Mengenal Profil Desa Ngemplak melalui Infografis Karya Mahasiswa KKN UNDIP

Mengenal Profil Desa Ngemplak melalui Infografis Karya Mahasiswa KKN UNDIP




wirausahanesia.com - Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro (UNDIP) menciptakan infografis inovatif untuk Desa Ngemplak, bertujuan untuk meningkatkan akses informasi publik. Infografis ini menyajikan data penting desa, termasuk data guna lahan, sektor unggulan, demografi, dan kearifan lokal. Dengan visualisasi yang menarik dan mudah dipahami, infografis ini diharapkan menjadi jembatan informasi yang efektif antara pemerintah desa dan warga. Infografis dibuat dalam bentuk hardfile yang diberikan kepada perangkat desa maupun dalam bentuk digital yaitu web desa agar bisa diakses secara lebih luas.

Data guna lahan menjadi salah satu fokus utama dalam infografis ini. Informasi terkait luas lahan pertanian, permukiman, dan jenis lahan lainnya disajikan secara detail. Selain data guna lahan, infografis ini juga menyajikan data demografi Desa Ngemplak. Informasi mengenai jumlah penduduk, kelompok usia, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian disajikan secara visual. Hal ini membantu memberikan pemahaman yang komprehensif tentang komposisi masyarakat Desa Ngemplak.Infografis ini juga mengangkat kearifan lokal Desa Ngemplak. Tradisi dan budaya ditampilkan untuk memperkenalkan kekayaan desa kepada masyarakat luas. Sektor unggulan desa, seperti hasil bumi juga ditampilkan secara singkat.

Dengan adanya infografis ini, diharapkan publik dapat lebih mudah mengakses informasi penting tentang Desa Ngemplak. Selain itu, infografis ini juga dapat menjadi sarana promosi potensi desa kepada pihak luar, sehingga dapat meningkatkan investasi dan kerjasama di Desa Ngemplak.



Penulis: 
Aulia Syafira Rahma

Editor:
Achmad Munandar
Dari Manual ke Digital: Transformasi Pembukuan UMKM Desa Ngemplak

Dari Manual ke Digital: Transformasi Pembukuan UMKM Desa Ngemplak

 



Kegiatan edukasi mengajarkan pembukuan manual dan digital kepada pelaku UMKM.

wirausahanesia.com - Ngemplak, Klaten (17/01) - Pembukuan adalah proses mencatat setiap transaksi keluar masuk dari bisnis. Pembukuan sangatlah penting bagi UMKM untuk memahami kebiasaan pengeluaran, sumber pendapatan, serta pendapatan mana yang perlu ditingkatkan. Dengan mengetahui pentingnya hal ini, Nathasya Assyfa Annisa Salsabila, mahasiswa jurusan Akuntansi dari KKN Tim I Undip Tahun 2024/2025, melakukan inisiasi program Pemberdayaan Kelompok UMKM Desa Ngemplak terkait Pembukuan Secara Digital.
 




Melakukan diskusi yang interaktif 
Dalam melakukan kegiatan ini, Nathasya melakukan tanya jawab untuk berdiskusi secara langsung mengenai tata cara melakukan pembukuan, serta mendiskusikan contoh nyata agar lebih mudah dimengerti oleh Pelaku UMKM yang hadir dalam kegiatan edukasi tersebut. Selain itu, pelaku UMKM juga diajarkan melakukan pembukan baik menggunaka software excel dan aplikasi Akuntansiku dengan singkat.


Harapan dari kegiatan ini
Kegiatan edukasi ini diharapkan dapat membuat pelaku UMKM dapat melakukan pembukuan secara manual dan digital. Dengan digitalisasi pembukuan, pelaku UMKM diharapkan lebih terampil dan rajin dalam melakukan pembukuan. Dengan demikian, pelaku UMKM dapat mengikuti kemajuan era digitalisas, terutama dalam melakukan pembukuan secara digital. 



Editor:
Achmad Munandar
Ngemplak Lebih Kompetitif: UMKM Berdaya dengan Pemahaman Harga Pokok Penjualan

Ngemplak Lebih Kompetitif: UMKM Berdaya dengan Pemahaman Harga Pokok Penjualan

 


Kegiatan edukasi mengajarkan harga pokok penjualan kepada pelaku UMKM.

wirausahanesia.com - Ngemplak, Klaten (17/01) – Dalam menghadapi tantangan ekonomi yang terus berkembang, pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) membutuhkan pemahaman yang kuat mengenai manajemen keuangan, salah satunya adalah Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP adalah salah satu komponen penting dalam menghitung keuntungan dan melakukan evaluasi terhadap produk yang dijual. Dengan pengelolaan HPP yang tepat, UMKM dapat mengoptimalkan keuntungan, menekan biaya, serta membuat keputusan harga yang lebih bijaksana. Dengan mengetahui pentingnya hal ini, Nathasya Assyfa Annisa Salsabila, mahasiswa jurusan Akuntansi dari KKN Tim I Undip Tahun 2024/2025, melakukan inisiasi pemberdayaan kelompok umkm desa ngemplak melalui edukasi penentuan harga pokok penjualan.
 




Melakukan diskusi yang interaktif 
Dalam melakukan kegiatan ini, Nathasya melakukan tanya jawab untuk berdiskusi secara langsung mengenai perhitungan harga pokok penjualan mulai dari menentukan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik/biaya operasional. Diskusi dilakukan dengan cara mengambil contoh nyata menghitung harga pokok penjualan salah satu produk UMKM, yaitu kerupuk rambak. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman pelaku UMKM dalam menghitung harga pokok penjualan.


