Redesain Ruang Perpustakaan Sekolah Dasar Desa Ngemplak Beserta Penyusunan RAB

Redesain Ruang Perpustakaan Sekolah Dasar Desa Ngemplak Beserta Penyusunan RAB

 



wirausahanesia.com - Perpustakaan merupakan jantung dari sebuah lembaga pendidikan. Perpustakaan sekolah menjadi sarana penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun kondisi perpustakaan di Sekolah Dasar Desa Ngemplak saat ini masih kurang memadai, baik dari segi fasilitas maupun kenyamanan ruang. Oleh karena itu dilakukan redesain ruang perpustakaan oleh Mahasiswa KKN UNDIP TIM 1 2024/2025 agar lebih fungsional, nyaman, dan menarik bagi siswa. Selain itu, penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) menjadi langkah penting untuk memastikan efisiensi dalam pelaksanaan revitalisasi nantinya. 





Program kerja redesain ruang perpustakan “Cahaya Ilmu” di Sekolah Dasar Desa Ngemplak mendapat antusias serta perhatian penuh dari pihak sekolah maupun perangkat Desa Ngemplak itu sendiri. Bapak Harjaka selaku sekretaris perangkat Desa Ngemplak (Carik) sekaligus Ketua Komite dari SD N Ngemplak itu sendiri turut serta berpartisipasi dalam program kerja redesain ruang perpustakaan sekolah SD N Ngemplak. 


Tujuan Pelaksanaan Program

1. Meningkatkan kualitas ruang perpustakaan agar lebih nyaman dan fungsional.

2. Menyediakan fasilitas yang lebih baik untuk mendukung kegiatan membaca dan literasi siswa.

3. Menyusun RAB yang sesuai dengan kebutuhan agar pelaksanaan pekerjaan revitalisasi berjalan efektif dan efisien.


Ruang Lingkup Pekerjaan 
Pelaksanaan program diawali dengan analisis kebutuhan dengan melakukan survei kondisi perpustakaan saat ini dan mengidentifikasi kebutuhan perbaikan dan penambahan fasilitas. Kegiatan pengukuran pun perlu dilakukan pada bangunan eksisting. Kemudian dilanjutkan perancangan desain dalam pembuatan konsep desain perpustakaan dengan penentuan tata letak ruang dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup, serta pemilihan furnitur dan elemen dekoratif. Pekerjaan terakhir ialah penyusunan RAB yang mencakup estimasi kebutuhan bahan dan biaya hingga perhitungan total anggaran proyek. 


Desain Tata Ruang Perpustakaan
Desain tata ruang perpustakaan yang meliputi ruang pelayanan administrasi, ruang belajar bersama, serta ruang membaca dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup. Tata ruang perpustakaan yang baik dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna dan petugas perpustakaan, serta mendukung kegiatan perpustakaan. Beberapa strategi penataan fisik perpustakaan meliputi tata letak yang mudah diakses, pencahayaan yang cukupp, ventilasi udara, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai seperti kursi dan meja yang kondisinya baik. 


Elemen Desain yang Ideal
Ruang perpustakaan yang ideal memiliki tata letak, perabot, pengkondisian ruang, ventilasi, pencahayaan, dan warna cat dinding yang menarik dan nyaman. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), perpustakaan harus menyediakan ruang minimal 0,5 m2 untuk setiap siswa. Alokasi ruang meliputi 45% untuk area koleksi (buku, multimedia, majalah ilmiah), 30% untuk area pengguna (ruang baca, ruang diskusi, lemari katalog, meja sirkulasi, tempat penitipan tas, dan toilet), dan 25% untuk ruang staf (ruang pengolahan, ruang penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan buku baru, dapur, dan toilet). 


Penyusunan RAB
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk redesain ruang perpustakaan harus mencakup biaya biaya yang diperlukan untuk semua aspek desain termasuk:

- Biaya konstruksi atau renovasi, biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan fisik seperti perbaikan struktur, pengecatan, dan lain lain.

- Biaya pengadaan perabot, biaya untuk membeli untuk membuat furnitur seperti rak buku, meja baca, kursi, lemari, dan lain lain.

- Biaya pengadaan perlengkapan, biaya untuk membeli atau memperbaiki peralatan seperti komputer, printer, proyektor, layar, dan lain lain.

- Biaya desain interior, biaya untuk jasa desain interior, termasuk perencanaan tata ruang, pemilihan warna, pencahayaan, dan lain lain. 

- Biaya administrasi, biaya untuk keperluan administrasi proyek, seperti perizinan, laporan, dan lain lain.

- Biaya tak terduga, biaya yang dialokasikan untuk mengatasi kemungkinan biaya tambahan yang tidak terduga selama proses pelaksanaan pekerjaan proyek.

 



Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, redesain ruang perpustakaan “Cahaya Ilmu” di SD N Ngemplak, Kec. Karangnongko, Kab. Klaten diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung minat baca dan proses belajar siswa. Penyusunan RAB yang sistematis juga menjadi faktor penting untuk proses revitalisasi yang baik dan sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan. Perpustakaan yang baru tidak hanya menjadi tempat untuk membaca buku, tetapi juga menjadi ruang yang inspiratif bagi siswa untuk belajar dan mengembangkan diri. 



