5 Ide dan Peluang Bisnis dari Hobi Cooking untuk Millenial

5 Ide dan Peluang Bisnis dari Hobi Cooking untuk Millenial

 



Wirausahanesia.com - Spesial kali ini kami akan hadirkan ide dan peluang usaha dari hobi cooking untuk sobat Millenial, apa saja? ini daftarnya.

1. Buka Resto atau Warung
Idealnya dimulai dengan modal besar, karena harus sewa tempat, karyawan dan peralatan. Tapi di era digital ini tanpa semua itupun kamu tetap bisa bisnis warung makan atau kulineran. 

Cukup punya menu andalan, buka warungmu dari rumah atau gerobak dan promosikan lewat aplikasi semacam go food dan grab food, syarat enak dan lokasi google-able. Kamu sudah bisa jadi pengusaha kuliner.

2. Catering 
Jika warung harus buka setiap hari, dengan buka jasa catering kamu tidak harus buka tempat di pinggir jalan atau ruko. Asal promosi kenceng catering bisa laris manis, umumnya catering ordernya lebih besar karena untuk keperluan acara tertentu, tapi kekuranganya juga kadang tiap setiap saat ada acara. 

Solusinya kamu bisa buka catering yang sifatnya harian untuk keperluan rumah tangga dan perorangan, misal catering menu diet tertentu. Yang harian sebagai retail yang event sebagai proyekan.

3. Kuliner Blogger atau Vlogger
Buat konten tentang masak memasak atau wisata kuliner. Manfaatkan sosial media dan youtube atau tulisan lewat blogger. Banyak hal yang bisa dimonetize, misal review berbayar atau endorse.

4. Jual Bahan dan Alat Masak
Point 4 ini ada hubunganya dengan point 3, jika kamu sudah bergelut di dunia kuliner selain bisa menghasilkan uang dari monetize iklan, bisa juga jualan hal yang berpasangan atau berkaitan dengan aktifitas masak dan makan. Apa itu? Bahan dan alat masak, kamu bisa jualan dengan brand sendiri sesuai menu buatanmu atau reseller produk orang lain.

5. Menulis Buku Resep
Yup, menulis ini bisa berupa buku fisik atau soft copy ya, bisa diterbitin sendiri atau di platform semacam cookpad. 


4 Ide dan Peluang Bisnis Ramah Lingkungan untuk Millenial

4 Ide dan Peluang Bisnis Ramah Lingkungan untuk Millenial

 



Wirausahanesia.com - Artikel kali ini akan menghadirkan 4 Ide dan Peluang Bisnis Ramah Lingkungan untuk sobat millenial, apa saja? ini daftarnya.


1. Jualan Sedotan atau Straw Bambu dan Steinless

Gerakan untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan sedotan plastik sedang ramai, bukan hanya masalah kesehatan tetapi isu lingkunngan dan keseimbangan alam juga jadi perhatian. Bertebaran informasi dampak sampah sedotan bagi lingkungan terutama hewan laut. Lalu muncul solusi sedotan yang bisa digunakan berulang kali; steinless bahan yang sama digunakan untuk sendok dan garpu atau bahan yang ramah lingkungan yaitu bambu. Jualan produk ini laris manis lho.

2. Alat Makan Bambu dan Kayu

Sedotan adalah langkah awal, untuk jangka panjang orang akan tertarik menggunakan piring dari kayu dan lidi, sendok, pisau dan garpu berbahan kayu serta cangkir dan gelas dengan bahan kayu atau bambu. Coba buat atau kerjasama dengan pengrajin pasti laris.




3. Totebag

Selain sedotan, kantong plastik atau kresek juga jadi masalah serius dalam pencemaran lingkungan. Cara terbaik adalah mengurangi penggunaanya. Bisa kita mulai dengan membawa kantong belanja atau tas jinjing yang bisa digunakan berulang kali. Nama kerenya Totebag, biasanya terbuat dari bahan kain atau belakangan juga banyak yang berbahan karung goni. Mau coba jualan? biar ada perbedaan dengan penjualan yang lain, cobalah dengan menerima desain custome baik model maupun sablon dan tulisanya. Makin personal makin menarik.


4. Botol Minum

Salah satu cawapres pilpres 2019 sering terlihat membawa botol minum sendiri diberbagai kesempatan. Ini contoh movement dala penerapan eco lifestyle juga. 

Kurangi penggunaan botol plastik sekali pakai dengan membawa sendiri botol minum kita. Jika habis cukup isi ulang atau refill bahkan belakangan ada aplikasi yang bisa menunjukka tempat refill air minum terdekat dari lokasi kita. 

Atau untuk pecinta kopi bisa membawa thermos keil sendiri. jualan botol minum dan thermos cukup menjanjikan. 


sumber: Campusnesia.co.id 

7 Tips Mengelola Keuangan untuk Millenial

7 Tips Mengelola Keuangan untuk Millenial

 



Wirausahanesia.com - Sobat millenial wirausaha, yuk kelola uang kita dengan bijak, berikut kami hadirkan artikel tentang 7 Tips Mengelola Keuangan untuk Millenial.

1. Beli barang yang benar-benar kita butuhkan
Beli barang untuk diri sendiri bukan untuk orang lain, kebanyakan beli barang untuk membuat orang impres, kagum, hormat  atau hanya karena ikut-ikutan. Beli brang karena happy karena butuh. 

Bukan berarti tidak bisa membeli barang mewah atau mahal, tetapi prinsipnya karena fungsinya yang maksimum dan brkualitas. Pastikan barangnya memberikan nilai atau value untuk diri sendiri bukan orang lain apalagi karena ingin pamer.

2. Investasi
Waktu adalah teman terbaik untuk investasi, semakin lama investasi semakin baik. 

3. Uang masuk harus lebih besar daripada uang keluar
Caranya meningkatkan pemasukan atau menekan uang keluar.

4. Jangan Berhutang dan ngutangin orang
Beli barang sesuai kemampuan, kalau uangnya belum cukup lebih baik kerja keras lagi atau nabung. Kalau ada orang yang hendak berhutang raditya dika lebih memilih memberi value dan dibayar secara prodesional. 

Kalau terpaksa berhutang, usahakan untuk aset yang bertumbuh misalnya rumah, dan hindari berhutang untuk sesuatu yang nilainya akan semakin turun di masa depan. Tapi kalau bisa jangan berhutang.

5. Bayar apapun usahakan cash 
Berdasar penelitian dengan membayar cash saat belanja, secara psikologis akan “terasa lebih sakit” agar bisa belajar menahan diri dalam mngeluarkan uang.

6. Fokus ke penghasilan
Gaji tidak sama dengan penghasilan, menaikan gaji bisa jadi selaras dengan naiknya penghasilan tetapi penghasilan tidak melulu dari gaji, bisa saja dari usaha sampingan dengan membuka revenue stream dari keahlian yang kamu miliki.

7. Pelajari instrumen investasi 
Untuk jangka pendek cari intrumen investasi dengan resiko kecil walau hasilnya juga kecil, kalau jangka panjang bisa menggunakan investasi saham.

8. Banyak penghasilan bukan berarti pengeluaran semakin banyak
Tahan diri ketika ada peningkatan penghasilan, jangan sampai culture shock. Jangan habiskan penambahan penghasilan, lebih baik naiknya penghasilan dimaknai dengan peluang menambah anggaran invetasi bukan untuk foya-foya.