Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Inovasi Pembuatan Pakan Lele untuk Masyarakat Desa Rembun

Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Inovasi Pembuatan Pakan Lele untuk Masyarakat Desa Rembun

 


wirausahanesia.comMahasiswa KKN Universitas Diponegoro Berhasil Mengembangkan Pakan Lele Inovatif Pada hari Jumat, 9 Februari 2024, salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Desa Rembun dari Universitas Diponegoro telah berhasil melaksanakan program kerja monodisiplin yang inovatif. Mahasiswa tersebut mengembangkan pakan lele menggunakan bahan-bahan lokal seperti nasi aking, tepung ikan, dan tepung jagung. 
 
Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan mengembangkan produk lokal yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta ramah lingkungan. Melalui penggunaan bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar desa, mahasiswa KKN ini berhasil menciptakan formula pakan lele yang berkualitas.  

Proses pembuatan pakan lele ini dilakukan dengan langkah-langkah yang teliti dan inovatif:

● Campur Tepung Ikan: Langkah pertama adalah mencampurkan tepung ikan murni dan tepung ikan semi steam untuk meningkatkan kandungan protein dalam pakan.

● Tambahkan Nasi Aking dan Tapioka: Selanjutnya, nasi aking yang telah difermentasi ditambahkan untuk memberikan sumber karbohidrat yang mudah dicerna. Penambahan tapioka juga dilakukan untuk meningkatkan kelekatannya.

● Campurkan Tepung Jagung: Tepung jagung ditambahkan sebagai tambahan sumber karbohidrat. Semua bahan kemudian diaduk rata hingga terbentuk campuran homogen.

● Penyesuaian Konsistensi: Jika campuran terlalu lembek, langkah selanjutnya adalah mengeringkannya atau memadatkannya agar lebih mudah diolah dan diberikan kepada lele.


Dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah didapat di sekitar desa, mahasiswa KKN ini berhasil menciptakan formula pakan lele yang berkualitas dan bernutrisi tinggi. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba terhadap pakan ini untuk memastikan kualitasnya dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan ikan lele inovasi ini menunjukkan peran mahasiswa dalam menghasilkan solusi yang berdampak positif bagi masyarakat desa serta sektor perikanan lokal. Diharapkan, langkah-langkah inovatif seperti ini akan terus mendorong pembangunan dan kesejahteraan di tingkat lokal.

Menurut pernyataan dari mahasiswa tersebut, pembuatan pakan lele ini dilakukan sebagai upaya untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal serta meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa. Selain itu, pakan lele ini juga diharapkan dapat menjadi alternatif yang efektif dan efisien bagi para peternak lele di Desa Rembun.  

Langkah-langkah selanjutnya setelah berhasil menciptakan formula pakan lele ini adalah melakukan uji coba dan penelitian lebih lanjut untuk memastikan kualitas dan efektivitasnya dalam meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan ikan lele. 

Diharapkan, inovasi ini dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas sektor perikanan lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Rembun.  Dengan adanya upaya nyata dari mahasiswa KKN Universitas Diponegoro ini, diharapkan akan semakin banyak lagi inovasi-inovasi yang lahir dari kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam meningkatkan pembangunan di tingkat lokal.



Penulis: 
Hibban Nugroho (Ilmu Kelautan)

DPL: 
Fajrul Falah, S.HUM., M.Hum., 
Riris Tiani, S.S., M.Hum.,
Marwini, S.Hi., M.si

Lokasi KKN: 
Rembun, Pekalongan

Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Tematik KHDTK UNDIP Memanfaatkan Potensi Minyak Atsiri Serai Wangi Sebagai Obat Nyamuk Elektrik

Mahasiswa KKN Tematik KHDTK UNDIP Memanfaatkan Potensi Minyak Atsiri Serai Wangi Sebagai Obat Nyamuk Elektrik



wirausahanesia.comTanaman serai wangi (Cymbopogon nardus) mengandung minyak atsiri yang terkenal bermanfaat bagi manusia. Minyak atsiri serai wangi mengandung komponen utama berupa sitronelal, dan geraniol yang dapat mengusir nyamuk. Minyak atsiri serai wangi berwujud cair dengan warna kuning dan memiliki aroma yang khas. Minyak atsiri dapat dihasilkan melalui proses penyulingan dari bagian batang dan daun tumbuhan serai wangi. Dengan ditambahkannya minyak atsiri ke dalam suatu produk dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut. 