Penulis : 
Renna Saphira Okta Belina

Editor :
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN UNDIP Sosialisasikan Ruang Sterilisasi untuk Cegah PMK pada Ternak Sapi di Desa Ngemplak

Mahasiswa KKN UNDIP Sosialisasikan Ruang Sterilisasi untuk Cegah PMK pada Ternak Sapi di Desa Ngemplak

 


wirausahanesia.com - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjadi ancaman serius bagi peternakan sapi di Desa Ngemplak. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung maupun tidak langsung, termasuk melalui peternak yang tanpa sadar membawa virus dari luar ke dalam kandang. Menyadari urgensi masalah ini, mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro (UNDIP) 2024/2025 hadir dengan solusi berupa pembuatan ruang sterilisasi yang berfungsi untuk mencegah penyebaran virus sebelum peternak memasuki area kandang.

Pada tanggal 30 Januari 2025, mahasiswa KKN UNDIP melaksanakan kegiatan edukasi dan demonstrasi kepada Kelompok Tani Ternak "Ngudi Makmur" mengenai pemanfaatan ruang sterilisasi. Dalam kegiatan ini, mahasiswa memperkenalkan alat sterilisasi yang dirancang untuk meminimalkan risiko penularan PMK melalui perantara manusia.

Prinsip kerja ruang sterilisasi ini cukup sederhana, yaitu dengan menyemprotkan cairan desinfektan ke pakaian dan alas kaki peternak sebelum mereka memasuki kandang. Dengan langkah ini, kemungkinan virus PMK terbawa masuk ke dalam area peternakan dapat dikurangi secara signifikan. Selain itu, mahasiswa KKN juga menjelaskan jenis-jenis desinfektan yang efektif serta cara penggunaannya yang aman bagi manusia dan hewan ternak.



Program ini menyasar kelompok tani ternak "Ngudi Makmur", yang merupakan salah satu komunitas peternak utama di Desa Ngemplak. Dengan adanya edukasi ini, diharapkan para peternak dapat lebih memahami pentingnya pencegahan dini terhadap wabah PMK yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi mereka. Yosep Octavianus, salah satu anggota tim KKN, menyatakan, "Ruang sterilisasi ini merupakan langkah awal dalam mencegah penyebaran PMK. Dengan kebiasaan sederhana seperti sterilisasi sebelum masuk kandang, kita bisa mengurangi risiko infeksi pada hewan ternak dan menjaga kesehatan sapi-sapi milik peternak."

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UNDIP berharap dapat membantu peternak Desa Ngemplak dalam menjaga kesehatan hewan ternaknya dari ancaman PMK. Dengan penerapan ruang sterilisasi secara rutin, diharapkan penyebaran virus dapat ditekan, sehingga peternak tidak mengalami kerugian akibat wabah. Kedepannya, diharapkan inovasi sederhana ini dapat diadopsi oleh lebih banyak peternak, tidak hanya di Desa Ngemplak, tetapi juga di wilayah lain yang menghadapi risiko serupa.



Penulis:
Yosep Octavianus

Editor:
Achmad Munandar
Penggunaan Tong Sampah Minim Asap untuk Lingkungan Lebih Bersih

Penggunaan Tong Sampah Minim Asap untuk Lingkungan Lebih Bersih

 



wirausahanesia.com - Ngemplak, 26 Januari 2025 - Warga Desa Ngemplak selama ini mengolah sampah dengan cara dibakar, yang menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, seperti polusi udara dan kerusakan ekosistem. Untuk mengatasi masalah tersebut, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) hadir dengan solusi inovatif berupa tong sampah minim asap, yang dilengkapi dengan blueprint untuk pembuatannya.



Pada tanggal 26 Januari 2025, mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro 2024/2025 mengadakan kegiatan demonstrasi kepada Kelompok Bank Sampah "Sekar Arum" di Desa Ngemplak. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat setempat tentang penggunaan tong sampah minim asap yang dapat mengurangi dampak negatif pembakaran sampah. Dalam acara tersebut, para mahasiswa memberikan penjelasan terkait manfaat dan prinsip kerja alat ini.

Tong sampah minim asap dirancang untuk mengolah sampah dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Prinsip kerja alat ini adalah dengan menggunakan teknologi yang dapat mengurangi volume asap yang dihasilkan saat pembakaran sampah, sehingga meminimalkan polusi udara. Selain itu, tong sampah minim asap hanya dapat digunakan untuk membakar sampah organik tertentu, seperti sisa makanan dan daun kering, yang aman dibakar tanpa mencemari lingkungan.

Program ini difokuskan kepada Kelompok Bank Sampah "Sekar Arum" di Desa Ngemplak, yang memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah di desa tersebut. Mahasiswa KKN berharap, dengan adanya demonstrasi dan edukasi mengenai tong sampah minim asap, kelompok ini dapat menjadi pionir dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan di desa mereka.

Yosep Octavianus, salah satu anggota tim KKN, menyampaikan, "Tong sampah minim asap bukan hanya untuk mengurangi polusi udara, tetapi juga untuk memberikan solusi jangka panjang dalam pengelolaan sampah. Dengan menggunakan alat ini, diharapkan warga Desa Ngemplak bisa lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh pembakaran sampah."




Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Desa Ngemplak, terutama dalam hal pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Di masa depan, diharapkan teknologi tong sampah minim asap ini dapat diterapkan secara lebih luas, tidak hanya di Desa Ngemplak, tetapi juga di desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa. Dengan langkah kecil ini, diharapkan kualitas lingkungan dapat meningkat, dan kesehatan masyarakat terjaga dengan lebih baik.



Nama: 
Yosep Octavianus

Editor:
Achmad Munandar
Inovasi Cerdas! Mahasiswa KKN UNDIP Ubah Limbah Kulit Durian Jadi Sumber Cuan

Inovasi Cerdas! Mahasiswa KKN UNDIP Ubah Limbah Kulit Durian Jadi Sumber Cuan

 



wirausahanesia.com - Ngemplak, 26 Januari 2025 - Limbah organik dari kulit durian sering kali menjadi permasalahan bagi masyarakat karena sulit terurai dan menimbulkan bau tidak sedap. Namun, limbah ini sebenarnya memiliki potensi ekonomi jika diolah dengan baik. Salah satu cara pemanfaatannya adalah dengan mengubah kulit durian menjadi briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Menanggapi potensi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2024/2025 mengadakan kegiatan edukasi dan demonstrasi kepada Kelompok Bank Sampah "Sekar Arum" di Desa Ngemplak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat limbah kulit durian serta cara mengolahnya menjadi briket yang ramah lingkungan.

Kegiatan edukasi ini berlangsung pada tanggal 26 Januari 2025 dan diikuti oleh anggota Kelompok Bank Sampah "Sekar Arum". Mahasiswa KKN memberikan pemaparan mengenai potensi ekonomi limbah kulit durian dan manfaatnya sebagai sumber energi alternatif. Selain itu, dilakukan demonstrasi pembuatan briket dari kulit durian, mulai dari proses pengeringan, pencampuran dengan bahan perekat, hingga tahap pencetakan dan pengeringan briket.





Ibu Sularmi, selaku ketua Bank Sampah "Sekar Arum", menyatakan bahwa proses pembuatan briket dari kulit durian ternyata cukup mudah dan dapat diterapkan oleh masyarakat dengan peralatan sederhana. "Pembuatan briket ini tidak serumit yang kami bayangkan sebelumnya. Dengan bahan dan alat yang mudah didapat, kami bisa mengolah limbah kulit durian menjadi produk yang bernilai ekonomis," ujarnya.

Dengan adanya edukasi ini, diharapkan masyarakat Desa Ngemplak semakin memahami pentingnya pengelolaan limbah organik yang bernilai ekonomis. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan serta mampu memanfaatkan limbah menjadi produk yang bernilai guna tinggi.



Nama: 
Yosep Octavianus

Editor:
Achmad Munandar
Kurangnya Perhatian terhadap Perawatan Kendaraan, Mahasiswa KKN UNDIP Beri Edukasi di Desa Ngemplak

Kurangnya Perhatian terhadap Perawatan Kendaraan, Mahasiswa KKN UNDIP Beri Edukasi di Desa Ngemplak

 


wirausahanesia.com - Ngemplak, 29 Januari 2025 - Kurangnya perhatian masyarakat terhadap perawatan kendaraan bermotor yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari, khususnya untuk mencari kebutuhan pakan ternak ke ladang, menjadi permasalahan yang cukup krusial. Kendaraan yang tidak terawat dengan baik berpotensi mengalami gangguan operasional yang dapat menghambat mobilitas dan produktivitas warga.

Menanggapi permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2024/2025 melaksanakan kegiatan edukasi kepada masyarakat Desa Ngemplak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya merawat kendaraan bermotor agar tetap dalam kondisi prima dan dapat digunakan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan edukasi ini berlangsung pada tanggal 29 Januari 2025 dengan sasaran utama para warga Desa Ngemplak yang diwakili oleh ketua RT dan RW setempat berjumlah 29 orang. Mahasiswa KKN memberikan pemaparan mengenai manfaat perawatan kendaraan bermotor serta cara melakukan perawatan yang benar. Beberapa materi yang disampaikan antara lain pentingnya pemeriksaan rutin kendaraan, pengecekan oli mesin, kondisi ban, serta sistem pengereman untuk menghindari kecelakaan akibat kendaraan yang tidak terawat.





Yosep Octavianus, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa perawatan kendaraan yang baik dapat memperpanjang usia kendaraan serta mengurangi risiko kecelakaan akibat kelalaian dalam pemeliharaan. “Merawat kendaraan bermotor bukan hanya untuk memperpanjang umur pakainya, tetapi juga untuk memastikan keamanan penggunanya. Dengan perawatan yang baik, kendaraan akan lebih awet dan terhindar dari kerusakan mendadak,” ujarnya.

Dengan adanya edukasi ini, diharapkan masyarakat Desa Ngemplak semakin memahami pentingnya menjaga kondisi kendaraan mereka agar tetap berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kendala operasional yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap perawatan peralatan yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mobilitas dan produktivitas tetap terjaga dengan baik.


