Mahasiswa KKN UNDIP Edukasi Cara Mengelola Keuangan UMKM Brebes

Mahasiswa KKN UNDIP Edukasi Cara Mengelola Keuangan UMKM Brebes

 


wirausahanesia.comRandusanga Kulon, Brebes (27/01/23) – Apa itu UMKM? UMKM singkatan dari (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. 

Usaha mikro sendiri pasti memiliki pemasukan dan pengeluaran yang banyak dan kerap sekali dilakukan. Dengan begitu, sangat diperlukan perapian transaksi dengan membuat pembukuan. Pertama-tama kita mendengarkan pembukuan pasti terbayang seperti momok yang sangat menakutkan. Sekarang sudah era globalisasi dan modern, seiring berkembangnya jaman, kini mulai menggunakan gawai semua. Membuat pembukuan hanya dengan jari. 

Perkenalkan aplikasi “Buku Kas” yang bisa dicari di google play atau Appstore. Apa itu aplikasi Buku Kas? Buku Kas merupakan aplikasi keuangan usaha gratis yang dipercaya dan digunakan oleh lebih dari 5 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang tersebar di 750 kota di seluruh Indonesia.


Penggunaan aplikasi buku kas ini pasti akan sangat membantu dan mempermudah pengusaha UMKM untuk mengatur siklus keuangannya. Kegiatan ini merupakan bentuk dari realisasi salah satu program kerja mono disiplin Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Kota Brebes yang disampaikan oleh Josephine Sudirjo jurusan D4 Akuntansi Perpajakan selaku mahasiswa KKN Tim I 2022/2023 Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP)
 
Tujuan dari penggunaan aplikasi ini adalah untuk mempermudah UMKM memantau performa bisnis, mencatat transaksi dan rekap otomatis, dan dari aplikasi ini kita dapat melihat langsung keuntungan dari setiap penjualan kita. Kegiatan sosilalisasi penggunaan aplikasi Buku Kas ini ditujukan untuk pelaku UMKM di Desa Randusanga Kulon. 

Acara berlangsung cukup kondisif terlihat dari antusias peserta sosialisasi yang langsung mendownload dan mencoba aplikasi tersebut. Diharapkan dari sosialisasi yang telah diselenggarakan ini akan mempermudah pelaku UMKM untuk mengetahui keuntungan mereka.
 
Hindari Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja, Mahasiswa KKN Undip Ajak Pelaku UMKM di Desa Gombong Terapkan K3

Hindari Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja, Mahasiswa KKN Undip Ajak Pelaku UMKM di Desa Gombong Terapkan K3

 


wirausahanesia.comUsaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang sering disingkat sebagai UMKM adalah salah satu tonggak yang menggerakkan perekonomian suatu wilayah. Di Desa Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah terdapat sejumlah UMKM berupa usaha rumahan yang dijalankan oleh beberapa warga, seperti pembuatan opak, keripik talas, keripik pisang, budidaya jamur tiram, dan lainnya. 

Dalam pelaksanaan kegiatan UMKM, khususnya pada usaha rumahan yang masih beroperasi dalam skala kecil, pelaku usaha biasanya masih mengesampingkan penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam proses kerjanya. Perlu diketahui, K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. 

Pada dasarnya, UMKM memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menyediakan peluang kerja, dan menciptakan pasar yang seimbang. Namun, meski peran UMKM bagi perekonomian wilayah sangat besar, UMKM masih menghadapi beragam tantangan. Salah satu di antaranya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas, sekaligus meningkatkan K3 di tempat kerja.

Menimbang hal tersebut, mahasiswa KKN Tim 1 Undip Tahun 2023 melakukan sharing session kepada para pelaku usaha rumahan yang ada di Desa Gombong terkait pentingnya penerapan K3. Selain itu, untuk memudahkan para pelaku usaha rumahan memahami K3, diberikan beberapa contoh penerapan K3 secara sederhana serta upaya pengendalian K3 yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. 




Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Gombong pada hari Selasa, 31 Januari 2023 ini bertujuan untuk mengajak para pelaku usaha rumahan di Desa Gombong agar dapat menerapkan K3 dalam proses kerja yang mereka lakukan setiap harinya. Hingga akhir sesi, kegiatan ini mendapat antusias dari para pelaku usaha rumahan di Desa Gombong. 