Harapan dari kegiatan ini
Kegiatan edukasi ini diharapkan dapat membuat pelaku UMKM dapat menghitung harga pokok penjualan, sehingga pelaku UMKM tidak memberikan harga yang merugikan baik untuk pelanggan maupun pelaku UMKM itu sendiri. Selain itu, perhitungan harga pokok penjualan bertujuan agar pelaku UMKM dapat memberikan harga yang lebih kompetitif dalam perkembangan ekonomi yang sedang berjalan.


Editor:
Achmad Munandar
 Anggaran Efektif, Lingkungan Positif: Tong Sampah Minim Asap, Solusi Kreatif Atasi Polusi

Anggaran Efektif, Lingkungan Positif: Tong Sampah Minim Asap, Solusi Kreatif Atasi Polusi




Kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga

wirausahanesia.com - Ngemplak, Klaten (26/01) - Sampah rumah tangga adalah sisa-sisa bahan yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di rumah tangga, baik dalam bentuk organik maupun anorganik. Warga desa, khusunya Desa Ngemplak, memiliki kebiasaan untuk membakar sampah rumah tangga, sehingga menyebabkan polusi udara di sekitarnya. Hal ini tidak dapat dihindarkan karena tidak adanya truk sampah yang mengangkut sampah rumah tangga warga desa. Dengan memahami kebiasaan tersebut, Kelompok Tim I Universitas Diponegoro Desa Ngemplak, mengajukan program yang berkaitan dengan pengelolaan sampah rumah tangga oraganik dan anorganik. Sampah rumah tangga tersebut, khususnya organik, akan diolah menjadi pupuk organik cair dan pakan ayam. Sedangkan, sampah anorganik akan dibakar menggunakan tong sampah minim asap.


Anggaran pembuatan tong sampah minim asap
Sebagai pendukung program pembuatan tong sampah minim asap, Nathasya Assyfa Annisa Salsabila, mengajukan program untuk membuat anggaran tong sampah minim asap. Anggaran ini dibuat untuk mengedukasi warga terkait bahan dan uang yang mungkin keluar untuk membuat satu tong sampah minim asap. Selain itu, anggaran ini bisa menjadi pembanding untuk warga desa untuk membeli tong sampah minim asap atau untuk membuatnya. Anggaran tong sampah minim asap adalah sebagai berikut.








Editor:
Achmad Munandar
Anggaran Antiseptik: Garda Terdepan Lindungi Ternak dari Serangan Penyakit

Anggaran Antiseptik: Garda Terdepan Lindungi Ternak dari Serangan Penyakit

 

Kegiatan pencegahan PMK pada ternak Kelompok Ternak Tani

wirausahanesia.com - Ngemplak, Klaten (30/01) – Penyakit mulut dan kaki merupakn penyakit umum yang sering terjadi pada hewan ternak, seperti sapi. Penyakit ini tidak terlalu mematikan, namun jika dibiarkan dapat menyebar dengan cepat dan lebih buruknya dapat menyebabkan kematian pada hewan ternak. Beberapa hewan ternak di Desa Ngemplak terpapar PMK hingga mengalami kerugian akibat kematian hewan ternak yang disebabkan oleh PMK. Dengan memahami hal tersebut, Kelompok Tim I Universitas Diponegoro Desa Ngemplak, mengajukan program yang berkaitan dengan pencegahan penyebaran PMK dengan bio security. Program ini meliputi pembuatan antiseptik, disinfektan, pemetaan pesebaran PMK dan radius, serta pembuatan bilik sterilisasi.

Anggaran pembuatan antiseptik 
Antiseptik adalah zat kimia yang bisa memperlambat atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan luar tubuh dan membantu mencegah infeksi. Antiseptik pada hewan ternak yang terkena PMK memiliki peran penting untuk penyembuhan luka yang dialami karena terpapar PMK. Sebagai pendukung program pembuatan antiseptik, Nathasya Assyfa Annisa Salsabila, mengajukan program untuk membuat anggaran pembuatan antiseptik. Anggaran dibutuhkan selain untuk memperlihatkan perbandingan harga membeli dan harga membuatnya, juga bisa digunakan sebagai perhitungan harga jual antiseptik.  Anggaran untuk pembuatan antiseptik adalah sebagai berikut.





Editor:
Achmad Munandar
Mengenal Transportasi Laut: Tim KKN Undip Gelar Sosialisasi Perkapalan di MIM Muhammadiyah Desa Basin

Mengenal Transportasi Laut: Tim KKN Undip Gelar Sosialisasi Perkapalan di MIM Muhammadiyah Desa Basin



wirausahanesia.com - Klaten, 16 Januari 2024 – Transportasi laut memiliki peran yang sangat krusial dalam kehidupan masyarakat, terutama di Indonesia yang dikenal sebagai negara maritim dengan lebih dari 17.000 pulau. Namun, tidak semua generasi muda memahami pentingnya industri perkapalan dan peran kapal sebagai alat transportasi utama di perairan.

Untuk memperkenalkan dunia perkapalan sejak dini, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (Undip) mengadakan sosialisasi edukatif mengenai alat transportasi laut di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini menjadi bagian dari program kerja (proker) mahasiswa KKN dengan tujuan meningkatkan wawasan siswa tentang transportasi laut serta menumbuhkan minat mereka terhadap dunia maritim Indonesia.


Antusiasme 105 Siswa dalam Menjelajahi Dunia Perkapalan
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 105 siswa kelas 6, yang sejak awal hingga akhir terlihat sangat antusias. Sosialisasi ini dikemas dengan metode interaktif agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar. Dalam pemaparan materi, mahasiswa KKN tidak hanya memberikan teori tetapi juga menggunakan ilustrasi interaktif, untuk memperjelas konsep perkapalan dengan menggunakan kapal kertas.