Penulis: 
Yosep Octavianus

Editor:
Achmad Munandar
Mencapai Ketahanan Pangan Masyarakat Melalui Pengenalan Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Fase Layer di Desa Ngemplak, Kec. Karangnongko, Kab. Klaten

Mencapai Ketahanan Pangan Masyarakat Melalui Pengenalan Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Fase Layer di Desa Ngemplak, Kec. Karangnongko, Kab. Klaten




wirausahanesia.com - Kegiatan ini dihadiri oleh warga setempat, mahasiswa KKN dan dipandu dosen dari Fakultas Peternakan Diponegoro Semarang, yaitu Rina Muryani SPt., M.Si, Prof. Ir. Luthfi Djauhari, M.Sc, PhD., Prof. Dr. Ir. Edjeng Suprijatna, MP. dan Prof. Ir. Dwi Sunarti, MSc. PhD.

Pengenalan manajemen pemeliharaan ayam petelur di lahan terbatas, meliputi: penyediaan pullet, pakan, perkandangan, pencegahan dan penanganan penyakit,pengolahan limbah secara sederhana,serta pemanenan telur.

Penyediaan ayam petelur dapat melalui 2 cara, membeli anak ayam sejak DOC, atau ayam petelur siap bertelur (pullet).Untuk pemula, disarankan memilih ayam petelur fase pullet, yang memiliki resiko kematian yang lebih rendah. Pakan yang diberikan dapat berupa pakan komersial pabrik, atau pakan hasil menyusun sendiri. Pakan diberikan 2 kali sehari,dalam jumlah sesuai fase produksi. Perkandangan perlu memperhatikan pemilihan lokasi,bahan material kandang-atap,pencahayaan, peralatan pakan dan minumnya. 

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan penerapan biosekuriti, pemberian vaksin dan vitamin.Selain pakan, faktor pencahayaan perlu mendapatkan perhatian lebih karena kedua faktor tersebut akan sangat berperan mengoptimalkan potensi genetisnya.Warga mendapatkan manfaat dari telur yg dihasilkan sebagai pangan sumber protein, sedangkan limbahnya berupa kotoran ayam, dapat dijadikan pupuk pertanian. Warga tampak antusias mengikuti acara tersebut.   




Kegiatan ini merupakan bagian upaya kolaboratif antara Universitas Diponegoro dan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik memelihara ayam petelur,yang akan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar
Pembuatan Peta Jalur Evakuasi dan Edukasi Mitigasi Bencana di Desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten

Pembuatan Peta Jalur Evakuasi dan Edukasi Mitigasi Bencana di Desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten

 



wirausahanesia.com - Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten – Pada awal tahun 2025, Mahasiswa KKN TIM 1 Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. Salah satu Program Kerja yang dilakukan adalah pembuatan peta jalur evakuasi dan titik kumpul oleh Fadhil Aziz Malika Doni Mahasiswa Teknik Geodesi yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam.


Pembuatan Peta Jalur Evakuasi
 




Peta jalur evakuasi dibuat dengan memperhatikan kondisi geografis Desa Ngemplak yang memiliki risiko bencana tertentu. Proses pembuatan peta melibatkan pengumpulan data lapangan, diskusi dengan perangkat desa, dan analisis wilayah yang mencakup lokasi jalan, fasilitas umum, dan titik-titik rawan bencana. Hasilnya adalah peta yang menampilkan jalur evakuasi yang mudah diakses dan titik kumpul yang aman, seperti balai desa, masjid, dan lapangan.

Peta ini diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Desa Ngemplak oleh perwakilan mahasiswa KKN. Dalam foto dokumentasi, tampak Sekretaris Desa menerima peta jalur evakuasi sebagai bentuk kolaborasi antara mahasiswa dan pemerintah desa.


Edukasi Mitigasi Bencana kepada Ibu-Ibu PKK
   





Selain pembuatan peta, mahasiswa juga melakukan edukasi mitigasi bencana kepada kelompok ibu-ibu PKK Desa Ngemplak pada hari Sabtu, 18 Januari 2025. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah bencana terjadi. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan jenis-jenis bencana, pentingnya mengikuti jalur evakuasi, dan cara mengenali tanda-tanda awal bencana.

Kegiatan edukasi diisi dengan diskusi interaktif dan pembagian leaflet yang berisi informasi penting mengenai kesiapsiagaan bencana. Dalam dokumentasi foto, ibu-ibu PKK terlihat antusias mengikuti kegiatan ini dan menerima leaflet yang telah disiapkan oleh mahasiswa KKN.


Manfaat dan Harapan




 
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat Desa Ngemplak dalam menghadapi potensi bencana. Dengan adanya peta jalur evakuasi dan edukasi mitigasi bencana, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melindungi diri dan keluarga.

Kolaborasi antara mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Ngemplak menjadi langkah awal dalam menciptakan komunitas yang tangguh terhadap bencana. Program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang dalam membangun budaya kesiapsiagaan di tingkat desa.