Kania Vita Hapsari, mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro berharap bahwa dengan diadakannya sharing session ini, para pelaku usaha rumahan di Desa Gombong dapat merasakan suasana kerja yang aman dan nyaman, menjaga dan meningkatkan kesehatan dirinya, serta terhindar dari risiko terjadinya cedera, luka, kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Mahasiswa KKN Undip Bantu Masyarakat Maksimalkan Smartphone untuk Tingkatkan Popularitas Produk Opak

Mahasiswa KKN Undip Bantu Masyarakat Maksimalkan Smartphone untuk Tingkatkan Popularitas Produk Opak

 


wirausahanesia.comSmartphone merupakan sebuah alat elektronik yang selalu digunakan oleh banyak orang, terutama pada era modernisasi. Beberapa fitur yang dapat digunakan oleh pengguna mulai dari komunikasi pribadi, transaksi bisnis, hingga operasi perbankan mendukung dalam kemudahan hidup sehari-hari. 

Penggunaan smartphone juga dinilai lebih praktis dan fleksibel dalam peningkatan informasi serta produktivitas bisnis atau usaha dengan teknologi yang canggih. Teknologi yang tersedia pada perangkat tersebut dapat menjadi solusi bagi para produsen untuk mengembangkan pemasaran produk serta meningkatkan profit dalam usahanya.

Desa Gemuh memiliki berbagai produk unggulan yang berpotensi dalam meningkatkan dan mensejahterakan perekonomian penduduk. Salah satu UMKM atau rumah produksi yang sudah ada sejak lama adalah opak yang diproduksi oleh Bapak dan Ibu Misdi. 


Namun, usaha opak ini masih berupa usaha tradisional yang menggunakan sistem pemasaran manual dari mulut ke mulut dan belum ada branding produk yang lebih luas. Dalam era globalisasi saat ini, penggunaan smartphone perliu dimanfaatkan agar membuat produk yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan lebih dikenal masyarakat luas. 

Salah satu Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Program Studi S1 Antropologi Sosial, Maulana Krisna Yudanto (21) menciptakan suatu inovasi program yang bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan smartphone sebagai alat untuk branding produk pengolahan hasil opak melalui sosial media. Oleh karena itu,  penguasaan smartphone yang baik oleh pelaku usaha bisnis diperlukan agar dapat meningkatkan branding produk usaha yang dimiliki. 

Program ini memfokuskan pada penggunaan smartphone dalam mendapatkan angle foto yang tepat agar hasil foto produk menjadi bagus beserta penggunaan aplikasi edit foto dan video. Selain itu, penggunaan sosial media juga perlu disosialisasikan dengan benar dalam upaya menyebarluaskan produk opak di pasaran. 

Kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2023 lalu dan berjalan dengan lancar melalui sosialisasi yang melibatkan kerja sama dengan pelaku usaha opak tersebut. Program ini diharapkan dapat menambah wawasan pelaku usaha di Desa Gemuh, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah untuk menggunakan smartphone dan dapat bersaing dalam perkembangan dunia bisnis.


Mahasiswa KKN Undip Kenalkan Japanese Street Food pada Pelaku UMKM di Desa Sidakaton sebagai Peluang Usaha Menjanjikan

Mahasiswa KKN Undip Kenalkan Japanese Street Food pada Pelaku UMKM di Desa Sidakaton sebagai Peluang Usaha Menjanjikan

 


wirausahanesia.comTegal (08/02/2023), kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Tim 1 Universitas Diponegoro dilaksanakan di beberapa desa di Kabupaten Tegal.

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro diwajibkan untuk melaksanakan program yang memiliki peranan penting bagi masyarakat di tingkat desa sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat. 

Salah satunya ialah Baso Alief (22) yang merupakan mahasiswa dari jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang angkatan 2019, yang melalui program kerjanya, memperkenalkan Japanese Street Food sebagai sebuah peluang usaha kepada para pelaku UMKM di Desa Sidakaton.

Program tersebut bersinergi dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Desa Sidakaton dalam rangka meningkatkan perekonomian desa yang terbilang lemah, mengingat Desa Sidakaton merupakan desa yang terkenal sepi karena mayoritas warganya merantau untuk membuka usaha warteg di luar daerah. 