"Indonesia sebagai negara kepulauan sangat bergantung pada transportasi laut. Kapal menjadi alat transportasi utama untuk menghubungkan pulau-pulau, mendukung perdagangan, serta mobilitas masyarakat. Ada berbagai jenis kapal dengan fungsi yang berbeda, seperti kapal kargo untuk mengangkut barang, kapal penumpang untuk perjalanan antar pulau, kapal nelayan untuk menangkap ikan, hingga kapal perang yang digunakan untuk pertahanan negara," jelas salah satu mahasiswa KKN saat memberikan materi kepada para siswa.


Eksperimen Kapal Kertas: Belajar Prinsip Daya Apung dengan Cara Seru
Tak hanya menyampaikan teori, mahasiswa KKN juga mengajak siswa untuk mengenal konsep dasar bagaimana kapal dapat mengapung di air melalui eksperimen sederhana menggunakan kapal kertas.

Dalam demonstrasi ini, mahasiswa menjelaskan bahwa kapal dapat tetap mengapung di air karena adanya prinsip daya apung. Jika gaya ke atas yang diberikan oleh air lebih besar atau sama dengan berat kapal, maka kapal bisa mengapung. Ilustrasi ini dibuat lebih interaktif dengan mengajak siswa untuk mencoba membuat dan mengapungkan kapal kertas mereka sendiri dalam wadah berisi air.

Eksperimen ini membuat suasana semakin hidup dan menyenangkan. Para siswa dengan penuh semangat mencoba berbagai bentuk lipatan kapal kertas mereka dan memperhatikan bagaimana masing-masing kapal bisa mengapung atau tenggelam.

"Saya baru tahu kalau kapal itu bisa mengapung karena ada gaya dorong dari air. Ternyata seru juga belajar tentang kapal!" ujar salah satu siswa yang berhasil membuat kapal kertasnya tetap mengapung lebih lama dibandingkan teman-temannya.


Sesi Kuis Interaktif dan Pembagian Hadiah
Untuk semakin meningkatkan antusiasme siswa, di akhir sesi dilakukan kuis interaktif seputar transportasi laut. Para siswa bersemangat menjawab pertanyaan yang diajukan, berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat dalam memberikan jawaban yang benar.

Mahasiswa KKN juga menyiapkan berbagai hadiah menarik bagi siswa yang aktif berpartisipasi, baik dalam sesi diskusi maupun dalam menjawab pertanyaan kuis. Suasana kelas menjadi penuh keceriaan, dengan banyak siswa yang tak sabar mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan.





Sambutan Positif dari Sekolah dan Harapan ke Depan
Sosialisasi ini mendapat sambutan positif dari pihak sekolah, yang mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN dalam memberikan wawasan baru kepada para siswa. Materi tentang transportasi laut memang belum banyak diajarkan secara mendalam di sekolah, sehingga kegiatan ini menjadi tambahan ilmu yang sangat bermanfaat bagi siswa.

Kepala sekolah menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman baru bagi siswa tetapi juga membuka wawasan mereka mengenai pentingnya dunia maritim dalam kehidupan sehari-hari.

"Kami sangat berterima kasih atas adanya sosialisasi ini. Anak-anak jadi lebih mengenal transportasi laut dan memahami betapa pentingnya kapal dalam kehidupan kita. Semoga ke depan, ada lebih banyak kegiatan edukatif seperti ini yang bisa membuka wawasan mereka lebih luas lagi," ungkap salah satu guru yang ikut mendampingi jalannya acara.

Para mahasiswa KKN pun berharap bahwa melalui kegiatan ini, siswa dapat lebih memahami peran penting alat transportasi laut, serta menumbuhkan rasa ingin tahu dan cita-cita mereka terhadap dunia maritim di masa depan.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang menyadari betapa besar potensi maritim Indonesia serta bagaimana transportasi laut memainkan peran penting dalam menghubungkan seluruh wilayah Nusantara.



Tentang Penulis
- Muhammad Hafiz Bayhaqie (Mahasiswa D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan – SV Undip)
- Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Suroto, M.Pd
- Lokasi Kegiatan: Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten
- Editor: Achmad Munandar
 Meningkatkan Kesadaran K3: Tim KKN Undip Gelar Sosialisasi Keselamatan Kerja bagi Pekerja Proyek Pasir di Desa Basin

Meningkatkan Kesadaran K3: Tim KKN Undip Gelar Sosialisasi Keselamatan Kerja bagi Pekerja Proyek Pasir di Desa Basin



wirausahanesia.com - Klaten, 20 Januari 2024 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sering kali dianggap remeh, terutama di sektor pekerjaan lapangan seperti proyek pasir. Padahal, risiko kecelakaan dalam pekerjaan ini cukup tinggi, mulai dari terpapar debu berlebih hingga cedera akibat alat berat dan material kerja. Menyadari pentingnya aspek ini, Tim 1 KKN Universitas Diponegoro (Undip) mengadakan sosialisasi K3 bagi para pekerja proyek pasir di Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten.

Sosialisasi ini merupakan bagian dari program kerja (proker) mahasiswa KKN dalam upaya meningkatkan pemahaman dan penerapan standar keselamatan bagi pekerja yang setiap hari bergelut dengan lingkungan kerja yang penuh risiko. Para pekerja menyambut kegiatan ini dengan antusias, mengingat sosialisasi semacam ini masih jarang dilakukan di sektor pekerjaan informal seperti tambang pasir.


Pentingnya K3 dan Peran Alat Pelindung Diri (APD)
Sosialisasi ini digelar langsung di lokasi proyek pasir agar materi yang disampaikan lebih relevan dengan kondisi nyata. Dalam pemaparannya, salah satu mahasiswa dari Tim KKN Undip menekankan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sebagai langkah utama dalam mencegah kecelakaan kerja.

"Sering kali pekerja mengabaikan pemakaian helm, masker, atau sarung tangan karena merasa tidak nyaman atau menganggapnya tidak penting. Padahal, APD ini sangat berperan dalam melindungi diri dari berbagai bahaya di lingkungan kerja," ujar salah satu mahasiswa yang memberikan materi.