Editor:
Achmad Munandar
Pembuatan Peta Jalur Distribusi Sampah dan Edukasi Penggunaan Google Maps di Desa Ngemplak

Pembuatan Peta Jalur Distribusi Sampah dan Edukasi Penggunaan Google Maps di Desa Ngemplak

 


wirausahanesia.com - Pada Hari Minggu, 26 Januari 2024 Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengelolaan limbah rumah tangga di Desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro dalam rangkaian Program Kerja Multidisiplin dari Jurusan Teknik Geodesi, saudara Fadhil Aziz Malika Doni melakukan inovasi dengan membuat peta jalur distribusi sampah serta memberikan edukasi penggunaan Google Maps kepada Kelompok Bank Sampah Sekar Arum.

Penyusunan Peta Jalur Distribusi Sampah
 




Proses pembuatan peta dimulai dengan survei lapangan untuk memetakan jalur distribusi sampah yang optimal. Peta ini dirancang untuk mencakup seluruh wilayah desa, termasuk RT/RW, fasilitas umum, dan area permukiman. Dalam peta ini, jalur distribusi ditandai dengan simbol panah kuning, menunjukkan rute pengumpulan sampah dari rumah warga menuju titik akhir di Bank Sampah Sekar Arum.

Peta ini dilengkapi dengan legenda yang informatif, memuat berbagai simbol seperti lokasi mushola, sekolah, dan kantor pemerintahan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman warga tentang rute pengumpulan sampah yang telah dirancang. Dengan skala yang presisi, peta ini menjadi alat yang praktis bagi masyarakat dan pengelola Bank Sampah.


Edukasi Penggunaan Google Maps
  


Sebagai bagian dari program ini, mahasiswa juga memberikan pelatihan penggunaan Google Maps kepada anggota Kelompok Bank Sampah Sekar Arum. Pelatihan ini mencakup cara menandai lokasi, menentukan rute dengan beberapa titik pemberhentian, serta mengoptimalkan penggunaan fitur navigasi untuk pengumpulan sampah.

Pada sesi ini, warga diajarkan untuk menggunakan teknologi dalam memantau jalur distribusi sampah secara real-time. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah, sekaligus memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat tentang pemanfaatan teknologi untuk kegiatan sehari-hari.


Dokumentasi dan Interaksi dengan Warga





Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa aktif berinteraksi dengan warga. Program ini tidak hanya memberikan solusi terhadap permasalahan sampah, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk lebih peduli dan aktif dalam menjaga lingkungan. Dengan kolaborasi antara mahasiswa dan warga, Desa Ngemplak kini memiliki sistem pengelolaan limbah yang lebih terstruktur dan berbasis teknologi.

Harapan dan Keberlanjutan Program
 




Diharapkan melalui program ini, masyarakat Desa Ngemplak dapat terus mengembangkan inovasi dalam pengelolaan limbah rumah tangga. Kelompok Bank Sampah Sekar Arum juga diharapkan dapat menjadi pelopor dalam penggunaan teknologi untuk pengelolaan lingkungan di tingkat desa, menciptakan desa yang bersih dan berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar
Pembuatan Peta Persebaran Kasus PMK di Desa Ngemplak

Pembuatan Peta Persebaran Kasus PMK di Desa Ngemplak

 



wirausahanesia.com - Desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, menjadi lokasi dilaksanakannya kegiatan serangkaian Multidisiplin salah satunya pembuatan peta persebaran kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) oleh Fadhil Aziz Malika Doni Jurusan Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Program ini bertujuan untuk memetakan penyebaran PMK pada hewan ternak di desa tersebut serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang langkah-langkah pengendalian penyakit yang dapat berdampak pada sektor peternakan.
 




Kegiatan diawali dengan kegiatan pemberdayaan Kelompok Tani Ternak Ngudi Makmur. Pemberdayaan ini dirancang untuk memberikan pemahaman dasar kepada masyarakat mengenai PMK, meliputi gejala, cara penularan, dan langkah pencegahannya. Dalam suasana yang interaktif, Tim KKN menjelaskan bahwa PMK merupakan penyakit yang sangat menular pada hewan berkuku belah, seperti sapi, kambing, dan domba. Gejala umum yang dibahas antara lain air liur berlebihan, luka pada mulut, dan pincang pada hewan. Penularan melalui kontak langsung dan peralatan yang terkontaminasi juga menjadi perhatian utama. Para peternak yang hadir menunjukkan antusiasme dengan mengajukan berbagai pertanyaan tentang gejala yang mereka temukan pada ternak mereka.




 
Sebelum melakukan edukasi dan pemberdayaan, Tim KKN melakukan pengumpulan data dari masyarakat. Proses ini melibatkan partisipasi aktif para peternak yang memberikan informasi terkait kondisi ternak mereka. Data yang dikumpulkan mencakup jumlah ternak yang sakit, jenis hewan ternak, lokasi kandang, serta riwayat penyakit sebelumnya. Dengan memanfaatkan metode wawancara langsung dan observasi lapangan, tim memastikan data yang diperoleh akurat dan mencerminkan situasi yang ada.




 
Langkah selanjutnya adalah memetakan data tersebut menggunakan teknologi berbasis GIS (Geographic Information System). Hasil pemetaan ini memberikan visualisasi yang jelas mengenai wilayah persebaran kasus PMK di Desa Ngemplak. Peta tersebut menampilkan lokasi-lokasi dengan konsentrasi kasus tinggi, jalur distribusi ternak yang berpotensi menyebarkan penyakit, serta area yang perlu menjadi fokus penanganan, seperti desinfeksi dan pengawasan distribusi ternak. Setelah selesai, hasil pemetaan dipresentasikan kembali kepada masyarakat untuk mendapatkan masukan dan memastikan informasi yang disampaikan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.