Salah satu mahasiswa KKN Tematik KHDTK Undip di bawah bimbingan Prof. Dr. Hermin Pancasakti Kusumaningrum, S.Si., M.Si., Prof. Dr. Ir. Muhammad Zainuri, DEA, dan Prof. Dr. Ir. Sri Puryono Karto Soedarmo, M.P., yang bernama Chika Aureli Rasyl, telah berhasil mengoptimalkan potensi minyak atsiri serai wangi dalam pembuatan obat nyamuk elektrik. Obat nyamuk elektrik dari serai wangi ini dapat mengusir nyamuk di dalam ruangan dan dapat menyegarkan aroma ruangan. 

Untuk meningkatkan daya tarik konsumen, diberikan penambahan aroma dari minyak esensial lain seperti lavender dan lemon pada obat nyamuk elektrik tersebut. Terdapat dua varian berbeda, yaitu citronella lavender dengan kandungan minyak atsiri serai wangi dan lavender, serta citronella limonene dengan campuran minyak atsiri serai wangi dan lemon. Kedua varian tersebut sama ampuhnya dalam mengusir nyamuk dan memiliki aroma segar yang diminati banyak orang. 

Produk obat nyamuk elektrik dapat menjadi salah satu solusi pencegahan wabah demam berdarah (DBD), terutama di musim penghujan. Musim hujan dapat memunculkan genangan-genangan air di sekitar rumah yang merupakan tempat favorit bagi nyamuk untuk bertelur. Penggunaan obat nyamuk elektrik ini di dalam rumah dapat menghalau nyamuk untuk masuk ke dalam rumah karena aroma yang tidak disukai oleh nyamuk.

Cara pembuatan obat nyamuk elektrik ini cukup sederhana. Tanaman serai wangi harus disuling terlebih dahulu untuk mendapatkan minyak atsirinya. Kemudian minyak atsiri serai wangi tadi dicampurkan dengan bahan-bahan seperti propil paraben, propilen glikol, minyak lavender atau lemon, dan alkohol 70% sampai homogen dalam botol tetes berukuran 10 mL. Larutan yang sudah homogen tadi dapat langsung digunakan dengan bantuan alat humidifier atau diffuser yang juga dapat membantu menjaga kelembaban ruangan. Cukup tambahkan 5-10 tetes obat nyamuk elektrik ke dalam diffuser atau humidifier yang sudah diberi air.

Kemudian, diffuser tadi disambungkan ke aliran listrik dan produk pun sudah siap digunakan. 
Pemberian kemasan pada produk obat nyamuk elektrik ini pun cukup menarik dengan perbedaan warna label sesuai dengan varian yang ada. Pada varian citronella limonene, produk diberi label berwarna kuning dan oren yang merupakan warna khas dari lemon. Sedangkan pada varian citronella lavender, produk diberi label berwarna ungu yang merupakan warna khas bunga lavender. Terdapat logo D’ESSENSO yang merupakan label merk untuk setiap produk buatan mahasiswa KKN Tematik KHDTK Undip. 

Dengan adanya inovasi akan potensi penggunaan minyak atsiri ini, diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat sehingga lebih terampil dalam memanfaatkan potensi minyak atsiri yang nantinya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.




Editor:
Achmad Munandar
Referensi Usaha Yang Laris Manis Saat Bulan Puasa dan Lebaran Patut Dicoba

Referensi Usaha Yang Laris Manis Saat Bulan Puasa dan Lebaran Patut Dicoba

 




wirausahanesia.com - Dalam setahun, setiap bisnis punya siklus masing-masing kapan waktu peak season dan kapan low season atau bahsa sederhananya kapan waktunya panen dan kapan waktunya "puasa". 