Tim KKN memperkenalkan berbagai jenis APD yang seharusnya digunakan oleh pekerja proyek pasir, antara lain:

- Helm proyek, untuk melindungi kepala dari benturan atau jatuhan material berat.

-  Sarung tangan, untuk menghindari luka akibat benda tajam atau benda berat yang bisa melukai tangan.


Kesehatan di Lingkungan Kerja: Lebih dari Sekadar Kewajiban
Selain membahas alat pelindung diri dan penanganan kecelakaan kerja, Tim KKN juga menyoroti dampak kesehatan yang sering kali diabaikan dalam pekerjaan proyek pasir.

Paparan debu pasir yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pernapasan kronis, sementara beban kerja berat tanpa istirahat cukup bisa meningkatkan risiko kelelahan, dehidrasi, hingga cedera otot. Oleh karena itu, para pekerja diimbau untuk:

- Menjaga kebersihan diri setelah bekerja agar tidak ada debu yang menempel di tubuh terlalu lama.

-  Mengatur pola makan yang sehat, karena tubuh yang kuat lebih tahan terhadap risiko penyakit akibat lingkungan kerja.

- Melakukan peregangan sebelum dan sesudah bekerja, guna mengurangi risiko cedera otot dan meningkatkan fleksibilitas tubuh.

Sosialisasi ini tidak hanya menyoroti aspek teknis keselamatan, tetapi juga bagaimana pekerja bisa menjaga kesehatannya dalam jangka panjang.


Antusiasme Pekerja dan Harapan ke Depan
Sosialisasi ini mendapat respons sangat positif dari para pekerja proyek pasir. Banyak dari mereka mengakui bahwa ini adalah pertama kalinya mereka mendapatkan edukasi K3 secara langsung, terutama dalam hal penggunaan APD dan penanganan kecelakaan kerja ringan.

Harapan ke depannya, kegiatan edukasi seperti ini dapat terus dilakukan agar semakin banyak pekerja proyek yang memiliki kesadaran akan pentingnya K3. Tim KKN Undip pun berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan dan edukasi terkait keselamatan kerja selama masa pengabdian mereka di Desa Basin.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya K3 semakin meningkat di kalangan pekerja proyek pasir. Dengan penerapan standar keselamatan yang lebih baik, risiko kecelakaan kerja dapat diminimalkan, sehingga produktivitas kerja pun dapat meningkat tanpa mengorbankan kesehatan dan keselamatan pekerja.



Tentang Penulis
- Muhammad Hafiz Bayhaqie (Mahasiswa D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan – SV Undip)
- Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Suroto, M.Pd
- Lokasi Kegiatan: Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten
- Editor: Achmad Munandar
Mahasiswa KKN TIM I 2025 Universitas Diponegoro Sosialisasikan Pentingnya Kesehatan Mental bagi Ibu Hamil di Desa Basin

Mahasiswa KKN TIM I 2025 Universitas Diponegoro Sosialisasikan Pentingnya Kesehatan Mental bagi Ibu Hamil di Desa Basin



wirausahanesia.com - Klaten, 6 Februari 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM I 2025 Universitas Diponegoro dari program studi Psikologi mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental selama kehamilan kepada 15 ibu hamil di Desa Basin, Klaten.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa memberikan edukasi tentang berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan mental ibu hamil, gangguan mental yang mungkin terjadi selama kehamilan, serta cara menjaga keseimbangan emosional di masa kehamilan. Sosialisasi dilakukan secara interaktif melalui diskusi langsung dengan peserta di rumah peserta, serta disertai dengan pemberian modul edukasi yang dapat dijadikan panduan setelah kegiatan berakhir. Salah satu kader posyandu ibu hamil di Desa Basin, Ibu Eva, menyatakan bahwa modul yang diberikan bermanfaat bagi ibu hamil untuk memahami langkah yang perlu dilakukan ibu hamil untuk menjaga kesehatan mentalnya, terutama menjelang masa persalinan.



 
Pentingnya kesehatan mental ibu hamil menjadi perhatian utama dalam program ini, mengingat kondisi psikologis ibu berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif dan emosional anak. Dengan menjaga kesehatan mental sejak masa kehamilan, diharapkan ibu dapat lebih siap menghadapi proses persalinan dan pengasuhan anak di masa mendatang. 
 




- Penulis: Anindita Sekar Pradipta (Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Diponegoro)
- Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Drs. Suroto, M.Pd.
- Lokasi kegiatan: Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten
- Editor: Achmad Munandar
 Dukung Pemberdayaan UMKM Desa Basin Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Pemetaan Digital di Google Maps

Dukung Pemberdayaan UMKM Desa Basin Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Pemetaan Digital di Google Maps



wirausahanesia.com - Klaten, Februari 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM I 2025 Universitas Diponegoro dari Program Studi Teknik Geodesi telah melaksanakan program kerja monodisiplin berupa "Pemberdayaan UMKM Desa Basin: Pembuatan Titik Usaha di Google Maps." Program ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas UMKM lokal dengan memanfaatkan teknologi digital berbasis peta.

Di era digital, keberadaan UMKM tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk, tetapi juga oleh kemampuannya untuk menjangkau pasar secara luas. Salah satu strategi efektif yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan Google Maps sebagai media promosi dan informasi lokasi. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNDIP hadir untuk membantu pelaku UMKM Desa Basin dalam membuat titik lokasi usaha mereka di Google Maps, sehingga lebih mudah ditemukan oleh calon pelanggan.

Proses pelaksanaan program ini mencakup beberapa tahapan, dimulai dari edukasi kepada pelaku UMKM mengenai pentingnya keberadaan digital, dilanjutkan dengan pembuatan leaflet dan video tutorial sebagai panduan praktis dalam menambahkan titik lokasi usaha di Google Maps. Mahasiswa juga secara langsung membantu pendaftaran sejumlah UMKM ke dalam sistem dengan memastikan koordinat yang akurat, memasukan informasi usaha secara lengkap, serta melakukan dokumentasi visual melalui foto lokasi dan produk.
 