Kegiatan ini menghasilkan beberapa dampak positif. Sosialisasi yang dilakukan berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian PMK, baik untuk kesehatan hewan ternak maupun kesejahteraan ekonomi desa. Peta persebaran yang dibuat juga menjadi alat strategis dalam menentukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan penyakit. Tim KKN memberikan rekomendasi kepada kelompok tani ternak ngudi makmur untuk menggunakan peta ini sebagai panduan dalam menempatkan tim pengawasan dan desinfeksi di lokasi-lokasi yang rentan.
 
Proses ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara Tim KKN dan masyarakat Desa Ngemplak. Dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah desa menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Sebagai bentuk dokumentasi, Tim KKN juga mengabadikan momen-momen penting dalam kegiatan ini melalui foto. Melalui kegiatan ini, diharapkan Desa Ngemplak dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam mengelola tantangan kesehatan hewan ternak. Dengan semangat gotong royong dan dukungan dari semua pihak, pengendalian PMK di desa ini dapat dilakukan secara efektif, demi terciptanya masyarakat yang lebih sehat, tangguh, dan sejahtera.



Editor:
Achmad Munandar
Pemberdayaan Perangkat Desa : Pembuatan Web GIS Peta Persebaran Peternakan di Desa Ngemplak

Pemberdayaan Perangkat Desa : Pembuatan Web GIS Peta Persebaran Peternakan di Desa Ngemplak

 


wirausahanesia.com - Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten - Pada hari ini, Senin 10 Februari 2025 Pemerintah Desa Ngemplak, bekerja sama dengan tim 1 KKN Universitas Diponegoro Desa Ngemplak, meluncurkan inovasi Web GIS (Geographic Information System) untuk memetakan persebaran peternakan di desa tersebut. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah pengelolaan data peternakan serta meningkatkan aksesibilitas informasi bagi masyarakat maupun pemerintah setempat.

Dalam acara tersebut, dilakukan serah terima poster digitalisasi peta persebaran peternakan secara simbolis di Kantor Desa Ngemplak. Poster ini dilengkapi dengan kode QR yang memungkinkan masyarakat untuk langsung mengakses Web GIS menggunakan perangkat digital mereka.Saudara Fadhil Aziz Malika Doni dari Teknik Geodesi menyerahkan poster tersebut kepada Bapak Harjaka selaku Carik Desa Ngemplak,sebagai perwakilan desa resmi Pemerintah Kabupaten Klaten di Kantor Desa Ngemplak.

Selain itu, sesi pelatihan penggunaan Web GIS juga diadakan untuk perangkat desa. Foto lain memperlihatkan tim pengembang menjelaskan cara kerja sistem kepada salah satu perangkat desa. Pelatihan ini bertujuan agar perangkat desa dapat memahami dan memanfaatkan sistem secara optimal, mulai dari memasukkan data baru hingga membaca peta digital yang tersedia.
 


Berikut merupakan link untuk mengakses WEB yang sudah dibuat : 



Kepala Desa Ngemplak mengungkapkan harapannya agar sistem ini dapat mendukung pengambilan keputusan berbasis data, khususnya di sektor peternakan yang menjadi salah satu penggerak ekonomi desa. Sistem Web GIS ini dirancang dengan antarmuka yang ramah pengguna, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi terkait lokasi peternakan.

Inovasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data, tetapi juga memperkuat transparansi dan mendukung pengembangan sektor peternakan di Desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten.


Penulis:
Fadhil Aziz Malika Doni

Editor:
Achmad Munandar

Berita Reportase KKN di Desa Ngemplak: Pembuatan Silase untuk Pemberdayaan Peternak

Berita Reportase KKN di Desa Ngemplak: Pembuatan Silase untuk Pemberdayaan Peternak

 


wirausahanesia.com - Ngemplak, 30 Januari 2025-Riki Surya Nugraha Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro telah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Desa Ngemplak dengan fokus pada pembuatan silase, sebuah teknik pengawetan pakan ternak yang penting untuk meningkatkan kualitas pakan di musim kemarau.

Kegiatan ini dilaksanakan 30 Januari 2025 dan bertujuan untuk membantu para peternak meningkatkan produktivitas ternak mereka, terutama sapi dan kambing. Pembuatan silase dianggap sebagai solusi efektif untuk mengatasi keterbatasan pakan hijauan yang sering terjadi selama musim kemarau.

“Silase dapat diperoleh dari berbagai jenis tanaman, seperti jagung, rumput, dan kedelai. Dengan teknik ini, kami berharap pakan ternak dapat tersedia sepanjang tahun,” ujar Riki Mahasiswa KKN.

Mahasiswa KKN mengadakan sosialisasi mengenai manfaat silase dan cara pembuatannya kepada warga desa. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan peternak setempat, yang tampak antusias mendengarkan penjelasan dan belajar tentang prosesnya.