Sebagai contoh mereka yang menjual peralatan sekolah akan panen saat musim masuk sekolah dna pendaftaran siswa baru, yang artinya setahun bisa dua kali. Atau sebagai contoh mereka yang berbisnis souvenir wisuda bakal panen saat musim wisuda tiba.

Demikian juga ketika bulan puasa atau Ramadhan menjelang, bakal ada bebera jenis bisnis yang menuai panen dan laris manis, apa saja? yuk kita bahas Referensi Usaha Yang Laris Manis Saat Bulan Puasa dan Lebaran Patut Dicoba.


1. Sembako
Tingkat konsumsi di bulan puasa biasanya meningkat karena masyarakat makan sahur, buka puasa dan belum lagi sajian saat malam hari. Kebutuhan sembako akan meningkat maka wajar sering kali harga sembako akan naik saat bulan puasa.


2. Jajanan dan minuman ringan
Saat menjelang buka puasa, masayarakat punya kebiasaan ngabuburit dan buka bersama, biasanya jenis usaha jajanan pasar dan minuman akan laris, beberapa jenis minuman bahkan sangat identik dengan bulan puasa karena hanya dijual di saat buka puasa, sebut saja es degan, es buah, es kuwud, kolak, es campur, es cendol dawet dan sekarang mungkian akan ada pendatang baru yaitu es teh cup jumbo 3.000.


3. Kue lebaran
Karena harus menghidangkan keu di meja saat lebaran untuk menjamu saudara dan tetangga, masayarakat akan banyak membeli kue lebaran dan cookies, sangat potensial jualan produk ini.


4. Sirup dan minuman ringan
Pembaca pasti sangat paham, ada sebuah merk sirup yang iklanya akan muncul menjelang puasa dan lebaran, beberapa jenis minuman ini memang identik dengan lebaran, jualan minuman dan sirup bisa jadi peluang besar.


5. Baju lebaran
Lebaran rasanya kurang tanpa baju lebaran, biasanya jenis koko dan gamis akan laris manis, jadi patut dicoba jualan produk ini.


6. Amplop angpao wisit lebaran
Mirip imlek, kini lebaran juga identik dengan memberi angpao atau wisit untuk ponakan dan anak kecil tetangga sekitar. Jualan amplop dengan gambar lucu dan kartun bisa jadi peluang bisnis juga.


7. Hampers
Hantaran berisi kue dan minuman biasanya diberikan kantor untuk karyawana atau kolega bisnis, membuat paket hampers bisa jadi bisnis menggiurkan.



Demikian tadi sobat wirausahanesia postingan kita kali ini tentang Referensi Usaha Yang Laris Manis Saat Bulan Puasa dan Lebaran Patut Dicoba, semoga bermanfaat sampai jumpa.




Penulis:
Symon SPS
Peluang Bisnis Rongsok dan Barang Bekas Ramah Lingkungan Sekaligus Cuan

Peluang Bisnis Rongsok dan Barang Bekas Ramah Lingkungan Sekaligus Cuan

 



wirausahanesia.com - Manusia sebagai makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhannya tanpa sadar setiap hari memproduksi sampah. Baik sampah organik maupun unorganik yang tidak serta merta bisa direduksi alam secara alami.

Bersama dengan kemajuan teknologi pengemasan makanan dan minuman, manusia setiap hari ikut andil memproduksi sampah dari kemasan hal yang dimakan dan diminum. Belum lagi aneka perabot elektronik yag telah rusak menambah daftar panjang rongsokan yang bakal jadi masalah bagi alam.

Sampah bagi banyak masyarakat dipandang sebagai masalah, bukan tanpa alasan karena faktanya memang demikian. Tapi bagi sebagian lagi sampah sama dengan cuan.

Bisnis barang bekas dan rongsokan ini bisa jadi cuan jika ditelateni, tapi sebelumnya harus effort untuk mencari dan mengumpulkan serta memisahkan mana sampah plastik, kertas dan kardus, logam serta elektronik.

Sekilo sampah bahan kertas, kardus dan plsatik kemasan botol minuman biasanya dihargai Rp 1.000-2.000 per kilo gram, nanti di pusat pengepul atau pabrik daur ulang bisa lebih mahal.

