suatu usaha dan customer akan lebih mudah dalam promosi dan minim persaingan.



3 Ide dan Peluang Bisnis saat Tahun Baru 2022

3 Ide dan Peluang Bisnis saat Tahun Baru 2022

 



Wirausahanesia.com - Sebentar lagi tahun akan berganti, saat perayaan tahun baru bisa jadi peluang bisnis, apa saja? ini dia daftar 3 ide dan peluang bisnis saat tahun baru.

1. Topi dan Terompet
Seakan jadi hal yang wajib, merayakan tahun baru belum lengkap tanpa terompet dan topi yang umumnya terbuat dari kertas. dengan harga mulai 10.000-an produk ini tidak hanya disukai anak-anak tetapi juga orang dewasa. maka tak heran bisnis musiman ini tetap digeluti oleh para pengrajinnya karena peluang keuntungannya yang menggiurkan. 

Di daerah wonogiri bahkan ada sentra pengrajin terompet dan topi tahun baru. dan para penjual dadakan yang membanjiri kota-kota mulai pertengahan bulan desember. 

Dari sesi produk dari tahun ke tahun juga semakin bervariasi dari yang awalnya terompet biasa kini sudah ada beragam kreasi dari kepala naga dll. Mau coba jualan terompet dan topi? masih ada waktu, buruan.

2. Kembang Api
Dalam setahun paling tidak masyarakat indonesia 2 kali akan membeli produk ini, yaitu saat bulan puasa dan idul fitri serta tahun baru. mau bisnis kembang api? keuntungannya menggiurkan tetapi jangan lupa tentang keamanan  dan keselanatan karena salah satu efek berbahya produk ini mudah meledak.

Baca Juga : 

3. Kalender
Walau di era smartphone dan gadget sekarang ini kalender sudah ada digenggaman, jangan meremehkan peluang produk kalender. 

Ketika segmen personal sudah tidak begitu tertarik dengan kalender yang dicetak massal  masih ada peluang kalender dengan desain custome Misalkan foto bersama sahabat atau keluraga. 

Jangan lupa juga segmen institusi atau corparate yang membutuhkan kalender sebagai sarana promosinya sekali order bisa ribuan eksemplar tuh. 

Apalagi tahun baru yang berbarengan event pilkada kalender bisa jadi sarana kampanye yang cukup efektif mengingat dalam setahun ke depan akan terus dilihat nyaris tiap hari.

Sumber: Campusnesia.co.id 

5 Ide dan Peluang Bisnis dari Hobi Cooking untuk Millenial

5 Ide dan Peluang Bisnis dari Hobi Cooking untuk Millenial

 



Wirausahanesia.com - Spesial kali ini kami akan hadirkan ide dan peluang usaha dari hobi cooking untuk sobat Millenial, apa saja? ini daftarnya.

1. Buka Resto atau Warung
Idealnya dimulai dengan modal besar, karena harus sewa tempat, karyawan dan peralatan. Tapi di era digital ini tanpa semua itupun kamu tetap bisa bisnis warung makan atau kulineran. 

Cukup punya menu andalan, buka warungmu dari rumah atau gerobak dan promosikan lewat aplikasi semacam go food dan grab food, syarat enak dan lokasi google-able. Kamu sudah bisa jadi pengusaha kuliner.

2. Catering 
Jika warung harus buka setiap hari, dengan buka jasa catering kamu tidak harus buka tempat di pinggir jalan atau ruko. Asal promosi kenceng catering bisa laris manis, umumnya catering ordernya lebih besar karena untuk keperluan acara tertentu, tapi kekuranganya juga kadang tiap setiap saat ada acara. 

Solusinya kamu bisa buka catering yang sifatnya harian untuk keperluan rumah tangga dan perorangan, misal catering menu diet tertentu. Yang harian sebagai retail yang event sebagai proyekan.

3. Kuliner Blogger atau Vlogger
Buat konten tentang masak memasak atau wisata kuliner. Manfaatkan sosial media dan youtube atau tulisan lewat blogger. Banyak hal yang bisa dimonetize, misal review berbayar atau endorse.

4. Jual Bahan dan Alat Masak
Point 4 ini ada hubunganya dengan point 3, jika kamu sudah bergelut di dunia kuliner selain bisa menghasilkan uang dari monetize iklan, bisa juga jualan hal yang berpasangan atau berkaitan dengan aktifitas masak dan makan. Apa itu? Bahan dan alat masak, kamu bisa jualan dengan brand sendiri sesuai menu buatanmu atau reseller produk orang lain.

5. Menulis Buku Resep
Yup, menulis ini bisa berupa buku fisik atau soft copy ya, bisa diterbitin sendiri atau di platform semacam cookpad.