Hal tersebut tentunya merupakan sebuah tantangan bagi mahasiswa dan juga pemerintah desa. Untuk itu, perlu dilakukan sebuah upaya yang sekiranya dapat memberikan daya tarik lebih bagi Desa Sidakaton agar dapat menarik pengunjung dari luar desa untuk membantu menggerakkan dan memutar perekonomian di Desa Sidakaton.

Japanese Street Food sebagai sebuah peluang usaha, diperkenalkan kepada pelaku UMKM di Desa Sidakaton sebagai salah satu upaya untuk menarik pengunjung dari luar desa, walau pada kenyataannya tidaklah semudah itu. 

Seperti yang telah diketahui bersama, Japanese street food bukanlah hal yang baru di pasar Indonesia. Saat ini sudah banyak sekali pelaku usaha yang masuk ke dalam ranah Japanese street food. Namun sayangnya, hal-hal yang sebenarnya penting seperti keauntentikan bahan dan tampilan dari Japanese street food tidak terlalu ditaati oleh kebanyakan pelaku usaha untuk menekan biaya produksi dan menekan harga jual.

Untuk itu, program pengenalan Japanese street food kepada pelaku UMKM di Desa Sidakaton dilakukan dengan menekankan keauntentikan dari Japanese street food itu sendiri. Program dilaksanakan dengan mendatangi beberapa pelaku UMKM yang ada di Desa Sidakaton, kemudian luaran program berupa leaflet yang memuat konten informasi seperti penjelasan singkat, rahasia keauntentikan, resep, harga jual, serta pasar jual dari Japanese street food didistribusikan kepada para pelaku UMKM

Konten informasi dalam leaflet tersebut dijelaskan kepada para pelaku UMKM secara langsung dan komunikatif. Tak hanya itu dalam leaflet tersebut, juga dicantumkam nomor kontak mahasiswa KKN bersangkutan, agar para pelaku UMKM dapat berkonsultasi lebih lanjut.

Diharapkan bahwa dengan program yang telah dilakukan dan dengan leaflet yang telah didistrubusikan tersebut dapat dijadikan panduan bagi pelaku UMKM  di Desa Sidakaton untuk mengembangkan usaha mereka ke ranah Japanese street food, yang pada akhirnya tak hanya sebagai peluang usaha yang dapat mendatangkan keuntungan, juga dapat membantu memberikan daya tarik lebih bagi Desa Sidakaton agar dapat menarik pengunjung dari luar desa untuk membantu menggerakkan dan memutar perekonomian di Desa Sidakaton.

Mahasiswa KKN Undip Sosialisasi Pembuatan Cash Flow untuk UMKM Batang

Mahasiswa KKN Undip Sosialisasi Pembuatan Cash Flow untuk UMKM Batang

 


wirausahanesia.comBatang, 01 Februari 2023 Telah diselenggarakan acara Sosialisasi UMKM Tangguh yang berjalan secara lancar. Di hadiri kurang lebih 30 usaha UMKM yang ada di desa Gombong yang terbagi atas 3 dusun yaitu Krajan, Munggangsari, dan Silombang. Opak, Emping, Rengginang, Toko merupakan usaha unggulan di sektor perdagangan yang ada di desa Gombong yang waktu itu menyempatkan waktunya untuk datang ke acara tersebut. 

Tujuan sebagian besar usaha UMKM yaitu mendapatkan keuntungan sebesar besarnya dan meminimalkan beban yang terpakai. Saat ini banyak sekali UMKM yang kurang memperhatikan pembukuan sederhana dalam mencatat transaksi yang berlangsung. Padahal pencatatan keuangan memiliki manfaat agar bisa menelusuri beresarnya keuntungan atau kerugian yang selama ini terjadi di suatu usaha. 

Aplikasi Buku Kas merupakan aplikasi yang ada di google play store dapat membantu proses pembukuan sederhana berbasis Cash Flow yang dapat memantau dalam stock barang sampai hutang piutang. Sosialisasi ini disampaikan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro yaitu M. 

Firdaus Aninzia Ulhaq dari Mahasiswa KKN Undip jurusan Akuntansi Perpajakan. Selama acara berlangsung dipaparkan bagaimana cara penggunakan aplikasi BUKU KAS ini dan apasaja kegunaannya. Di akhir acara diarahkan kepada seluruh UMKM untuk lebih peduli terhadap pembukun keuangan dengan cara mengunduh aplikasi Buku Kas ini. 