Setelah sosialisasi, mahasiswa KKN bersama peternak mulai mengumpulkan bahan baku, seperti daun jagung, batang jagung, dan rumput. Proses pembuatan silase meliputi pemotongan bahan, pencampuran dengan molase, dan pengemasan dalam wadah tertutup untuk fermentasi. Mahasiswa juga memberikan pelatihan mengenai pengelolaan silase untuk memastikan bahwa pakan tetap berkualitas.

Bapak Surono,  salah satu peternak di desa, mengungkapkan harapannya, “Kami sangat terbantu dengan adanya program ini. Jika silase ini berhasil, biaya pakan ternak bisa berkurang dan kesehatan ternak kami bisa lebih terjaga.”

Setelah proses pembuatan, silase pertama siap untuk difasilitasi kepada peternak. Selain itu, mahasiswa juga memonitor perkembangan penggunaan silase selama sebulan ke depan untuk mengevaluasi dampaknya terhadap produktivitas ternak.

Kegiatan pembuatan silase bukan hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga memperkuat kerjasama antara mahasiswa, peternak, dan pemerintah desa. Produk silase diharapkan dapat menjadi modal bagi peternak untuk meningkatkan pendapatan mereka melalui peningkatan kualitas dan kuantitas hewan ternak yang sehat.

Program ini mendapatkan respon positif dari masyarakat desa Ngemplak, yang menunjukkan bahwa upaya kolaboratif ini dapat memberikan solusi nyata bagi masalah yang dihadapi oleh peternak. Dengan adanya inovasi semacam ini, diharapkan Desa Ngemplak dapat menjadi daerah yang lebih mandiri dalam penyediaan pakan ternak, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Demikian laporan mengenai kegiatan KKN di Desa Ngemplak. Semoga upaya ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan inovasi yang serupa demi kemajuan bersama.


Editor:
Achmad Munandar
Berita Reportase KKN di Desa Ngemplak: Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Cucian Beras

Berita Reportase KKN di Desa Ngemplak: Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Cucian Beras

 


wirausahanesia.com - Ngemplak,  26 Januari 2025 - Dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berlangsung  Riki Surya Nugraha mahasiswa dari Universitas Diponegoro berkolaborasi dengan warga Desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Klaten untuk memperkenalkan teknik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari cucian beras. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pemanfaatan bahan alami dan ramah lingkungan dalam pertanian.

Hari pertama kegiatan diawali dengan sosialisasi mengenai manfaat POC bagi tanaman. "POC dari cucian beras mengandung nutrisi yang baik untuk tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium," ungkap Riki, Mahasiswa KKN. Dengan menggunakan POC ini, diharapkan hasil pertanian warga dapat meningkat secara signifikan.

Warga desa sangat antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Mereka belajar bahwa cucian beras yang biasanya dibuang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk berkualitas. Setelah pemaparan, mahasiswa KKN membagikan panduan langkah demi langkah dalam pembuatan POC.

Setelah itu, mahasiswa bersama warga mengumpulkan cucian beras dari rumah-rumah penduduk. Cucian beras yang diperoleh kemudian dikumpulkan dalam wadah besar dan dicampur dengan  Em 4 dan molase dengan perbandingan tertentu. Proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih 7 hingga 14 hari, di mana warga diajarkan untuk mengamati perubahan warna dan aroma yang menandakan pupuk siap pakai.

Kegiatan ini juga diwarnai dengan pelatihan pemanfaatan POC pada tanaman. Mahasiswa KKN mendemonstrasikan cara aplikasi POC secara efektif untuk berbagai jenis tanaman, seperti sayuran dan tanaman buah.

Tak hanya itu, program pembuatan POC ini juga diharapkan dapat mengurangi limbah domestik di desa. Warga diajarkan untuk mengelola limbah rumah tangga dengan bijak dan membawa kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan.

Sebagai penutup acara, mahasiswa KKN mengadakan sesi tanya jawab di mana warga dapat bertanya langsung mengenai teknik pembuatan dan manfaat POC. Suasana penuh keakraban terlihat saat warga saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.

Mahasiswa KKN berharap kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan pelatihan lanjutan dan pendampingan dalam penggunaan POC agar masyarakat dapat mandiri dalam pengelolaan pertanian mereka. 

Dengan adanya kegiatan ini, Desa Ngemplak semakin berprospek dalam menerapkan pertanian organik yang ramah lingkungan, serta mendorong masyarakat untuk lebih inovatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.

Demikian laporan mengenai kegiatan KKN di Desa Ngemplak. Semoga program ini dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.



Editor:
Achmad Munandar
Berita Reportase KKN di Desa Ngemplak: Pembuatan Mineral Blok untuk Kemandirian Masyarakat

Berita Reportase KKN di Desa Ngemplak: Pembuatan Mineral Blok untuk Kemandirian Masyarakat

 


wirausahanesia.com - Ngemplak, 30 Januari 2025 - Dalam rangkaian program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh Riki Surya Nugraha mahasiswa dari Universitas Undip Prodi Peternakan, desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, Klaten menjadi salah satu lokasi pengabdian komunitas yang menarik perhatian. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, khususnya melalui pembuatan mineral blok.