Untuk jenis logam seperti besi bakal lebih mahal lagi harganya tapi banyak peminatnya. Khusus sampah elektronik seperti handphone, laptop, komputer, printer atau lainnya biasanya bernilai 5,000 hingga 50.000 terggantung kondisi, sebelum didaura ulang biasanya bagian-bagian komponen yang masih bagus bisa gunakan lagi baik sebagai sparepart service atau dijual per bagian tertentu.

Beda lagi dengan elektronik rumah tangga seperti kipas angin misalnya, beberapa pengepul rosok yang telaten biasanya akan memperbaiki dan dijual sebagai barang second, jangan salah banyak lho peminatnya biasa disebut dengan preloved, thrifting atau secondhand.

Jika sobat tinggal di desa bisa berkeling dari rumah ke rumah menanyakan ada barang rosok apa untuk dibeli, jika sobat di kota bahkan bisa menemukan tukang rosok yang berkeliling hingga larut malam, karena banyak sampah plastik dan kertas yang dihasilkan.

Demikian tadi sobat wirausahanesia postingan kita kali ini tentang Peluang Bisnis Rongsok dan Barang Bekas Ramah Lingkungan Sekaligus Cuan, semoga bermanfaat sampai jumpa.




Penulis
Symon SPS
Mahasiswa KKN UNDIP Tim I 2024 Memanfaatkan Maggot Sebagai Pengurai Sampah Organik Dalam Upaya Mengurangi Penumpukan Sampah Di Desa Plumbon

Mahasiswa KKN UNDIP Tim I 2024 Memanfaatkan Maggot Sebagai Pengurai Sampah Organik Dalam Upaya Mengurangi Penumpukan Sampah Di Desa Plumbon

 


wirausahanesia.comMahasiswa KKN Tim I UNDIP 2024 membuat inovasi di Desa Plumbon yaitu memanfaatkan maggot sebagai pengurai sampah organik serta menjadikan maggot sebagai pakan untuk ayam dan ikan sebagai program kerja multidisiplin Kuliah Kerja Nyata (KKN). 

Saat ini permasalahan utama Desa Plumbon adalah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengelolaan sampah dengan baik. Fasilitas pengolahan sampah di Desa Plumbon sudah tersedia, namun tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal karena tempatnya yang dekat dengan pemukiman. Asap hasil pembakaran sampah dari alat tersebut dapat mencemari udara dan mengganggu masyarakat sekitar.

Penumpukan sampah khususnya sampah organik yang terjadi di Desa Plumbon menyebabkan lingkungan sekitar terlihat kotor dan tidak teratur. Limbah cair dari sampah yang terdekomposisi dapat merembes ke dalam tanah dan mencemari sumber air, baik sungai, danau, atau sumur-sumur air tanah. Selain itu, penumpukan sampah dapat meningkatkan resiko penyebaran penyait kepada manusia maupun hewan. Oleh karena itu, penanganan yang efektif terhadap penumpukan sampah organik menjadi penting untuk menjaga kesehatan lingkungan dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.

Upaya yang dilakukan mahasiswa KKN yaitu menghadirkan ide yang baru dalam menguraikan sampah organik melalui pemanfaatan maggot sebagai solusi atas permasalahan sampah desa. Maggot dapat menjadi solusi alternatif bagi BUMDes bagian pengelola sampah dalam mengurai sampah organik. Maggot dapat membantu peternak desa dalam menyediakan pakan ternak, serta sisa pencernaan dari maggot dapat membantu para petani dalam menyediakan pupuk kompos.

Pelaksanaan inovasi tersebut terlaksana pada tanggal 26 Januari 2024 dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan yang dihadiri oleh perangkat desa dan lembaga desa. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN memaparkan materi budidaya maggot beserta pemanfaatannya, mulai dari tahap persiapan sampai tahap panen, Kemudian Mahasiswa KKN melakukan demonstrasi proses pengiraian sampah organik menggunakan maggot. Dalam upaya menjaga keberlanjutan program kerja penguraian sampah organik menggunakan maggot, mahasiswa KKN memberikan maggot beserta desain kandang lalat BSF agar dapat dibudidayakan di Desa Plumbon dan dimanfaatkan secara maksimal.