Mahasiswa KKN Undip Ajarkan Pentingnya Pembukuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Bagi UMKM Desa Gombong

Mahasiswa KKN Undip Ajarkan Pentingnya Pembukuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Bagi UMKM Desa Gombong

 


wirausahanesia.comBatang (31/01/2023),UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pada dasarnya, UMKM adalah arti usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok, badan usaha kecil, maupun rumah tangga. 

Indonesia sebagai negara berkembang menjadikan UMKM sebagai pondasi utama sektor perekonomian masyarakat, hal ini dilakukan untuk mendorong kemampuan kemandirian dalam berkembang pada masyarakat khususnya dalam sektor ekonomi di desa Gombong.

Dimana usaha di desa gombong ini skala yg mana terdiri dari usaha Opak, Kripik, Rengginang, Jamur,dan Baso. Kondisi UMKM Desa Gombong ini sangat menarik untuk dikembangkan melalui data keuangan, sehingga bisa mendapatkan hasil yang baik dan mendapatkan keuntungan yang lebih optimal. 

Pada kesempatan itu, para mahasiswa membantu Masyarakat/Pengusaha Lokal di Desa Gombong untuk mengelola produk UMKM agar produk tersebut lebih maju dan berjalan dengan lancar. Dengan adanya kekurangan dari usaha-usaha di desa ini, mahasiswa KKN Undip  mengadakan sosialisasi.


Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih masyarakat mengelola produk UMKM sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan data perolehan keuangan dan keuntungan dimasa yang akan datang. Dengan yang materi yang disampaikan oleh Anatesa Tilova pentingnya Pembukuan Keuangan Bagi Usaha Mikro,Kecil dan Menengah.
Mahasiswa KKN UNDIP Memanfaatkan Digital Marketing Bantu UMKM Desa Kupu

Mahasiswa KKN UNDIP Memanfaatkan Digital Marketing Bantu UMKM Desa Kupu

 


wirausahanesia.com - Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP 2022/2023 Desa Kupu Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, melaksanakan program kerja pelatihan dan pemberdayaan UMKM di Desa Kupu. Mereka memanfaatkan keterampilan digital marketing melalui media sosial untuk membantu para pelaku UMKM agar menjangkau pasar yang lebih luas. 

Rabu, 1 Februari 2023, mahasiswa KKN Undip mengunjungi pelaku UMKM katering di Desa Kupu. Kunjungan tersebut dilakukan guna memulai langkah awal untuk menjalin hubungan kerja sama antara mahasiswa KKN UNDIP dengan pelaku UMKM.

“Iya, jadi kami sudah melakukan survey ke lokasi UMKM untuk mengenalkan diri dan meyampaikan rencana program kerja yang akan kami laksanakan”, ucap Bagus selaku koordinator desa KKN UNDIP Desa Kupu.

Survei yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN UNDIP disambut dengan baik oleh Ibu (NAMA PEMILIK UMKM) pelaku pemilik UMKM katering Dapur Mamanda. Ia tertarik dengan rencana program kerja yang akan dilakukan oleh mahasiswa KKN UNDIP.


Ibu (NAMA PEMILIK UMKM) mengatakan, “Saya senang mahasiswa KKN UNDIP bermaksud untuk membantu Dapur Mamanda dalam pengembangan bisnis kami.”

Progam kerja yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa KKN UNDIP di tempat UMKM yaitu memperluas jangkauan pemasaran produk katering Dapur Mamanda dengan cara memberdayakan media sosial pelaku UMKM.

Mahasiswa KKN UNDIP juga berencana membuatkan banner agar memudahkan calon pelanggan menemukan titik lokasi Dapur Mamanda.

“Jadi rencana progam kerja kami akan membuatkan banner Dapur Mamanda dan kami akan membuatkan template posting dan story yang ada di Instagram”, ucap Annisa, mahasiswa KKN UNDIP Desa Kupu. 

Dengan adanya rencana program kerja itu, pelaku UMKM bisa mengunggah produk kateringnya di sosial media Dapur Mamanda menggunakan template yang menarik. 
Template yang dibuat oleh mahasiswa KKN UNDIP tersebut guna menarik perhatian pelanggan yang melihat media sosial Dapur Mamanda. 

Progam Kerja dilaksanakan dengan proses editing gambar untuk kebutuhan banner, yaitu dengan membuat banner Dapur Mamanda yang di dalamnya meliputi foto produk, logo, akun media sosial, dan lain-lain.