Dengan adanya program ini, UMKM di Desa Basin kini memiliki akses yang lebih luas ke pasar digital. Informasi usaha yang terintegrasi dengan peta digital memungkinkan pelanggan untuk menemukan lokasi mereka dengan mudah, sehingga berpotensi meningkatkan angka penjualan dan daya saing usaha lokal. Selain itu, pemerintah desa juga dapat memanfaatkan data ini sebagai dasar dalam pengembangan ekonomi berbasis digital di wilayah mereka.

Ke depannya, diharapkan para pelaku UMKM dapat secara mandiri memperbarui dan mengelola informasi usaha mereka di Google Maps, sehingga manfaat program ini dapat terus berkelanjutan. Program ini juga menjadi langkah awal dalam pemanfaatan teknologi geospasial untuk mendukung perkembangan ekonomi desa yang lebih modern dan terintegrasi dengan kebutuhan zaman.


Tentang Penulis
- Feby Wulan Puspita (Mahasiswa S1 Teknik Geodesi – Teknik UNDIP)
- Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Suroto, M.Pd
- Lokasi Kegiatan: Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten
- Editor: Achmad Munandar
Dukung Kemudahan Akses Informasi di Desa Basin Mahasiswa KKN UNDIP Buat Peta Persebaran Fasilitas Umum

Dukung Kemudahan Akses Informasi di Desa Basin Mahasiswa KKN UNDIP Buat Peta Persebaran Fasilitas Umum



wirausahanesia.com - Klaten, Februari 2025 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM I 2025 Universitas Diponegoro dari Program Studi Teknik Geodesi telah melaksanakan program kerja monodisiplin berupa pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Desa Basin. Program ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan terstruktur mengenai lokasi fasilitas umum yang ada di desa, sehingga dapat dimanfaatkan oleh warga serta pemerintah desa dalam berbagai aspek, seperti perencanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, akses terhadap fasilitas umum yang memadai menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Namun, masih banyak desa yang belum memiliki peta persebaran fasilitas umum yang dapat digunakan sebagai referensi. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNDIP hadir untuk memberikan solusi dengan menyusun peta berbasis spasial yang dapat membantu masyarakat dalam mengidentifikasi lokasi fasilitas seperti sekolah, masjid, pasar, balai desa, dan fasilitas lainnya.

Proses pembuatan peta ini dilakukan dengan metode pemetaan berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan software QGIS. Mahasiswa melakukan serangkaian tahapan mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, hingga visualisasi peta agar informasi yang disajikan dapat lebih mudah dipahami dan digunakan.

Peta ini nantinya akan dipasang di Kantor Kepala Desa Basin agar dapat diakses oleh masyarakat luas. Dengan adanya peta ini, diharapkan warga dapat lebih mudah menemukan fasilitas yang mereka butuhkan, serta pemerintah desa dapat menggunakannya sebagai referensi dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan dan pemerataan fasilitas.
 


Selain itu, di era digital saat ini, pemanfaatan teknologi geospasial menjadi semakin penting dalam mendukung pengelolaan wilayah yang lebih efektif. Peta ini bisa menjadi langkah awal bagi Desa Basin dalam mengembangkan sistem informasi berbasis spasial, seperti WebGIS, yang memungkinkan warga untuk mengakses informasi secara daring di masa mendatang. Mahasiswa KKN UNDIP berharap program ini dapat menjadi kontribusi nyata bagi Desa Basin dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Dengan pemanfaatan teknologi geospasial, pengelolaan fasilitas umum di desa dapat menjadi lebih baik, terstruktur, dan efisien. 



Tentang Penulis
- Feby Wulan Puspita (Mahasiswa S1 Teknik Geodesi – Teknik UNDIP)
- Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Suroto, M.Pd
- Lokasi Kegiatan: Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten
Sebagai Desa dengan Angka Stunting Tertinggi di Kecamatan Kebonarum, Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Edukasi Remaja Putri di Desa Basin sebagai Upaya Pencegahan Stunting

Sebagai Desa dengan Angka Stunting Tertinggi di Kecamatan Kebonarum, Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Edukasi Remaja Putri di Desa Basin sebagai Upaya Pencegahan Stunting



wirausahanesia.com - Klaten, 26 Januari 2025 – Stunting masih menjadi momok besar di Indonesia, termasuk di Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten. Berdasarkan data yang ada, angka stunting di desa ini masih tergolong tinggi dibandingkan desa lain di kecamatan yang sama.  

Selama ini, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah desa, salah satunya melalui Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama 100 hari bagi balita dan lansia. Namun, upaya ini belum cukup jika tidak ada kesadaran dari generasi muda, khususnya remaja putri, yang nantinya akan menjadi ibu dan berperan penting dalam menentukan kesehatan anak mereka di masa depan.  

Menyadari pentingnya edukasi sejak dini, mahasiswa KKN TIM I 2025 Universitas Diponegoro dari berbagai program studi mengadakan penyuluhan pencegahan stunting bagi remaja putri di Pendopo Dusun Nglarang, Desa Basin. Dengan menggunakan metode komunikasi dua arah, mahasiswa tidak hanya memberikan materi, tetapi juga mengajak peserta untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman seputar pola makan dan kesehatan.  


Kenapa Stunting Harus Dicegah Sejak Dini? 
Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan anak yang terhambat, tetapi juga berdampak besar terhadap perkembangan otak dan kecerdasan. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki daya pikir yang lebih rendah dibandingkan anak dengan gizi yang cukup. Mahasiswa KKN UNDIP menjelaskan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak usia remaja. Kenapa? Karena remaja putri yang kurang gizi atau mengalami anemia berisiko lebih tinggi melahirkan anak yang stunting di masa depan.   