"Program kerja yang diusulkan adik-adik KKN UNDIP sudah terbilang bagus sebagai solusi alternatif atas permasalahan yang ada di Desa Plumbon. Terlebih kami dari perangkat desa juga ada rencana untuk menghidupkan kembali kolam ternak ikan milik desa. Seperti yang sudah dipaparkan tadi, maggot ini memang bisa juga dijadikan sebagai pakan ikan. Dengan begitu, kami tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk itu." Ujar Pak Suyono selaku Kaur Tata usaha.  Diharapkan dengan respon yang baik dari perangkat desa, program kerja mahasiswa KKN dapat memberikan dampak positif bagi desa dan benar-benar berguna secara efektif.



Penulis:
1. Andika Purnama Putra (Administrasi Bisnis – FISIP)
2. Putri Hawa Ashila (Arsitektur – FT)
3. Oppy Musi Janetti (Matematika – FSM)
4. Fellycia Andrea Poespa (Manajemen – FEB)
5. Sauzan Zahra Izdiar (Akuntansi – FEB)
6. Nur Rohmatun 'Aliyah (Kesehatan Masyarakat – FKM)
7. Silva Fiqri Ardana (Peternakan – FPP)

DPL (Dosen Pembimbing Lapangan):
Dr. dra. Rr. Hermini Susiatiningsih., M.Si

Lokasi KKN:
Desa Plumbon, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung

Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN UNDIP Membuat Cabai Bubuk Sebagai Solusi Saat Harga Cabai Turun

Mahasiswa KKN UNDIP Membuat Cabai Bubuk Sebagai Solusi Saat Harga Cabai Turun



wirausahanesia.comPelatihan pembuatan merupakan salah satu program kerja mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro di Desa Tanjungsari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung pada Minggu (21/01/2024). Kegiatan dilaksanakan pada pukul 10 pagi di halaman Balai Desa Tanjungsari yang dihadiri oleh karangtaruna dari masing-masing dusun yang ada di Desa Tanjungsari. Latar belakang dipilihnya program kerja ini karena sebagian besar masyarakat yang ada di Desa Tanjungsari bekerja sebagai petani yang banyak memproduksi cabai rawit merah. Saat panen raya, seringkali harga cabai rawit cenderungkan akan turun drsatis dan ini sangat merugikan bagi petani. Maka dari itu, salah satu solusi saat hargai cabai rawit merah turun adalah diawetkan, yaitu dengan dibuat cabai bubuk dan dengan dibuat cabai bubuk dapat manambah nilai ekonomi dari cabai itu sendiri.
 
Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro, yang diwakili oleh Gabriel Sheva Widya Wiranata melakukan penyampaian materi dan video mengenai pembuatan cabai bubuk. Selanjutnya, dilakukan diskusi dan praktik bersama karangtaruna desa yang mengikuti kegiatan tersebut mengenai materi yang telah disampaikan. Lalu, diberikan prototype produk berupa cabai bubuk yang sudah dibuat dan disiapkan sebelum program tersebut berlangsung. Sosialisasi dan pelatihan program kerja pembuatan cabai bubuk terlaksana dengan cukup baik. Warga dan mahasiswa bekerjasama membangun diskusi tersebut agar menarik. Banyak warga antusias dengan menyampaikan beberapa pertanyaan pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut.
 

Dengan terlaksananya program kerja dari Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro mengenai pembuatan cabai bubuk, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua masyarakat dan mahasiswa yang terlibat dalam hal peningkatan ekonomi untuk meningkatkan peluang usaha.


Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Undip Dorong UMKM Desa Kateguhan Penuhi Standar HSE dalam Produksi Jemuran

Mahasiswa KKN Undip Dorong UMKM Desa Kateguhan Penuhi Standar HSE dalam Produksi Jemuran



wirausahanesia.comDesa Kateguhan, Sukoharjo - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) Tahun 2023/2024, Anugrah Hidayat, mengambil langkah proaktif dalam membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Kateguhan. Dalam programnya yang berjudul "Perencanaan Layout Produksi Jemuran Sesuai SOP HSE", Anugrah Hidayat berfokus pada pemenuhan standar Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (HSE) dalam produksi jemuran.

Dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2024, program ini ditujukan untuk mendukung Pelaku UMKM Aneka Jemuran AJS, yang dipimpin oleh Pak Karno, pemilik usaha tersebut. Meskipun memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan pasar lokal dengan produk-produk jemuran rumahan, Aneka Jemuran AJS menghadapi permasalahan terkait layout produksi yang kurang sesuai standar HSE.

Program Kerja "Perencanaan Layout Produksi Jemuran Sesuai SOP HSE" Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro

Melalui penyuluhan yang dilakukan melalui poster dan rencana layout produksi, Anugrah Hidayat dari Program Studi Teknik Perkapalan menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan SOP HSE dalam setiap tahap produksi. Hal ini menjadi kunci untuk mengurangi ongkos material handling yang besar, memperbaiki aliran proses produksi, serta meningkatkan kenyamanan dan keselamatan para pekerja.
 
Rencana Layout Produksi yang telah disusun 
sesuai standar Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (HSE) 
Dokumen Pribadi

Dalam pembagian pekerjaan, ditetapkan 7 tahap utama yang mencakup pemotongan dan persiapan bahan, penghalusan bahan, pelubangan, pengecatan, pengeringan, perakitan, dan pengemasan. Selain itu, pembagian ruang yang optimal juga diperhatikan, termasuk area parkir, gudang produk jadi, gudang bahan jemuran, kantor, area pengemasan, area pemotongan, dan area perakitan, serta fasilitas lain seperti dapur, toilet, dan area istirahat.

Dengan perencanaan yang matang ini, diharapkan UMKM Aneka Jemuran AJS dapat meningkatkan efisiensi produksi, kualitas produk, serta memastikan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Program ini merupakan contoh nyata dari peran mahasiswa dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat desa.


Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Undip Melakukan Rancang Atap Bening pada UMKM Aneka Jemuran AJS

Mahasiswa KKN Undip Melakukan Rancang Atap Bening pada UMKM Aneka Jemuran AJS

 



wirausahanesia.com - Pada tanggal 23 Januri 2024 Tim KKN 1 Universitas Diponegoro Desa Kateguhan melalukan rancang atap plastik sederhana kepada Bapak Karno selaku pemilik UMKM “Jemuran AJS” di Desa Kateguhan, Kec. Tawangsari, Kab. Sukoharjo.

UMKM “Jemuran AJS” merupakan UMKM yang bergerak di bidang pembuatan jemuran dengan material aluminum. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan  bahwa pada pos pengeringan cat, tidak ada pelindung proses pengeringan dari air hujan ketika sedang terjadi hujan. Maka itu ketika akan terjadi hujan, para pekerja harus memindahkan  produk yang sedang dalam proses pengecatan, ke tempat yang terlindung dari hujan. 

Proses pengeringan cat adalah proses dimana cat yang basah ditaruh di ruang terbuka, dengan tujuan memaparkan produk yang baru saja diberi perlakuan pengecatan terhadap sinar matahari agar cat tersebut mengering. Jika terkena cairan seperti air hujan, maka cat yang sedang mengering akan kembali basah dan luntur. 

Tentu saja proses pemindahan produk yang dikeringkan akibat adanya hujan mengganggu proses produksi dari UMKM “jemuran AJS”. Maka dari itu, Geraldus Divo Ardian Satria, salah satu mahasiswa KKN Universitas Diponegoro membuat rancangan alat pelindung dari plastic yang bertujuan untuk menghalangi air hujan dan tidak memblokir intensitas Cahaya yang diperlukan agar cat mengering.

Dengan adanya alat ini, diharapkan para pekerja di UMKM “Jemuran AJS” tidak perlu melakukan proses pemindahan produk yang terkena hujan. Selain itu, proses produksi UMKM “Jemuran AJS” diharapkan tidak terhambat lagi.


Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tim I 2023/2024 Sosialisasikan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Budidaya Lele di Desa Manisharjo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tim I 2023/2024 Sosialisasikan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Budidaya Lele di Desa Manisharjo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo



wirausahanesia.comKamis (25/01/2024) telah dilaksanakan program kegiatan yang dilakukan oleh Anggit Setya Nugraha, mahasiswa program studi Agroekoteknologi Universitas Diponegoro, kepada kelompok tani di Desa Manisharjo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang melakukan sosialisasi terkait pembuatan pupuk organik cair dari limbah budidaya lele di Desa Manisharjo. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah budidaya lele sebagai sumber daya untuk memproduksi pupuk organik yang ramah lingkungan.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro terlibat langsung dalam penyuluhan kepada masyarakat desa Manisharjo tentang proses pembuatan pupuk organik cair. Mereka menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan serta manfaat dari penggunaan pupuk organik cair bagi pertanian yang berkelanjutan. Selain itu, mahasiswa juga memberikan contoh konkrit tentang cara mengolah limbah budidaya lele menjadi pupuk organik cair yang berkualitas.

Menurut Koordinator KKN dari Universitas Diponegoro, kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah budidaya lele yang umumnya menjadi masalah lingkungan, mahasiswa tidak hanya memberikan solusi praktis tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan.


Respons dari masyarakat Desa Manisharjo terhadap kegiatan ini sangat positif. Mereka menyambut baik informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh mahasiswa KKN, serta antusias untuk mencoba menerapkan teknik pembuatan pupuk organik cair di lingkungan mereka sendiri. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran yang meningkat di kalangan masyarakat akan pentingnya praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Diharapkan bahwa melalui kegiatan seperti ini, kolaborasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas, baik dalam hal pembangunan berkelanjutan maupun dalam upaya pelestarian lingkungan. Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pengabdian yang bermanfaat.



Editor:
Achmad Munandar
Dari Kotoran Kambing ke Berkah Ekonomi: Edukasi Pemanfaatan Limbah menjadi Briket Unggul di Pedesaan

Dari Kotoran Kambing ke Berkah Ekonomi: Edukasi Pemanfaatan Limbah menjadi Briket Unggul di Pedesaan




wirausahanesia.comMahasiswa KKN Tim 1 UNDIP 2023/2024, dengan semangat inovatif, memimpin sebuah perjalanan penuh inspirasi di Desa Serut, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Dalam fokusnya pada Edukasi Pemanfaatan Limbah Kotoran Kambing, tim KKN menggagas langkah-langkah revolusioneruntuk mengubah limbah ini menjadi briket yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mengangkat nilai ekonomi lokal.

Tahap Pembuatan:

1. Penyuluhan Kreatif
Tim KKN memulai dengan sesi penyuluhan yang kreatif, menginformasikan masyarakat Desa Serut tentang potensi dan manfaat pemanfaatan limbah kotoran kambing.

2. Pemilahan dan Pengumpulan Limbah
Bersama peternak, kami melakukan pemilahan dan pengumpulan limbah kotoran kambing yang menjadi bahan utama dalam pembuatan briket.

3. Proses Produksi Briket
Tim KKN melibatkan masyarakat dalam proses produksi briket, menjelaskan tahap-tahapnya dan memberikan pelatihan praktis.

4. Pelatihan Teknik Penjualan
Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, kami memberikan pelatihan tentang teknik penjualan dan pemasaran produk briket kepada para peternak.

5. Pemasaran Produk
Melalui kolaborasi dengan pasar lokal dan promosi di tingkat komunitas, produk briket yang dihasilkan mulai meraih perhatian dan mendukung ekonomi lokal.
 

'Dari Kotoran Kambing ke Berkah Ekonomi' menciptakan narasi yang memukau tentang bagaimana edukasi dan aksi langsung dapat mengubah limbah menjadi peluang nyata. Melalui inovasi ini, kami berharap Desa Serut tidak hanya menjadi contoh dalam pengelolaan limbah kotoran kambing, tetapi juga menjadi sumber inspirasi untuk komunitas lain yang ingin meningkatkan nilai ekonomi mereka melalui pemanfaatan limbah.



Editor:
Achmad Munandar