“Kami di sini membuat banner dan template Dapur Mamanda sebaik mungkin supaya terlihat menarik dipandang oleh calon pelanggan Dapur Mamanda. Dengan adanya banner dan template Dapur Mamanda yang menarik, semoga usaha kateringnya dikenal oleh pasar yang lebih luas”, ucap Fiqoh mahasiswa KKN UNDIP Desa Kupu.
Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Memberikan Tips Pengembangan Bisnis Umkm Fashion di Desa Gumalar

Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Memberikan Tips Pengembangan Bisnis Umkm Fashion di Desa Gumalar

 


wirausahanesia.com - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro 2023 melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Gumalar, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal.

Mahasiswa KKN Tim 1 Undip 2023 menjalankan kegiatan KKN dengan memberikan tips dalam mengembangkan kegiatan usaha kepada UMKM yang terdapat di Desa Gumalar. Kegiatan pemaparan tersebut dilaksanakan pada Sabtu (28/01/23) yang disampaikan kepada 3 pemilik toko.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang biasa dikenal UMKM dapat ditemui di berbagai daerah khusunya di sepanjang jalan di Desa Gumalar sering dapat kita jumpai, mulai dari berbagai macam bidang dan sektor. 

Usaha Fashion yang bergerak dalam jual beli pakaian akan banyak ditemui di sekitar Balai Deda Gumalar yang menandakan minat warga sekitas akan pakaian cukup tinggi. Oleh karena itu kami mahasiswa KKN UNDIP TIM 1 melakukan kajian lebih dalam mengenai dalam keberjalanan usaha fashion di Desa Gumalar.

Pada acara kunjungan ke setiap UMKM kami melakukann pendekatan secara dua arah dengan wawancara mengenai kendala, segmen pasar yang dituju, dan juga transaksi yang diguanakan. “Saat ini bisnis sudah menggunakan online yang dipasarkan lewat internet, untuk kami sendiri masih terbatas di facebook dan whatsapp pembayaran juga masih tunai. Ingin masuk ke marketplace namun masih belum terlalu paham.” Ujar Pak Husein salah satu owner UMKM Fashion.


Dengan adanya informasi tersebut maka dilakukan bimbingan dengan memberikan pemaparan referensi pengoperasian aplikasi belanja online untuk penjual agar menarik lebih banyak pembeli dengan sasaran yang beragam. Pelaksanakan program dilakukan paparan materi memalui poster yang berisi tentang 4 Tips pengembangan bisnis UMKM. Pelaku UMKM berharap dengan adanya bimbingan ini menjadikan mereka mau untuk bertindak produktif dalam mengembangkan bisnis yang dijalankan.

Kegiatan pemaparan materi kepada UMKM ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pelaksanaan KKN mahasiswa Undip di Kabupaten Tegal yang dilaksanakan sejak tanggal 3 Januari hingga 16 Februari.
Kisah Saya 2.5 Bulan Jualan Pulsa dan Kuota di Desa

Kisah Saya 2.5 Bulan Jualan Pulsa dan Kuota di Desa

 


wirausahanesia.com - Selama dua setengah bulan ini saya fokus pada usaha konter pulsa di rumah. Selain pulsa biasa juga menyediakan voucher kuota, token PLN, top up game dan top dompet digital.

Selain layanan di atas, saya juga menjual aneka aksesroris handphone dari earphone, headset, kabel data, charger, hand grib, lanyard, speaker bluetooth hingga injector kartu gms.

Barang-barang ini saya beli di toko online, beberapa merk tidal terkenal produk china yang murah harganya. Sebagian lagi yang kualitas bagus seperti Foome dan Zagbox. 

Cara tersebut untuk menggaet para pembeli tetangga di desa yang secara budget tidak terlalu besar. 

Agar tak hanya konter pulsa, data dan aksesoris saya juga menambahkan produk alat tulis sekolah dengan harapan dapat pembeli dari pelajar dan anak sekolah.

Beberapa saya beli dari toko di pasar, selebihnya saya cari di e-comerce. Produknya berupa buku tulis, buku gambar, pensil, bolpen, penghapus, penggaris dll.

Ada pula produk lampu led dari yang 5 watt, 10 watt, 20 watt serta led emergency yang kalau mati lampu bisa hidup sendiri.