Remaja Putri Antusias, Mulai Sadar akan Pola Hidup Sehat 
Dalam sesi diskusi interaktif, para peserta diajak untuk berbagi kebiasaan makan mereka sehari-hari. Dari diskusi ini, ditemukan bahwa masih banyak remaja yang sering melewatkan sarapan, kurang mengonsumsi sayur dan buah, serta lebih memilih makanan cepat saji yang minim nutrisi.  

Salah satu peserta, Dinda, mengaku bahwa ia baru mengetahui betapa pentingnya zat besi dalam mencegah anemia, yang ternyata juga berkaitan dengan risiko stunting. "Aku pikir anemia cuma bikin kita gampang lelah, ternyata kalau kita kurang zat besi sejak remaja, nanti anak kita juga bisa terkena stunting. Aku jadi sadar pentingnya makan makanan yang sehat," ujarnya.  

Selain membahas pola makan, mahasiswa UNDIP juga memberikan contoh menu makanan bergizi seimbang yang mudah didapat dan terjangkau. Dengan demikian, para remaja bisa mulai menerapkan kebiasaan makan sehat dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus mengeluarkan biaya besar.  


Tantangan Pencegahan Stunting di Desa Basin 
Walaupun para peserta terlihat antusias, ada beberapa tantangan yang masih harus dihadapi dalam pencegahan stunting di Desa Basin, di antaranya: 

- Kurangnya kesadaran remaja akan pentingnya gizi sejak dini. Banyak yang masih menganggap gizi hanya penting bagi ibu hamil dan balita. 

- Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji dan kurangnya variasi dalam pola makan. 

- Kurangnya akses terhadap informasi mengenai kesehatan reproduksi dan nutrisi. 

- Masih banyaknya remaja yang melakukan diet ketat tanpa memperhatikan kebutuhan nutrisi tubuh.  


Harapan ke Depan: Generasi Sehat, Masa Depan Lebih Cerah 
Mahasiswa KKN UNDIP berharap bahwa edukasi ini dapat meningkatkan kesadaran remaja putri di Desa Basin tentang pentingnya menjaga pola makan dan kesehatan sejak dini. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar dalam menyebarkan informasi mengenai pencegahan stunting. 

Selain itu, mahasiswa juga mendorong agar pemerintah desa terus mengadakan program edukasi kesehatan yang berkelanjutan, tidak hanya untuk ibu hamil dan balita, tetapi juga bagi remaja putri yang akan menjadi calon ibu di masa depan. 

"Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab ibu hamil atau tenaga kesehatan, tetapi harus dimulai sejak remaja. Dengan pola makan sehat dan gaya hidup yang baik, kita bisa menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas," ujar salah satu mahasiswa KKN UNDIP.  Dengan adanya edukasi ini, diharapkan angka stunting di Desa Basin dapat berkurang secara bertahap, dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan semakin meningkat.



Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Pelaku UMKM di Desa Basin Go Digital dengan QRIS

Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Pelaku UMKM di Desa Basin Go Digital dengan QRIS



wirausahanesia.com - Klaten, 20 Januari 2025 - Di era digital seperti sekarang, kemudahan dalam bertransaksi menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sayangnya, masih banyak pelaku usaha kecil yang belum familiar dengan metode pembayaran digital, sehingga masih bergantung pada transaksi tunai yang berisiko tinggi. Melihat kondisi ini, mahasiswa KKN TIM I 2025 Universitas Diponegoro dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis mengadakan penyuluhan mengenai penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) bagi para pelaku UMKM di Warung Sembako Desa Basin, Klaten.

Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai manfaat QRIS dalam transaksi digital, serta bagaimana sistem ini dapat membantu para pelaku usaha dalam mencatat keuangan dengan lebih baik, mengurangi risiko kehilangan uang tunai, dan meningkatkan keamanan serta efisiensi dalam bertransaksi.


Kenapa QRIS Penting untuk UMKM?
Dalam penyuluhan ini, mahasiswa KKN UNDIP menjelaskan bahwa QRIS adalah solusi transaksi digital yang lebih praktis, cepat, dan aman. Dengan QRIS, pelaku UMKM tidak perlu repot menyediakan uang kembalian atau khawatir kehilangan uang tunai karena transaksi dilakukan langsung melalui aplikasi dompet digital atau mobile banking.

"Dengan QRIS, pembayaran jadi lebih mudah dan tidak perlu khawatir dengan uang palsu atau uang hilang. Semua transaksi langsung tercatat dan bisa dilihat kapan saja," ujar salah satu mahasiswa yang memberikan penyuluhan.

Selain itu, QRIS juga membantu pelaku UMKM dalam pencatatan keuangan yang lebih akurat. Selama ini, banyak pemilik warung dan usaha kecil masih mencatat transaksi secara manual, bahkan ada yang tidak mencatat sama sekali. Dengan QRIS, setiap transaksi otomatis terekam dalam sistem, sehingga lebih mudah dalam menyusun laporan keuangan usaha.

Mahasiswa juga menekankan bahwa penggunaan QRIS bisa membuat usaha lebih modern dan terpercaya. Banyak konsumen saat ini lebih memilih pembayaran digital karena lebih praktis dan tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar. Jika UMKM di Desa Basin bisa beradaptasi dengan metode pembayaran ini, maka usaha mereka bisa lebih berkembang dan menarik lebih banyak pelanggan.


Bagaimana Cara Menggunakan QRIS?
Penyuluhan ini dilakukan dengan metode komunikasi satu arah, di mana mahasiswa menjelaskan secara rinci cara daftar, keuntungan menggunakan QRIS, serta bagaimana cara menggunakannya dalam transaksi sehari-hari.