Kegiatan pembuatan mineral blok dimulai pada tanggal 30 Januari 2025, yang melibatkan mahasiswa KKN dan warga desa. Mineral blok ini berfungsi sebagai suplemen mineral yang bermanfaat bagi hewan ternak, khususnya sapi dan kambing. Dengan adanya suplemen mineral ini, diharapkan kualitas ternak dapat meningkat, sehingga berdampak positif pada pendapatan ekonomi peternak di desa.

Menurut Koordinator KKN, Yosep, “Kami ingin membantu masyarakat untuk mengoptimalkan potensi yang ada, salah satunya dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk pembuatan mineral blok. Ini merupakan langkah awal menuju kemandirian sumber pakan ternak.”

Proses pembuatan mineral blok dimulai dengan pengumpulan bahan baku, seperti garam, dedak, dan berbagai mineral yang dapat diakses di sekitar desa. Warga desa tampak antusias mengikuti setiap tahapan, mulai dari pencampuran bahan hingga pencetakan blok. Kegiatan ini juga diiringi dengan pelatihan mengenai cara pembuatan yang benar untuk memastikan kualitas mineral blok yang dihasilkan.

Salah satu warga desa, Bapak Surono  mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya program tersebut. “Saya berharap dengan adanya mineral blok ini, hewan ternak kami bisa lebih sehat dan produktif. Ini sangat membantu kami sebagai peternak kecil.”

Setelah proses pembuatan selesai, produk mineral blok pertama telah berhasil diproduksi dan siap untuk digunakan oleh peternak. Rencananya, hasil produksi ini akan dicoba oleh beberapa peternak sebagai uji coba selama sebulan ke depan. Jika hasilnya positif, program ini akan dilanjutkan dan dikembangkan lebih lanjut.

Dengan adanya program ini, diharapkan desa Ngemplak dapat menjadi contoh dalam pemanfaatan sumber daya lokal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta menciptakan kemandirian ekonomi yang lebih baik. Tim KKN menargetkan untuk tetap berkolaborasi dengan pemerintah desa dan masyarakat, mengembangkan ide-ide inovatif lainnya yang dapat membawa perubahan positif. 

Demikianlah laporan mengenai kegiatan KKN di Desa Ngemplak. Semoga usaha ini dapat memberikan inspirasi bagi desa-desa lain dalam meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar
Berita Reportase KKN: Pembuatan Desinfektan di Kandang Kelompok Tani Ternak Ngudi Makmur

Berita Reportase KKN: Pembuatan Desinfektan di Kandang Kelompok Tani Ternak Ngudi Makmur



wirausahanesia.com - Desa Ngemplak, Kecamatan Karangnongko, 30 Januari 2025 – Riki Surya Nugraha Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro  melakukan kegiatan pembuatan desinfektan di kandang Kelompok Tani Ternak Ngudi Makmur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sanitasi kandang serta mencegah penyebaran penyakit di antara ternak dan lingkungan sekitar.

Acara dimulai dengan sosialisasi tentang pentingnya kebersihan kandang ternak dan risiko penyakit yang dapat muncul akibat sanitasi yang kurang baik. "Kesehatan ternak sangat bergantung pada kebersihan lingkungan, dan desinfektan buatan sendiri ini adalah solusi yang ekonomis dan efektif," jelas Riki, koordinator kegiatan.

Proses pembuatan desinfektan dilakukan dengan mencampurkan Rinso, deterjen yang sering digunakan untuk mencuci, dengan Bayclin, pemutih yang bernfungsi sebagai desinfektan. Mahasiswa menjelaskan takaran yang tepat dan cara mencampur kedua bahan tersebut dengan air untuk menghasilkan desinfektan yang aman digunakan di kandang.

Setelah proses pembuatan selesai, mahasiswa KKN membimbing anggota kelompok tani dalam menggunakan desinfektan tersebut. Mereka menunjukkan cara menyemprotkan desinfektan ke area yang sering terpapar kotoran ternak, seperti lantai kandang dan peralatan, untuk memastikan lingkungan tetap bersih dan sehat.

Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pembuatan desinfektan, tetapi juga mengedukasi warga tentang pentingnya rutinitas menjaga kebersihan di kandang serta cara memantau kesehatan ternak. Mahasiswa juga mengingatkan agar desinfektan digunakan dengan hati-hati dan menyarankan agar warga selalu mengikuti prosedur keamanan saat menggunakannya.

Di akhir acara, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mempraktikkan pembuatan desinfektan secara mandiri. Setiap kelompok berhasil memproduksi desinfektan yang siap digunakan untuk menjaga kebersihan kandang mereka.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Kelompok Tani Ternak Ngudi Makmur, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan, dan membantu menjaga kesehatan ternak. Mahasiswa KKN sangat berharap agar program ini dapat berlanjut dengan pelatihan lebih lanjut dalam praktik sanitasi dan kesehatan ternak di masa mendatang.
Dengan langkah ini, Desa Ngemplak semakin menguatkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan produktif, baik bagi petani dan ternak. 

Demikian adalah laporan mengenai kegiatan KKN di Kelompok Tani Ternak Ngudi Makmur. Semoga informasi ini bermanfaat untuk masyarakat dan inspiratif bagi inisiatif lainnya di bidang kesehatan dan peternakan.



Editor:
Achmad Munandar