Selama dua setengah bulan prospeknya mulai nampak, dalam sehari paling tidak ada 5 hingga 20 transaksi. Tapi karena produk seperti pulsa dan kuota marginya kecil hasilnya juga belum banyak.

Dalam sebulan setidaknya ada omset Rp 5.000.000 hingga Rp 7.500.000 dengan margin keuntungan sekitar 10 hingga 15 persen.

Beruntung untuk tempat usaha adalah rumah sendiri jadi tidak terbebani oleh harga sewa dan dijaga sendiri sehingga tak perlu mengeluarkan anggaran untuk karyawan.

Demikian sobat wirausahanesia cerita saya yang buka usaha konter pulsa dan paket data selama dua setengah bulan di desa, semoga bermanfaat.

Apakah masih prospek di saat wifi mulai masuk desa? Menurut saya masih asal telaten saja.

Tips untuk belanja voucher kuota internet cobalah beli di kecamatan atau kebupaten tempat tingggalmu.

Biasanya konter besar membuka program grosir, dengan beli dalam jumlah tertentu bakal dapat potongan harga. Tambahkan saja 10 hingga 20 persen margin untuk menjualnya.

Memang kecil selosoh keuntungannya, maka kuncinya ada di kuantitas transasksi harian.

Sekarang juga bisa ditambah dengan jasa payment gateway seperti agen BRI Link untuk transfer dan ambil uang.

Semoga bermanfaat.


Penulis
Allia 
Cerita Saya Jualan Lato-lato dan Keuntungannya

Cerita Saya Jualan Lato-lato dan Keuntungannya

 


Wirausahanesia.com - Tahun 2022 ditutup dengan viralnya mainan jadul bernama Lato-lato, beberapa masyakarat menyebutnya sebagai Tek-tek karena suara yang dihasilkan.

Mainan ini berbentuk bola plastik penuh dengan diameter sekitar 4 cm, diikat oleh seutas tali sepanjang 30 cm dan ada pegangan semacam cincin berbahan plastik.

Cara memainkanya dengan mengayun dan menghempaskan bola-bola plastik sehingga bertabrakan satu sama lain.

Dimulai dengan sudut 15 hingga 30 derajat dan goalnya adalah tubrukan 180 derajat, lamanya bola-bola bertabrakan jadi indikator seseorang disebut mahir atau belum dalam bermain lato-lato.

Melihat peluang ini, saya yang kebetulan punya konter pulsa dan menjual atk mencoba peruntungan dengan membeli Lato-lato untuk dijual kembali.

Saya coba mencari penjual di tokopedia hingga beberapa pilihan, ada yang menjual Rp 4.300 namun harus membeki dalam jumlah ratusan tapi ada pula yang bisa satuan dengan harga  Rp 5.500 untuk warna gelap dan sekitar Rp 8.000 untuk warna cerah.

Di daerah saya sendiri harga Lato-lato bervariasi, beberapa toko kelontong menjual Rp 8.000 per pcs untuk warna cerah karena mungkin dapat barang dari suplier mainan, beberapa lagi menjual dengan harga Rp 10.000 perpcs karena di tempat keramaian misalnya di taman hiburan.

Pilihan saya jatuh pada Lato-lato seharga Rp 5.500 per pcs dan memutuskan menjual Rp 7.000 per pcs lebih murah dari yang lain karena kualitas dan sadar sebenarnya sudah agak ketinggalan moment mengingat mayoritas anam-anak di daerah saya sudah punya Lato-lato.

Hingga tulisan ini saya posting, sudah ada 3 Lato-lato yang terjual dengan margin Rp 1.500 per pcs maka sudah untung Rp 4.500 per pcs.

Video seorang pembeli memainkan Lato-lato



Mungkin akan butuh waktu lama untuk menghabiskan stok Lato-lato tapi gak apa-apa setidaknya tersedia di toko saya. Ketika pembeli datang untuk membeli pulsa atau voucher kuota data bisa melihat Lato-lato atau sebaliknya sehingga semacam produk penarik perhatian.

Demikian tadi sobat Wirausahanesia cerita saya menjual Lato-lato yang sedang viral, kunci menjual produk yang sedang trend adalah cepat mengambil kesempatan selagi masih hangat-hangatnya sehingga dapat hypenya.

Semoga bermanfaat sampai jumpa.