Mahasiswa UNDIP menjelaskan bahwa pelaku UMKM bisa mendaftar QRIS melalui berbagai bank dan aplikasi dompet digital seperti OVO, GoPay, DANA, ShopeePay, hingga LinkAja. Proses pendaftaran pun cukup mudah dan cepat, tanpa biaya tambahan.

Selain itu, mahasiswa juga memberikan simulasi transaksi digital menggunakan QRIS. Para pelaku UMKM diajak untuk mencoba langsung cara memindai kode QR, memasukkan nominal pembayaran, dan melihat bagaimana transaksi otomatis tercatat di sistem.

Salah satu pemilik warung sembako, Ibu Rini, mengungkapkan rasa ketertarikannya terhadap penggunaan QRIS setelah mengikuti penyuluhan ini.

Mahasiswa KKN juga menegaskan bahwa QRIS tidak hanya bisa digunakan oleh pelanggan yang memiliki aplikasi perbankan, tetapi juga oleh mereka yang menggunakan dompet digital. Ini memudahkan semua orang untuk bertransaksi tanpa harus memiliki rekening bank.


Harapan ke Depan: UMKM Desa Basin Lebih Digital dan Efisien
Mahasiswa KKN UNDIP berharap semakin banyak pelaku UMKM di Desa Basin yang berani beralih ke sistem pembayaran digital. Dengan menggunakan QRIS, para pelaku usaha dapat lebih mudah mengelola transaksi, meningkatkan keamanan keuangan, dan membuat usaha mereka lebih modern dan kompetitif.

Jika lebih banyak pelaku UMKM yang mengadopsi metode pembayaran digital ini, maka ekonomi desa bisa berkembang lebih cepat. Selain itu, pencatatan keuangan yang lebih rapi juga bisa membantu pelaku usaha dalam mengajukan pinjaman atau mengembangkan bisnis mereka di masa depan.

Mahasiswa juga berharap bahwa penggunaan QRIS dapat menjadi langkah awal bagi pelaku UMKM untuk lebih melek digital dan terbiasa menggunakan teknologi dalam mengelola bisnis mereka. Semakin banyak UMKM yang beradaptasi dengan sistem pembayaran digital, maka semakin berkembang pula perekonomian desa dengan sistem yang lebih transparan dan efisien.



Penulis: Muhammad Ryanda Daniswara (Fakultas Ekonomika dan Bisnis, S1 Akuntansi, Universitas Diponegoro)
Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Suroto, M.Pd
Lokasi: Klaten, Kebonarum, Desa Basin
Editor: Achmad Munandar
Mahasiswa KKN TIM 1 2025 Universitas Diponegoro Berikan Edukasi IoT (Internet Of Things) kepada Pemuda di Desa Basin

Mahasiswa KKN TIM 1 2025 Universitas Diponegoro Berikan Edukasi IoT (Internet Of Things) kepada Pemuda di Desa Basin



wirausahanesia.com - Basin, 19 Januari 2025 – Di era digital yang semakin berkembang pesat, pemahaman akan teknologi menjadi hal yang sangat penting. Menyadari hal ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM 1 2025 Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan program monodisiplin dengan memberikan edukasi serta pengenalan Internet of Things (IoT) kepada masyarakat Desa Basin. Kegiatan ini secara khusus ditujukan kepada pemuda Karang Taruna Desa Basin dan dilaksanakan di Kantor Desa Basin dengan antusiasme tinggi dari peserta.

Program ini merupakan inisiatif mahasiswa dari Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat desa dalam menghadapi era digitalisasi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, pemuda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki wawasan yang lebih luas mengenai inovasi teknologi, termasuk IoT yang kini banyak diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan.


Mengenalkan IoT sebagai Teknologi Masa Depan
Selama sesi edukasi, mahasiswa KKN menjelaskan secara komprehensif mengenai konsep dasar IoT, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta manfaat yang bisa diperoleh dari teknologi ini. IoT memungkinkan perangkat elektronik untuk saling terhubung melalui jaringan internet, sehingga dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai aktivitas.

Tidak hanya memberikan materi secara teoritis, mahasiswa KKN juga menghadirkan contoh nyata dari produk-produk berbasis IoT. Beberapa perangkat seperti smart lamp yang dapat dikendalikan melalui smartphone, sistem monitoring suhu ruangan otomatis, serta sensor kelembaban tanah untuk pertanian cerdas diperkenalkan langsung kepada peserta. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih terbiasa dengan inovasi teknologi yang berkembang saat ini dan dapat mengadaptasinya dalam kehidupan sehari-hari.


Pendekatan Interaktif dengan Komunikasi Dua Arah
Agar edukasi lebih efektif, mahasiswa KKN menerapkan metode komunikasi dua arah, di mana peserta tidak hanya menerima materi tetapi juga aktif berdiskusi serta mencoba memahami cara kerja perangkat berbasis IoT. Antusiasme terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh pemuda Karang Taruna, terutama terkait bagaimana teknologi ini bisa diterapkan dalam kegiatan usaha, pertanian, maupun kehidupan sehari-hari di desa.

Salah satu peserta, Zaid (25), menyampaikan bahwa materi yang diberikan sangat membuka wawasan bagi mereka. “Awalnya saya hanya tahu IoT dari berita atau media sosial, tapi setelah sesi ini, saya jadi lebih paham bagaimana cara kerjanya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya bahkan tertarik untuk mencoba membuat sistem otomatisasi sederhana di rumah,” ujarnya.


Respon Positif dan Harapan ke Depan
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari perangkat desa serta pemuda Karang Taruna. Kepala Desa Basin, mengungkapkan rasa terima kasih kepada mahasiswa KKN Undip yang telah memberikan ilmu berharga kepada warganya. “Ini adalah langkah yang sangat baik dalam mempersiapkan pemuda desa menghadapi perkembangan zaman. Kami berharap edukasi seperti ini bisa terus dilakukan agar masyarakat semakin terbuka terhadap inovasi teknologi,” katanya.

Diharapkan, dengan adanya edukasi ini, masyarakat Desa Basin dapat lebih terbuka terhadap perkembangan teknologi dan mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Mahasiswa KKN TIM 1 2025 Universitas Diponegoro berharap bahwa program ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk turut memperkenalkan teknologi kepada generasi muda.


Kontribusi Mahasiswa dalam Membangun Desa Berbasis Teknologi
Sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa KKN Undip tidak hanya berhenti pada edukasi tetapi juga mendorong diskusi tentang kemungkinan penerapan teknologi di Desa Basin. Mereka juga memberikan rekomendasi bagaimana desa bisa mulai beradaptasi dengan solusi teknologi yang sederhana namun berdampak besar, misalnya dengan memanfaatkan sistem sensor otomatis untuk pertanian atau smart lighting untuk menghemat energi listrik.

Dengan adanya program ini, mahasiswa berharap pemuda Desa Basin tidak hanya menjadi pengguna teknologi tetapi juga mampu berinovasi dan menciptakan solusi berbasis IoT yang bermanfaat bagi komunitas mereka. Ke depan, diharapkan semakin banyak program edukasi teknologi serupa yang dapat meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi era digital yang semakin maju.

Program ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa KKN TIM 1 2025 Universitas Diponegoro dalam membangun desa yang lebih cerdas dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan semangat berbagi ilmu dan teknologi, mahasiswa Undip terus menunjukkan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya untuk individu, tetapi juga untuk kemajuan bersama.


Penulis: Hari Agung Hazma Hizrian (S1 Teknik Mesin – FT)
Dosen Pembimbing : Suroto
Lokasi : Desa Basin, kecamatan Kebonarum, kabupaten Klaten
Editor: Achmad Munandar
Deteksi Dini Anemia: Mahasiswa KKN UNDIP Adakan Pemeriksaan Kesehatan dan Konseling Gizi bagi Remaja Putri di Desa Basin

Deteksi Dini Anemia: Mahasiswa KKN UNDIP Adakan Pemeriksaan Kesehatan dan Konseling Gizi bagi Remaja Putri di Desa Basin



wirausahanesia.com - Klaten, 26 Januari 2025 – Dalam upaya mencegah anemia yang menjadi salah satu faktor risiko stunting, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM 1 Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2025 telah melaksanakan program kerja monodisiplin berupa pemeriksaan kesehatan dan konseling gizi kepada remaja putri di Dusun Nglarang, Desa Basin. Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo Dusun Nglarang dan mendapat antusiasme tinggi dari para remaja putri yang hadir.

Desa Basin diketahui memiliki angka kejadian stunting yang cukup tinggi. Salah satu penyebab utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka stunting adalah anemia pada remaja putri. Anemia dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta berisiko berlanjut hingga masa kehamilan. Jika seorang ibu mengalami anemia saat hamil, maka risiko gangguan pertumbuhan janin meningkat, sehingga bayi yang lahir berpotensi mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) dan berisiko mengalami stunting di kemudian hari.

Remaja merupakan kelompok usia yang sangat potensial dalam upaya pencegahan stunting sejak dini. Mereka tidak hanya menjadi generasi penerus yang lebih sehat, tetapi juga akan menjadi calon ibu di masa depan. Oleh karena itu, edukasi mengenai pentingnya pencegahan anemia menjadi salah satu langkah strategis dalam mengurangi angka stunting.

Kegiatan ini diawali dengan metode pemeriksaan kesehatan dan konseling gizi. Pemeriksaan kesehatan mencakup pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), tekanan darah, lingkar lengan atas (LILA), serta kadar hemoglobin (Hb). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi dini risiko anemia dan memberikan saran yang tepat bagi peserta yang terindikasi mengalami kekurangan zat besi.

Setelah pemeriksaan kesehatan, mahasiswa KKN memberikan konseling gizi yang berfokus pada pencegahan anemia melalui pola makan yang sehat dan seimbang. Para remaja diberikan edukasi mengenai pentingnya konsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah, hati ayam, sayuran hijau, serta makanan sumber vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi. Selain itu, mahasiswa juga mengingatkan pentingnya mengurangi konsumsi teh dan kopi setelah makan, karena dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Remaja putri juga disarankan untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah darah guna menjaga kadar hemoglobin. 




Mahasiswa KKN UNDIP menerapkan metode diskusi interaktif untuk meningkatkan pemahaman para peserta. Para remaja putri diberikan kesempatan untuk bertanya dan berbagi pengalaman terkait pola makan dan kesehatan mereka sehari-hari. Dengan pendekatan ini, diharapkan para remaja lebih memahami pentingnya pencegahan anemia dan mulai menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian mereka.

Selain itu, dalam sesi edukasi juga ditekankan bahwa pencegahan anemia bukan hanya untuk kesehatan mereka saat ini, tetapi juga untuk masa depan mereka sebagai calon ibu. Dengan memiliki status gizi yang baik sejak remaja, risiko anemia saat hamil dapat diminimalkan, sehingga turut berkontribusi dalam pencegahan stunting pada generasi mendatang.

Program pemeriksaan kesehatan dan konseling gizi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran remaja putri mengenai pentingnya mencegah anemia sejak dini. Mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP berharap program ini tidak hanya dilakukan sekali, tetapi dapat menjadi awal bagi kegiatan serupa yang berkelanjutan. Dengan demikian, angka anemia pada remaja dapat ditekan, yang pada akhirnya akan membantu mengurangi angka stunting di Desa Basin dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.



Penulis: Sariani Sinta Deo Sinaga – Mahasiswa S1 Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Suroto, M.Pd
Lokasi: Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten
Editor: Achmad Munandar